Kisah Pria di Sorong Selatan Menderita Tumor Mulut selama 13 Tahun

Konten Media Partner
8 April 2019 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Pria di Sorong Selatan Menderita Tumor Mulut selama 13 Tahun
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sudah 13 tahun Yustus Srekia (20) menderita tumor di mulutnya, tepatnya sejak dia berusia 7 tahun. Selama itulah pria asal Kampung Srer, Distrik Seremuk, Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel), Papua Barat, berjuang melawan penyakitnya itu tanpa memperoleh pelayanan kesehatan dan pengobatan yang memadai.
ADVERTISEMENT
”Sejak berumur 7 tahun, saya menderita penyakit tumor mulut. Semenjak menderita penyakit tumor mulut, saya memperoleh bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Sorsel untuk menjalani pengobatan di salah satu rumah sakit di Surabaya, namun hingga kini penyakit tersebut belum sembuh," ujar Yustus saat ditemui di rumahnya pada Senin (8/4).
"Saya ingin sembuh dari penyakit ini, namun keterbatasan biaya membuat saya tidak bisa berobat," sambungnya.
Yustus menjelaskan dia dan keluarganya memutuskan untuk kembali ke rumah karena tidak ada perubahan setelah menjalani pengobatan beberapa waktu lalu di Surabaya, Jawa Timur.
“Saat berada di Surabaya, kami menjalani pengobatan yang dilakukan oleh dokter. Karena tidak diperhatikan dan menjalani kontrol lagi, makanya penyakit ini timbul lagi,” tutur Yustus.
Penderita tumor mulut yang mengalami kelumpuhan. Foto: Fransiskus/balleo-kumparan
Selama ini Yustus sudah mencoba mengonsumsi beberapa macam jenis obat yang diberikan pihak rumah sakit untuk menghilangkan rasa nyeri. “Pernah ada yang datang minta keterangan kepada saya, namun hingga kini belum ada pihak-pihak yang bisa mengobati,” ucapnya dengan terbata-bata.
ADVERTISEMENT
Di samping menderita penyakit tumor mulut, Yustus juga mengalami kelumpuhan karena jatuh dari tangga rumahnya. “Kaki saya sampai lumpuh karena jatuh beberapa waktu lalu, sekarang saya tidak bisa jalan normal. Kini saya gunakan tongkat,” ujarnya.
Dia menjelaskan kegiatan sehari-harinya ialah bertani dan menjual hasilnya ke pasar untuk biaya berobat sebelum mengalami kelumpuhan. Namun, dengan kondisi kesehatan saat ini, Yustus tak lagi mampu bertani dan menjual hasil kebunnya.
"Ketika saya masih kuat, saya bisa bantu-bantu orang tua pikul kayu ke kebun walaupun tumor ini masih melekat. Saya tetap bekerja,” ungkap Yustus.
Kondisi pria penderita penyakit tumor mulut tanpa tongkat. Foto: Fransiskus/balleo-kumparan
Yustus meminta bantuan kepada pemerintah untuk dapat membantunya membiayai pengobatan atas tumur mulut yang dideritanya selama 13 tahun.
”Saya minta bantuan dari pemerintah atau pihak kesehatan untuk mengobati penyakit saya ini, supaya saya bisa hidup sama seperti yang lain," tutup Yustus.
Ilustrasi Sakit Foto: UNSPLASH
Pewarta: Fransiskus X Ea
ADVERTISEMENT