Mengikisnya Hegemoni AS dan Dampaknya pada Promosi Demokrasi di Dunia Ketiga

Azyumardi Mumtazul Umam
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
10 Juli 2023 21:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azyumardi Mumtazul Umam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Source: Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Demokrasi telah lama menjadi aspirasi bagi banyak negara dunia ketiga, yang sering kali melihat negara-negara maju sebagai teladan pemerintahan yang demokratis. Selama beberapa dekade, Amerika Serikat telah dihormati sebagai negara demokrasi tertua, yang menjadi model bagi banyak negara di dunia berkembang. Namun, kita menyaksikan pergeseran global dalam persepsi hegemoni AS sebagai negara demokrasi tertua.
ADVERTISEMENT
Hegemoni mencakup dominasi politik, ekonomi, dan budaya yang dilakukan oleh satu atau sekelompok negara terhadap negara lain. Dalam konteks ini, hegemoni AS merujuk pada dominasi politik dan pengaruhnya sebagai negara demokrasi tertua di dunia.
Amerika Serikat secara historis dianggap sebagai negara demokrasi tertua, dengan berdirinya Republik Amerika pada tahun 1776 dan diadopsinya Konstitusi AS, yang mengabadikan prinsip-prinsip demokrasi. Sepanjang abad ke-20, AS mengalami pertumbuhan ekonomi dan militer yang signifikan, mengukuhkan posisinya sebagai negara demokratis yang dominan.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan erosi hegemoni AS sebagai negara demokrasi tertua. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penurunan ini:
1. Perubahan Persepsi terhadap AS sebagai Model Demokrasi:
Persepsi global tentang AS sebagai model demokrasi yang ideal telah bergeser, sehingga mempengaruhi posisi hegemoniknya. Kebijakan politik dalam negeri yang kontroversial dan sikap AS yang berubah-ubah dalam isu-isu global telah menimbulkan pertanyaan tentang konsistensi dan keunggulan demokrasi Amerika.
ADVERTISEMENT
2. Kebijakan Luar Negeri AS yang Kontroversial:
Kebijakan-kebijakan luar negeri AS yang kontroversial, termasuk intervensi militer dan campur tangan dalam urusan negara lain, telah menodai citra AS sebagai pendukung demokrasi dan hak asasi manusia. Akibatnya, negara-negara dunia ketiga menjadi skeptis terhadap AS sebagai pemimpin dalam prinsip-prinsip demokrasi.
3. Persaingan Ekonomi dengan Negara Lain:
Pertumbuhan ekonomi yang cepat dari negara-negara seperti Cina dan meningkatnya saling ketergantungan ekonomi di antara negara-negara telah mengurangi ketergantungan negara-negara dunia ketiga terhadap AS.
Berkurangnya hegemoni Amerika Serikat sebagai negara demokrasi tertua memiliki implikasi yang signifikan terhadap penyebaran demokrasi di negara-negara dunia ketiga. Implikasi-implikasi ini meliputi:
1. Hilangnya Panutan dan Inspirasi:
Seiring dengan menurunnya peran AS sebagai model demokrasi, negara-negara dunia ketiga kehilangan panutan yang kuat untuk membangun pemerintahan yang demokratis. Mereka mungkin kesulitan menemukan inspirasi yang sama kuatnya untuk mengadopsi nilai-nilai demokrasi dan membangun institusi yang tangguh.
ADVERTISEMENT
2. Kebijakan Luar Negeri AS yang Kontroversial:
Kebijakan luar negeri AS yang kontroversial, termasuk intervensi militer dan campur tangan dalam urusan negara lain, telah menodai citra AS sebagai pendukung demokrasi dan hak asasi manusia. Akibatnya, negara-negara dunia ketiga menjadi skeptis terhadap AS sebagai pemimpin dalam prinsip-prinsip demokrasi.
3. Persaingan Ekonomi dengan Negara Lain:
Pertumbuhan ekonomi yang cepat dari negara-negara seperti Cina dan meningkatnya saling ketergantungan ekonomi di antara negara-negara telah mengurangi ketergantungan negara-negara dunia ketiga terhadap AS.
Berkurangnya hegemoni Amerika Serikat sebagai negara demokrasi tertua memiliki implikasi yang signifikan terhadap penyebaran demokrasi di negara-negara dunia ketiga. Implikasi-implikasi ini meliputi:
1. Hilangnya Panutan dan Inspirasi:
Seiring dengan menurunnya peran AS sebagai model demokrasi, negara-negara dunia ketiga kehilangan panutan yang kuat untuk membangun pemerintahan yang demokratis. Mereka mungkin kesulitan menemukan inspirasi yang sama kuatnya untuk mengadopsi nilai-nilai demokrasi dan membangun institusi yang tangguh.
ADVERTISEMENT
2. Munculnya Alternatif Politik dan Ekonomi:
Menurunnya hegemoni AS telah membuka pintu bagi negara-negara seperti Cina untuk menjadi alternatif politik dan ekonomi bagi negara-negara dunia ketiga. Negara-negara ini dapat menawarkan model pembangunan yang berbeda yang menarik bagi negara-negara yang mencari alternatif dari demokrasi gaya Barat.
3. Berkurangnya Dukungan dan Bantuan dari AS:
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi penurunan dukungan dan bantuan AS kepada negara-negara dunia ketiga dalam upaya mereka memperkuat demokrasi. Kurangnya sumber daya dan dukungan ini dapat menghambat kemajuan demokratisasi di negara-negara ini.
Memajukan demokrasi di negara-negara dunia ketiga bukannya tanpa tantangan. Beberapa hambatan yang perlu diatasi antara lain:
1. Kendala Budaya dan Sejarah:
Negara-negara dunia ketiga sering kali memiliki konteks budaya dan sejarah yang unik yang dapat menimbulkan tantangan dalam membangun sistem demokrasi yang efektif. Nilai-nilai budaya, tradisi, dan norma yang kuat mungkin tidak sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi, sehingga memerlukan pendekatan dan adaptasi yang sensitif.
ADVERTISEMENT
2. Masalah Keamanan dan Stabilitas:
Banyak negara dunia ketiga menghadapi tantangan keamanan dan stabilitas yang kompleks, termasuk konflik bersenjata, ketegangan etnis, dan ancaman terorisme. Tantangan-tantangan ini dapat menghambat upaya membangun demokrasi yang berkelanjutan, karena fokus utama negara-negara ini sering kali adalah mencapai keamanan dan stabilitas dalam negeri.
3. Korupsi dan Ketidakstabilan Ekonomi:
Korupsi dan ketidakstabilan ekonomi merupakan tantangan yang signifikan dalam memperkuat demokrasi di negara-negara dunia ketiga. Ketidaksetaraan ekonomi, kesenjangan kekayaan, dan korupsi yang merajalela mengikis kepercayaan publik terhadap sistem demokrasi dan menghalangi partisipasi politik yang adil.
Source: pexels.com
Terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, ada beberapa cara untuk memajukan demokrasi di negara-negara dunia ketiga. Solusi-solusi yang potensial meliputi:
1. Diplomasi dan Kerjasama Internasional:
ADVERTISEMENT
Melalui upaya diplomasi dan kerja sama internasional, negara-negara dunia ketiga dapat berkolaborasi dengan negara lain dan organisasi internasional untuk memperkuat demokrasi. Pertukaran pengalaman, bantuan teknis, dan pelatihan dapat membantu meningkatkan lembaga-lembaga demokratis dan membangun kapasitas untuk pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
2. Peningkatan Pendanaan untuk Proyek-proyek Demokrasi:
Meningkatkan pendanaan untuk proyek-proyek yang mendukung demokrasi di negara-negara dunia ketiga sangatlah penting. Pendanaan yang memadai dapat digunakan untuk memperkuat lembaga-lembaga demokrasi, memfasilitasi partisipasi politik, dan mendukung organisasi masyarakat sipil yang mengadvokasi hak-hak rakyat.
3. Pemberdayaan Masyarakat Sipil dan Pendidikan:
Memberdayakan masyarakat sipil melalui pendidikan dan pelatihan merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya demokrasi. Pendidikan demokrasi yang inklusif yang memberikan akses kepada semua lapisan masyarakat dapat menumbuhkan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan partisipasi politik.
Source: Pexels.com
Untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai dampak menurunnya hegemoni Amerika Serikat terhadap negara-negara dunia ketiga, mari kita lihat beberapa studi kasus yang relevan:
ADVERTISEMENT
Amerika Latin:
Memudarnya pengaruh politik dan ekonomi Amerika Serikat di Amerika Latin telah membuka peluang bagi negara-negara di kawasan ini untuk menempa jalur pembangunan yang mandiri. Negara-negara seperti Brasil, Argentina, dan Meksiko telah mencari model politik dan ekonomi alternatif yang menyeimbangkan antara kepentingan nasional dan hubungan dengan Amerika Serikat.
Afrika:
Afrika juga telah mengalami konsekuensi dari berkurangnya hegemoni Amerika Serikat. Beberapa negara di benua ini telah mengejar kemitraan dan investasi dari negara-negara seperti Cina, Rusia, dan Turki sebagai alternatif dari ketergantungan mereka pada bantuan dan investasi AS. Hal ini telah mengubah dinamika politik dan ekonomi di Afrika.
Asia:
Di Asia, khususnya Asia Tenggara, berkurangnya pengaruh AS telah memberikan ruang bagi negara-negara untuk memperkuat hubungan regional. Munculnya organisasi regional seperti ASEAN dan upaya untuk meningkatkan integrasi ekonomi regional telah mengurangi dominasi politik dan ekonomi AS di kawasan ini.
ADVERTISEMENT
Menurunnya hegemoni Amerika Serikat sebagai negara demokrasi tertua telah mempengaruhi penyebaran demokrasi di negara-negara dunia ketiga. Seiring dengan pergeseran persepsi, munculnya alternatif politik dan ekonomi, serta berkurangnya dukungan AS, negara-negara dunia ketiga menghadapi tantangan dalam mengkonsolidasikan demokrasi mereka. Namun, upaya kolaboratif, strategi komprehensif, dan pemberdayaan masyarakat sipil dapat membantu memajukan demokrasi di negara-negara ini.
Pada akhirnya, sangat penting bagi negara-negara dunia ketiga untuk mempertahankan momentum mereka dalam membangun demokrasi meskipun hegemoni AS telah memudar. Melalui upaya kolaboratif, negara-negara ini dapat berkembang menuju pemerintahan yang demokratis, stabilitas politik, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.