Bandung Dikelilingi Patahan Gempa Bumi Aktif

Konten Media Partner
7 September 2018 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bandung Dikelilingi Patahan Gempa Bumi Aktif
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Muchammad Wahyudiono di Geoseminar “Patahan Lembang: Fakta dan Realita” di Auditorium Badan Geologi, Jalan Diponegoro, Bandung, Jumat (7/9/2018). (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Bandung merupakan salah satu kota terpadat di Indonesia yang dikelilingi patahan atau sesar gempa bumi. Sehingga diperlukan upaya mitigasi untuk mengurangi dampak resiko bencana.
Peneliti dari Pusat Survei Geologi (PSG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, R. Muchammad Wahyudiono mengatakan patahan gempa bumi yang terdekat dengan Kota Bandung ialah patahan Lembang di utara Bandung.
“Bandung dikelilingi patahan aktif. Selain patahan Lembang, terdapat patahan-patahan lain di sekitar wilayah ini, antara lain patahan Cileunyi-Tanjungsari (tengah), patahan Cicalengka (timur), patahan Gunung Geulis (selatan), dan patahan Jati (barat),” kata Muchammad Wahyudiono, dalam Geoseminar “Patahan Lembang: Fakta dan Realita” di Auditorium Badan Geologi, Jalan Diponegoro, Bandung, Jumat (7/9/2018).
Menurutnya, di antara patahan gempa bumi di sekitar Bandung, patahan Lembang paling sering menjadi sorotan. Pemberitaan terkait sesar Lembang juga kerap muncul seiring terjadinya gempa bumi di wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Sesar Lembang menjadi ‘artis’ karena melewati Kota Bandung dengan jarak 10 kilometer dari kantor Badan Geologi,” katanya.
Di sepanjang patahan Lembang terdapat pemukiman penduduk, gedung-gedung yang dibangun pemerintah maupun swasta. Sebut saja Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung yang berdiri tepat di atas punggung patahan Lembang.
Menurut Wahyudiono, sebenarnya keberadaan dan karakteristik patahan Lembang sudah lama diketahui oleh para ahli geologi, sudah dipetakan dan terus diteliti.Badan Geologi telah mengantisipasi dengan menempatkan sejumlah unit seismotektonik di wilayah Bandung dan sekitarnya. Masing-masing seismotektonik ditempatkan di Soreang, Ciparay, dan Lembang.
Ia juga mengungkapkan, pihaknya mencatat gempa bumi-gempa bumi berkekuatan 4 SR yang berasal dari aktivitas sesar Lembang. Aktivitas tektonik patahan Lembang yang menimbulkan kerusakan rumah-rumah warga terjadi pada 28 Agustus 2011. PSG mendokumentasikan kerusakan rumah di desa Muril Rahayu berupa mengelupasnya tembok dan retakan di dinding.
ADVERTISEMENT
Sedangkan secara historis, Badan Geologi juga mencatat kejadian gempa bumi akibat aktivitas sesar-sesar yang ada di sekitar Bandung dengan kekuatan kurang dari 5 SR, antara lain gempa bumi Tanjungsari 1972 dan 2010, gempa bumi Gunung Halu dan Jati 2005, gempa bumi Pangalengan 2016, gempa bumi Cicalengka 2000 dan 2005, gempa bumi Lembang 1999 dan 2011, serta gempa bumi Ujungberung 2011.
Dengan catatan historis dan penelitian tersebut, ia menegaskan pentingnya mitigasi terhadap potensi bencana perkotaan. Menurutnya, Badan Geologi telah melakukan pemetaan mikrozonasi bencana gempa bumi di wilayah Kota Bandung. Zona ini diharapkan menjaci acuan dalam pemanfaatan ruang dan pengembangan wilayah. Rekomendasinya antara lain memperkuat bangunan-bangunan dengan struktur tahan gempa. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT