Tarif Ojol Bakal Naik, Ini Reaksi Pelanggan di Bangka

Konten dari Pengguna
13 Februari 2019 20:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim Babelhits tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi.(net)
PANGKALPINANG, babelhits.com -- Rencana kenaikan tarif ojek online (ojol) menuai beragam reaksi dari berbagai kalangan. Tak terkecuali dari para konsumen ojol di Kota Pangkalpinang,
ADVERTISEMENT
Faisal Cholid salah satunya. Mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB) Jurusan Ilmu Politik semester enam ini menilai, penggunaan jasa ojol khususnya di Pulau Bangka hanya diperlukan saat keadaan mendesak, bukan sebagai kebutuhan pokok seperti di kota-kota besar lainnya.
"Karena kita di Bangka beda dengan daerah lain. Di Bangka setiap orang punya kendaraan sendiri. Jadi ojol ataupun angkutan umum hanya digunakan untuk kebutuhan tertentu saja," kata Faisal kepada babelhits.com, Rabu (13/2/2019).
Apabila pemerintah pusat tetap "ngotot" untuk menaikkan tarif ojol, Faisal berharap kepada driver maupun provider ojol untuk lebih meningkatkan fasilitas pelayanan termasuk waktu penjemputan harus lebih on time (tepat waktu--red).
Sedangkan untuk besaran tarif, Faisal menyarankan tidak disamakan ratakan, dalam artian mengikuti kebutuhan di masing-masing daerah.
ADVERTISEMENT
"Karena kebutuhan setiap daerah tidak sama. Bangka Belitung untuk penggunaan jasa ojol atau angkutan umum itu sangat rendah. Takutnya kalau dinaikin malah ga ada yang mau menggunakannya lagi," kata Faisal.
Sama halnya dengan Lia Shine. Gadis asal Desa Pusuk Kecamatan Kelapa, Bangka Barat ini mengaku menggunakan jasa angkutan ojol disaat berkunjung ke Kota Pangkalpinang, pada saat keadaan mendesak.
Ketika disinggung terkait tanggapannya apakah akan tetap menggunakan angkutan ojol ataukah menggunakan kendaraan pribadi atau beralih ke alternatif angkutan umum yang lainnya apabila tarif baru diberlakukan. Lia mengaku akan melihat keperluan terlebih dahulu.
"Itupun kalau benar-benar perlu naik ojol. Tapi kalau ada (angkutan umum--red) yang lebih murah pasti ikut kendaraan yang lebih murah," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Rangga, mahasiswa UBB Jurusan Teknik Mesin semester empat malah mengaku akan mencari angkutan umum alternatif lainnya apabila kenaikan tarif ojol nantinya terlalu tinggi. "Saya lebih memilih alternatif yang lain, seperti angkot mungkin," imbuh Rangga.
Padahal ojol selama ini bagi Rangga sudah menjadi bagian penting dalam aktifitas kehidupan sehari-harinya dikarenakan tarifnya yang terjangkau dan pelayanannya yang relatif lebih cepat.
"Jelasnya ketika dalam hal biaya tidak lagi memungkinkan, jelas saya akan memilih alternatif lain, bertujuan memilih yang lebih menghematkan biaya," tukas Rangga.(*)
Penulis: Fakih