Roller Coaster Ride

Kepada diriku di masa lalu.

Aku mengirim surat ini kepadamu, diriku jauh di masa lalu. Jauh di masa lalu, ketika aku masih duduk di kelas 2 SD.

Kenapa aku memilih dirimu, diriku yang berusia delapan tahun? Karena tak lama lagi, akan ada banyak hal yang terjadi pada dirimu. Karena tak lama lagi, akan ada titik-titik penting dalam hidupmu yang akan menentukan banyak hal di kehidupanmu kelak.

Aku tidak akan menyebutkan apa yang mungkin atau pasti terjadi masa depanmu. Aku juga tak akan menyebutkan apa yang telah terjadi dalam hidupku. Aku tak ingin mengubah alur hidupmu, juga tak ingin mengurangi nilai pelajaran hidup yang akan kau dapatkan.

Tapi aku bisa memberimu petunjuk. Nasihat. Dengarkan aku baik baik.

Jangan sia-siakan waktu yang kau punya saat ini. Beranjak dari televisi itu dan bermainlah keluar bersama teman-temanmu. Acara televisi yang kau nantikan bisa kau lihat lagi di masa depan, tapi beberapa tahun dari saat ini kau akan menyadari satu hal penting. Bahwa waktumu di masa kecil bersama sahabat-sahabat kecilmu tidak akan kembali lagi.

Jangan sia-siakan waktumu dengan bermain game di komputer! Benar, semua orang memainkannya sekarang. Namun, kelak kau akan tahu betapa berharganya sekedar 1 atau 2 jam untuk tidur siang. Permainanmu di komputer masih bisa kau akses saat kau sudah besar. Tapi tahukah kau, bahwa tidur siang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan otakmu? Perkembangan yang kelak akan sangat ingin kau miliki dan manfaatkan. Kenikmatan tidur siang yang kelak ingin dapat kau kenang.

Jangan pikirkan dulu perasaanmu pada anak-anak laki-laki itu. Aku sangat paham perasaanmu saat mendengar kisah-kisah manis dari teman-temanmu. Tapi akan ada saatnya kau menyesali sebuah pilihan yang kau buat karena keinginanmu mengalami langsung kisah-kisah manis itu.

Bersosialisasilah! Kau sebenarnya bukan orang yang canggung. Kau juga bukan seorang pemalu. Lupakan kata-kata pedas mereka. Toh, bahkan dalam waktu kurang dari 1 tahun mereka takkan ingat mereka pernah mengatakan hal-hal seperti itu. Menjadi penyendiri itu tidak keren. Tidak menyenangkan. Saat kau terlanjur terbiasa, itu akan terbawa sampai kau besar.

Dan, sayangi keluargamu. Aku mohon, dengarkan aku untuk yang satu ini. Saat tiba saatnya kau harus membuat keputusan besar mengenai hal ini, kau baru akan mengerti seberapa besar kasih sayang mereka sebebarnya.

Satu hal lagi, diriku, yang aku ingin kau ingat.

"The night is always darkest before the morning"

Tetaplah percaya. Percaya pada dirimu sendiri, percaya pada keluargamu, percaya pada orang terdekatmu, dan percaya pada masa depan.

Saat kau merasa seperti dunia sangat tidak adil, kau lelah dan ingin menyerah, percayalah. Percayalah bahwa ketika semua mencapai titik puncaknya, ada hadiah yang setimpal di atas sana.

Lakukan apapun yang jadi pilihanmu. Lakukan apa yang kau suka, lakukan apa yang kau inginkan, dan lakukan apa yang jadi mimpimu. Kehilangan apa yang kau percayai, kehilangan mimpi dan tujuan, rasanya seperti dihempaskan dari puncak Gunung Everest, ke dasar Palung Mariana. Tapi selama kau masih punya keinginan untuk berjuang, kau akan menemukan mimpi dan tujuan dan hal-hal baru yang ingin kau lakukan. Saat itu terjadi, teruslah mengejar hal-hal baru itu.

Let's keep this a secret between us.

That is how I survived all the crushing events in my life, and also the reason why I am still and have been living my life fairly happily.

Kau tahu, awalnya aku ingin membagikan tulisan ini dengan judul "Now I Understand Why Peterpan Doesn't Want To Grow Up".

Tapi, setelah kupikir-pikir lagi.... I do want to grow up. It's not a fun ride. Menjadi dewasa ga sepenuhnya menyenangkan. Tumbuh besar, menjadi dewasa, lebih mirip seperti naik roller coaster. Ada saat kau bahagia dan berada di atas segalanya, namun ada saatnya kau dihempaskan kebawah.

Tapi aku paham betul betapa sukanya kau naik roller coaster. Sama besarnya dengan rasa sukamu pada bahasa asing dan budaya Indonesia. Jadi, nikmatilah!