DAPUR KELILING AJAK MASYARAKAT PESISIR GEMAR MAKAN IKAN

Slow But Sure
Konten dari Pengguna
14 Juli 2018 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MARINGGAI, LAMPUNG TIMUR – Dompet Dhuafa melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) serta kegiatan aksi layanan sehat bagi masyarakat sekitar tepatnya di Kampung Nelayan, Labuan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur untuk mengurangi dan menanggulangi persoalan kesehatan yang saat ini terjadi di wilayah tersebut. (Sabtu, 14/07)
Selain perilaku buruk yang dilakukan sebagian masyarakat, baik kurangnya pemahaman kebersihan hingga pemahaman makanan sehat dan bergizi. Dompet Dhuafa bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Lampung Timur terus berupaya melakukan pendekatan kepada masyarakat agar terciptanya pola kehidupan sehat dan bersih di wilayah tersebut.
Tahun 2017 sedikitnya 28 juta orang di Indonesia masih buang air besar (BAB) di tempat sembarangan alias tidak di jamban atau WC. Fakta itu disampaikan water.org sebuah lembaga nonprofit internasional (NGO) mengutip data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). “Terdapat beberapa wilayah di Kabupaten Lampung Timur memiliki tingkat resiko tinggi dalam buruknya sanitasi kesehatan bahkan status gizi sehat, maka itu Dompet Dhuafa bergerak melalui program STBM, selain itu membuka aksi layanan sehat, pembagian 100 tempat sampah bagi 100 kepala keluarga, serta inisiasi pembuatan jamban sehat bagi warga. Selain itu kami mengajak masyarakat untuk Gemari Makan Ikan (GEMARI) hal ini berkolaborasi baik dengan mitra setempat, pada waktu yang bersamaan Dompet Dhuafa melalui Dapur Keliling (Darling) mengupayakan aksi pembagian konsumsi sehat dan bergizi bagi masyarakat di Kampung Nelayan”, ucap M. Sabeth Abilawa sebagai Direktur Program Dompet Dhuafa Filantropi.
ADVERTISEMENT
17 tahun Layanan Kesehatan Cuma-Cuma terus membentang kebaikkan ke seluruh penjuru negeri, masih terdapatnya kasus kurangnya sanitasi kebersihan hingga belum memadai gizi sehat bagi anak-anak menjadi langkah utama dalam membangun program yang berkesinambungan serta bekerjasama dengan mitra setempat dalam memonitoring hasil program tersebut.
“Terdapatnya aksi layanan kesehatan hingga kedatangan Darling diharapkan menjadi landasan pacu dalam meningkatkan kesadaran dan pola prilaku sehat hingga menerapkan gizi seimbang bagi anak-anak di wilayah tersebut”, tutup M. Sabeth Abilawa.