3 Penyebab Keuangan Berantakan Usai Lebaran

Bareyn Mochaddin
Perencana Keuangan Independen - Pembicara Publik - Senior Financial Advisor at AAM and Associates
Konten dari Pengguna
28 Mei 2019 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bareyn Mochaddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bareyn Mochaddin. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bareyn Mochaddin. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keuangan yang tidak karuan biasanya menjadi keluhan orang-orang setelah selesai masa lebaran, apakah kamu pernah merasakan hal yang sama? Padahal, Tunjangan Hari Raya (THR) sudah diterima, tapi kenapa uang untuk lebaran masih tidak cukup juga. Beberapa malah terpaksa berutang untuk menutupinya.
ADVERTISEMENT
Masalahnya, tidak sedikit orang yang tidak tahu kenapa keuangannya bocor dan menjadi tidak lebih baik dari biasanya. Padahal, rasanya semua rencana pengeluaran sudah dipersiapkan dengan matang.
com-Ilustrasi uang THR. Foto: Shutterstock
Bila kamu merasa telah mempersiapkan semua hal menjelang lebaran, maka pertanyaan selanjutnya adalah “Apakah memang sudah dipersiapkan semuanya?" Jangan-jangan, masih ada beberapa hal yang belum dan lupa untuk dipersiapkan.
Biasanya, ada tiga hal yang tidak disadari kemudian hal itu menjadi penyebab utama bocor keuangan di masa lebaran. Beberapa hal ini harus kamu waspadai karena biasanya menjadi “pengeluaran yang tidak berasa” lalu dianggap sebagai pengeluaran yang biasa saja.
Tidak dapat dipungkiri, selain keinginan yang ada dari dalam diri, tren fashion yang selalu berubah setiap tahun membuat banyak orang tertarik untuk selalu membeli baju baru untuk digunakan pada saat Hari Raya Idulfitri.
ADVERTISEMENT
Bila keinginan untuk membeli baju baru untuk dipakai pada saat lebaran tidak dikelola dengan baik, maka hal ini akan berpotensi membuat keuangan kamu bocor di masa lebaran. Bocor karena tidak kuat melihat baju model lain dengan harga yang hanya sedikit lebih mahal.
Nah, hati-hati nih dengan anggapan “rasanya hanya sedikit lebih mahal”, karena bisa jadi yang sedikit lebih mahal itu yang malah membuat pos keuangan lain berantakan karena terambil jatahnya. Makanya, dilihat dulu, sedikit lebih mahal itu selisihnya berapa?
Coba deh, sebelum berpikir membeli baju baru untuk digunakan pasca-lebaran, lihat ke lemari baju. Siapa tahu, baju lama saja mungkin masih bagus dan bisa jadi ada yang belum pernah digunakan selama ini?
ADVERTISEMENT
Dengan baju-baju lama yang kamu miliki, bermodal referensi YouTube dan Instagram, kamu bisa melakukan kombinasi dan modifikasi dari baju yang kamu miliki saat ini. Lakukan mix and match antara satu baju dengan baju lainnya yang ada di lemari pakaian kamu.
Tipikal foto media sosial liburan di pantai. Sumber: unplash.com
Terutama bagi kamu yang telah bekerja dan pulang ke kampung halaman, biasanya di kampung halaman kamu akan digoda untuk traktir ponakan-ponakan, bahkan tidak sedikit yang ditodong untuk membiayai rekreasi ke tempat-tempat wisata yang ada di kampung halaman.
Kalau kamu ada di posisi itu, biasanya akan terjebak dalam kesulitan. Kesulitan menolak permintaan traktir dan jalan-jalan tersebut karena dua hal. Yang pertama adalah sulit menolak karena permintaan hadir dari sanak saudara sendiri, dan hal yang kedua adalah gengsi.
ADVERTISEMENT
Gengsi; "Masa iya sudah bekerja dan memiliki penghasilan, apalagi bekerja rantau dan pulang ke kampung halaman tidak bisa minimal menjajani sanak saudara sendiri?" Bayangkan, bila kamu tidak mempersiapkan dananya, mau dari mana membayar semuanya?
Maka, penting bagi untuk mempersiapkan dana khusus untuk biaya hidup plus liburan selama di kampung halaman. Bila belum ternyata enggak ada dananya, pilihannya ada dua, pertama: mengambil dari dana darurat dan bila memang sedang tipis dompetnya, bilang saja ke sanak saudara. “Lagi enggak ada duitnya”.
Nah ini yang terakhir, biaya oleh-oleh! Setelah kamu menghabiskan waktu di kampung halaman, tibalah saatnya kamu untuk kembali ke kota rantauan. Tentunya, tidak lengkap rasanya bila kepulangan kamu dari kampung halaman tidak disertai dengan buah tangan.
ADVERTISEMENT
Tentu tidak mau dong kamu mengecewakan kolega serta rekan-rekan di kantor yang memiliki harapan untuk dibawakan buah tangan dari kampung halaman? Apalagi, kalau kantor kamu ternyata ada tradisi halalbihalal sekaligus bertukar buah tangan.
Sayangnya, kadang keinginan untuk membawa buah tangan bagi teman-teman di perantauan tidak disertai dengan pengetahuan. Pengetahuan tentang berapa besar sih biaya yang dibutuhkan untuk membeli buah tangan?
Tidak jarang, orang-orang kaget ketika datang ke tempat oleh-oleh dan akan membayar ke kasir atas belanjaannya. Ternyata, biaya yang dibutuhkan untuk membeli buah tangan bagi rekan di perantauan kadang lebih besar daripada biaya untuk tiket mudik pulang pergi itu sendiri.
Bila tidak percaya, coba saja cari tahu saat ini juga, berapa harga oleh-oleh khas daerah kamu. Kalau sudah tahu, gimana udah siap dana buat belanja oleh-olehnya?
ADVERTISEMENT
Chao!
Instagram: @bareyn