Politik Pemilu 2024

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
18 Desember 2023 20:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pesta demokrasi menghadirkan ragam persaingan sebagai sebuah fenomena yang tidak bisa dihindarkan sama sekali. Persaingan menjadi sebuah fenomena yang tidak bisa dihindarkan pada pelaksanaan demokrasi, khususnya di Indonesia yang saat ini sedang terjadi persaingan politik pada tingkatan berjalannya demokratisasi.
ADVERTISEMENT
Dinamika dan intrik politik telah membuat persaingan politik, hal tersebut bisa dilihat dalam memperebutkan kedudukan atau fungsi pada partai politik dan persaingan dalam menghadirkan simpatisan dan atau dukungan dari masyarakat.
Ada banyak strategi yang dilakukan partai-partai politik atau para kandidat Capres dan cawapres, dan para caleg di Pemilu kali ini, disarikan dari beberapa literatur srategi tersebut antara lain :
Ilustrasi Pemilu. Foto: Shutterstock
Fenomena dan peristiwa politik sampai hari ini membuat banyak ragam opini, argumentasi, spakulasi bahkan debat kusir dalam obrolan masyarakat. Ambiguitas masyarakat dalam menentukan pilihan menjadi kebingungan sendiri apakah fakta atau hoaks dari banyak informasi pemilu yang berseliweran di konten media sosial dan juga group-group keluarga.
ADVERTISEMENT
Bak buah simalakama jika para kandidat pemimpin dan wakil rakyat terjepit di antara dua kepentingan, kepentingan partai politik yang menaunginya atau kepentingan rakyat yang memilihnya dan pada akhirnya akan memilih bersikap aman.
Niscayanya marketing politik menjadi pilihan partai politik, para kandidat calon presiden dan cawapres, atau para calon anggota legislatif untuk melakukan aktivitas terencana, taktis, berdimensi jangka panjang dalam menyebarkan makna politik kepada para pemilih. Tujuan utamanya adalah bisa membentuk dan menanamkan harapan, sikap, keyakinan, dan orientasi perilaku pemilih, sehingga pilihannya dijatuhkan pada kandidat atau partai tertentu secara konsisten.
Dalam politik jika memahami konsepnya, mengetahui caranya dan bisa menerapkannya, maka marketing adalah sebuah langkah-langkah tepat, jelas, sederhana dan terpetakan untuk keberhasilan. Berikut modifikasi marketing mix 4C Robert F. Lauterbern (1990) yang bisa digunakan dalam marketing politik dengan konsep 5C yaitu :
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menjadi pemimpin dan wakil rakyat bukan sekadar untuk hidup enak, dihormati, dikenal banyak orang, tinggal memerintah, dan berpenghasilan besar. Seorang pemimpin dan wakil rakyat harus memiliki tanggung jawab, berkarakter negarawan, dan visioner. Memiliki aktivitas kerja yang tidak termotivasi oleh kehormatan, kemuliaan atau otoritas pribadi, tetapi oleh kesediaannya melayani rakyat.
Dalam optimisme rakyat semoga lahir para pemimpin dan wakil rakyat amanah yang diemban tidak runtuh terbuai oleh megah dan mewahnya fasilitas, gaji beserta tunjangan-tunjangannya. Jadilah anggota pemimpin dan wakil rakyat yang mulia tidak lupa dan menutup mata, atau bahkan malah tertidur nyenyak dalam kenyamanannya ditunjang oleh fasilitas negara. Pemilu 2024 adalah momentum untuk mendapatkan pemimpin terbaik yang benar-benar mewakili seluruh kehendak rakyat RI.
ADVERTISEMENT