Penjelasan Dokter Soal Kelayakan Hewan Kurban yang Masuk ke Babel

Konten Media Partner
14 Juli 2021 18:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Belitung, drh Correy Wahyu Adi Sulistyo.
zoom-in-whitePerbesar
Kasi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Belitung, drh Correy Wahyu Adi Sulistyo.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bangka Belitung telah membentuk Tim Pengawas Kesehatan Hewan Ternak untuk memastikan hewan kurban dalam kondisi sehat dan layak konsumsi.
ADVERTISEMENT
Menurut Kasi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Belitung, drh Correy Wahyu Adi Sulistyo, menjelang Hari Raya Idul Adha pihaknya meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan terhadap hewan ternak.
Dikatakan drh Correy, sebelum didistribusikan ke peternak lokal, hewan yang masuk ke Bangka Belitung harus menjalani karantina selama dua minggu untuk diperiksa kelayakannya.
"Apabila sapi dari Lampung maupun lainnya masuk ke Bangka Belitung, pastinya dikarantina. Sebagai antisipasi masuknya sapi-sapi yang tertular penyakit ke Bangka Belitung. Sapi yang telah dikarantina akan dicek kembali guna memastikan tidak mengidap penyakit hewan," terang drh Correy kepada babelhits, Rabu (14/7/2021).
Ditambahkan drh Correy, jika hewan ternak tesebut dalam keadaan sakit maka tidak diperbolehkan untuk disembelih pada Hari Raya Idul Adha, sebab dagingnya tidak aman untuk dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
Drh Correy menyebutkan ada empat kategori hewan yang layak untuk kurban, yakni pertama sehat, kedua tidak cacat, ketiga tidak kurus, keempat telah cukup umur dan diutamakan jantan.
“Sebaiknya memilih hewan kurban yang aktif, disarankan ketika memilih hewan kurban disuruh jalan agar mengetahui hewannya tidak cacat dan harus simetris ketika melihat testisnya besar salah satu bisa di katakan cacat, dan melihat dari segi pola makan kelahapan sapi ketika pagi dan sore, jika lahap maka bisa di kategotikan hewan itu sehat,” jelas drh Correy.
Berdasarkan catatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Belitung, jumlah sapi untuk hewan kurban diperkirakan mencapai 6.500 ekor.
“Tapi kami akan terus awasi karena dikhawatirkan ada sapi untuk kurban yang terserang penyakit," imbuh drh Correy.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut diungkapkan drh Correy, sapi sangat rentan dengan tiga penyakit, yakni jembrana, gloustoris dan parasister (cacingan). Penyakit ini harus diwaspadai karena sangat berisiko menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia yang mengonsumsi daging sapi yang mengidap salah satu dari tiga jenis penyakit tersebut.
Dikatakan drh Correy, untuk mengantisipasi hal tersebut, ada beberapa petugas kesehatan hewan yang telah ditugaskan ke seluruh tempat peternakan untuk melaporkan secara rutin kondisi sapi kurban.
"Bagi sapi sehat akan kita kasih label sehat dan layak dan sebaliknya yang tidak sehat juga kita kasih lebel,” ujar drh Correy.
Ditegaskan drh Correy, pengawasan terhadap hewan kurban sudah dilakukan pihaknya, bahkan hingga 10 hari sebelum dan pada hari H perayaan Idul Adha.
ADVERTISEMENT
“Pengawasan kembali dilakukan saat pemotongan hewan untuk memastikan isi dalam sapi seperti jeroan, hari, paru paru dalam kondisi layak konsumsi,” kata drh Correy.
Ditambahkan drh Corry, apabila terdapat penyakit maka dari tim kesehatan hewan akan menindak lanjuti untuk tidak dikonsumsi bagian yang terpapar penyakit.
“Contohnya bila pada paru-paru satunya menghitam dan satunya masih pink, maka yang satunya boleh untuk dikonsumsi,” tukas drh Correy.