Proteksi Diri Saat Pandemi

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
3 Juli 2021 11:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
LEDAKAN virus Covid-19 di Indonesia diprediksi sebagai gelombang kedua, bukan tidak mungkin bersiap menuju puncaknya. Kondisi laju penularan yang mencapai 25ribuan lebih kasus dalam 24 jam terakhir adalah angka tertinggi selama covid-19 menginveksi negeri ini.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini semoga bisa menjadi ruang diskusi dan mencari solusi sebagai seorang muslim ketika beberapa orang menanyakan dan menyatakan jika Masjid tidak bisa ditutup sepenuhnya, bahkan bila banyak tempat lain ditutup total.
Pro kontra penutupan masjid tidak bisa dibantahkan, banyak pendapat dan pertanyaan yang muncul seperti :
ADVERTISEMENT
Apakah kondisi ini bisa menjadi acuan utama untuk kepatuhan prokes dijadikan contoh di masjid, supaya masjid tidak menjadi klaster dan tidak menjadi generalisasi untuk menutup semua mesjid.
Ada banyak tulisan atau seruan-seruan berseliweran di media sosial tentang kedudukan mesjid ketika pandemi saat ini, namun kita pun harus cermat ketika ada pihak yang menggunakan sejumlah Hadits berkategori dhaif, berkategori lemah dan selanjutnya tidak dijadikan sumber hukum.
Misalnya saja mengutif A.Mustain (2020), menyoal hadits yang menyatakan Sahabat Anas bin Malik Radi-Allahu anhu berkata: "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Apabila penyakit diturunkan dari langit, maka dijauhkan dari orang-orang yang meramaikan masjid." Riwayat al-Baihaqi, Syu'ab al-Iman [2947]; dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232). Al-Baihaqi berkata: "Beberapa jalur dari Anas bin Malik dalam arti yang sama, apabila digabung, maka memberikan kekuatan (untuk diamalkan)". Hadits ini dikategorikan Dha'if oleh Nashiruddin al-Albani dalam kitab Al-Silsilah al-Dha'ifah, juz IV, hal. 350, hadis no. 1851.
ADVERTISEMENT
Menjadi penting jika kita harus mengenal sembilan Kitab Hadits Shahih (Kutubuttis’ah) yang menjadi sumber paling otentik dalam studi matan Hadits. Sembilan kitab Hadits itu meliputi Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasai, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, dan Sunan al-Darimi.
Kondisi saat ini, terlepas dari penggunaan istilah mulai dari PSBB, PSBB Ketat, PPKM, PPKM skala Mikro atau PPKM Darurat maka kunci utama atau hal yang harus dilakukan oleh setiap individu dan masyarakat adalah memproteksi diri dari wabah Covid-19 dan wabah-wabah penyakit lainnya yang berkarakteristik sama.
Ketika resiko tinggi terjadi penulatan, sejalan dengan T.Arifin (2020) proteksi diri menjadi bagian ikhtiar melindungi tertular dari virus Covid-19 antara lain adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Pertama, Istiqomah berdoa memohon pertolongan Allah. Sebagaimana hadits shahih diwajibakan untuk memohon perlindungan kepada Allah sebagai pencipta seluruh makhluk-Nya termasuk Virus Corona agar dilindungi atau diselamatkan dari suatu wabah penyakit.
Dalam Hadits yang diriwayakan oleh Imam Bukhari pada Hadits nomor 1756 diceritakan bahwa pada saat Rasulullah Saw tiba di Madinah, Abu Bakar dan Bilal tengah menderita sakit demam berat. Pada saat Nabi Saw berhijrah kemadinah, sebagaimana dideskripsikan oleh Aisyah r.a., Madinah merupakan bumi Allah yang paling banyak wabah bencananya.
