Limbah Musiman Sludge Oil Hantui Pantai Trikora di Bintan, Kepri

Konten Media Partner
16 Januari 2020 8:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Limbah sludge oil di Pantai Lagoi, Bintan. (Foto: Dok. Batamnews)
zoom-in-whitePerbesar
Limbah sludge oil di Pantai Lagoi, Bintan. (Foto: Dok. Batamnews)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bintan - Limbah minyak hitam (sludge oil/ tar) yang kerap mengotori Pantai Trikora, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, membuat pengusaha pariwisata resah. Seperti yang dirasakan Marck Van Loo, pengelola Mutiara Beach Resort Bintan.
ADVERTISEMENT
"Limbah yang cair berwarna hitam dan berminyak itu telah kotori Pantai Teluk dalam Trikora," ujar Marck, Rabu (15/1/2020).
Para pengelola pariwisata resah. Apalagi limbah tersebut semakin meluas mengotori seluruh pantai di wilayah timur Kabupaten Bintan.
Kondisi pantai semakin parah dan menyedihkan. Karena nyaris menutupi seluruh pasir putih di pantai resort ini.
"Semakin parah dan menyedihkan. Jika begini terus bisa merugi karena dampaknya bisa kepada kunjungan wisatawan," jelasnya.
Marck berharap ada penanganan serius dari pemerintah pusat. Apalagi yang diserang limbah merupakan wilayah pariwisata.
"Sekarang kami hanya mampu membersihkan dengan cara konvesional seperti biasa agar pantai dapat dipergunakan untuk aktivitas wisatawan," katanya.
Warga Pantai Trikora, Josep, juga mengaku sudah beberapa pekan ini limbah minyak hitam menyerang pantai dari Kawasan Desa Tanjung Berakit sampai ke Desa Malang Rapat.
ADVERTISEMENT
"Limbah yang mencemari pantai ini tidak tanggung-tanggung. Dulunya hanya ampas limbah sekarang pakai karung limbahnya," sebutnya.
Ia menambahkan jika limbah minyak hitam ini ditemukan paling banyak Senin (13/1/2020). Untuk di Pantai Kawasan Berakit, informasinya ada puluhan karung berisikan limbah.
Lalu di Pantai Trikora, tepatnya di salah satu penginapan dan Pelabuhan Dakomas, ditemukan belasan karung berisi limbah.
"Sudah parah sekarang kondisi pantai kita, tapi mengapa pemerintah tidak mampu tangani masalah ini. Di mana mereka?" katanya.
Tidak hanya pengusaha saja yang mengeluhkan datangnya limbah ini. Warga pun terganggu dengan limbah yang kotor dan berbau menyengat.
“Ya kami warga kalau ke pantai pasti kena tar/sludge oil. Kalau kena kaki susah dibersihkan, kena baju susah hilang. Akhirnya banyak orang-orang tak mau lagi mandi di laut karena limbah ini,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Baca berita lainnya di Batamnews.co.id
Berita ini pertama kali terbit di