Dalam Hadits tersebut Nabi Saw berdo’a agar Madinah dijadikan sebagai sebuah kota yang dicintainya sebagaimana kota Makkah atau bahkan lebihdari itu. Juga Nabi memohon kepada Allah supaya diberkahi dalam timbangan sha' dan mud,serta memohon kepada Allah agar diberikan kesehatan, dilindungi dari wabah yang tengahmelanda, dan bahkan Nabi Saw. memohon kepada Allah agar wabah demam yang tengah melanda kota Madinah dipindahkan ke Juhfah.
ADVERTISEMENT
Kedua, Selalu mencuci tangan menggunakan sabun dengan air bersih. Islam merupakan agama yang mengharuskan pengikutnya untuk senantiasa membiasakan pola hidup bersih. Hal ini ditemukan dari banyaknya Hadits shahih yang memerintahkan untuk mencuci tangan, seperti sebelum mandi janabah dan sebelum berwudhu, ketika berwudhu, ketika mau tidur, ketika bangun tidur, sebelum makan, setelahmakan, dan ketika tangan dalam keadaan kotor.
Misalnya saja tangan dalam keadaan kotor, maka kita pun diperintahkan oleh agama Islam sebagaimana ditegaskan dalam Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim pada Hadits nomor 91.
Ketiga, Selalu menggunakan masker setiap saat, terutama ketika ke luar rumah. Ditemukan Hadits shahih dalam Kitab Shahih Muslim, karya monumental dari Imam Muslim pada Hadits nomor3758. Hadits itu tidak secara langsung menyebut masker namun terdapat perintah unukmelakukan beberapa tindakan yang substansinya adalah untuk menutupi benda-benda supayatidak tertulari wabah penyakit. Dalam Hadits shahih itu, Rasulullah Saw. bersabda: “Tutuplah bejana-bejana, dan ikatlah tempat-tempat minuman, karena di suatu malam pada setiaptahunnya akan ada wabah penyakit (berbahaya) yang akan jatuh ke dalam bejana danketempat-tempat air yang tidak tertutup".
ADVERTISEMENT
Keempat, Senantiasa Menjaga jarak, Diriayatkan dalam HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat."
Kelima, Menjauhkan diri dari wabah itu sendiri dan mengurangi mobilisasi. Mengutif intisari dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 5287 yang menjadi priorits utama dalam menghindarkan diri dari suatu kerugian (madharat) atau dalammeraih suatu keuntungan (manfaat).
Dalam situasi dimana masyarakat dihadapkan kepada suatu wabah seperti pandemi Covid-19 ini, maka mereka harus (wajib) untuk menjauhkan diri atau menghindarkan diri dari wabah itu agar tidak terkena wabah. Sebaliknya, apabila individu sedang berada di sebuah wilayah atau lingkungan yang tengah terkena pandemi Covid-19 atau wabah lainnya, maka dia dilarang (haram) untuk keluar dari lingkungan atau wilayah itu agar wabah yang berada pada lingkungannya tidak meluas ke daerah lain.
ADVERTISEMENT
Keenam, Menjaga Daya tahan tubuh yang prima. Memproteksi iri dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal, sehat, lezat dan bergizi menurut kesehatan sebagaimana Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim pada Hadits nomor 1688 memerintahkan ummat Islam agar senantiasa memperhatikan segala sesuatu yang akan dikonsumsinya baik berupa makanan maupun minuman.
Ketujuh, Bertawakal dan optimis Pandemi akan Berakhir. Sebagaimana hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Kitab Musnadnya pada Hadits nomor 12186, Rasulullah Saw menegaskan bahwa semua penyakit yang Allah turunkan disertai dengan obatnya.
Ilustrasi Masjid di Kota Bandung, yang mulai tak menggelar salat Jumat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Ketika Pandemi Covid-19 benar adanya dan berpotensi dialami siapapun, dimanapun dan kapanpun, maka takdir Allah swt menjadi sebuah keyakinan dan ikhtiar kita adalah kunci utama menekan laju penularan virus corona tersebut.
ADVERTISEMENT
** Asep Totoh - Dosen Ma’soem University, Kepala HRD Yayasan Bakti Nusantara 666 Cileunyi.