Kisah Inspiratif, Pilih Hidup Mandiri Pada Usia Muda

arindanvts
mahasiswa ilmu komunikasi UMY
Konten dari Pengguna
29 Oktober 2020 21:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari arindanvts tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Erika ketika mengikuti perkuliahan melalui daring.
zoom-in-whitePerbesar
Erika ketika mengikuti perkuliahan melalui daring.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masa muda memang menjadi usia produktif dengan semangat juang yang tinggi, seperti yang dimiliki oleh Erika Putri (19). Erika merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dan telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada 2019 silam. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, memiliki tanggung jawab besar untuk membantu perekonomian keluarga. Dengan nilai yang bagus tidak membuatnya langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tetapi, memilih untuk bekerja dan mulai hidup mandiri.
ADVERTISEMENT
Gadis muda ini menyatakan, alasan untuk bekerja karena ingin membayar uang kuliah sendiri dan tidak ingin menyusahkan kedua orang tuanya. “Ya kerja awalnya untuk membayar uang kuliah sendiri, alhamdulillah dapat beasiswa. Sekarang bisa memberikan sedikit untuk orang tua, untuk uang saku dan untuk menabung,” ujar Erika ketika ditemui, Kamis (29/10). Selama kurang lebih 2 tahun bekerja sebagai kasir di Tugu Point Yogyakarta, ia tidak lupa untuk terus belajar mempersiapkan ujian masuk universitas. Mencari soal dari internet ataupun informasi mengenai dunia perkuliahan. Semangat untuk mengenyam bangku perkuliahan tidak pernah hilang dari diri Erika.
Bekerja pada usia muda tentunya bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, Erika mengatakan banyak hal yang harus ia korban kan demi bekerja, salah satunya waktu untuk keluarga dan teman-teman. Selama seminggu, biasanya ia hanya libur satu kali. Namun, karena adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan adanya pembatasan sosial, menyebabkan jadwal masuk bekerja menjadi tiga kali dalam seminggu.
ADVERTISEMENT
Gadis yang sekarang ini menyandang status sebagai mahasiswi baru Universitas Terbuka tahun 2020, membagikan bagaimana mengatur jadwal dengan bijak antara bekerja dan kuliah. Ia mengambil jam bekerja setiap weekdays dan jadwal kuliah setiap weekend. “Jadwal kuliah memang mengambil hari weekend karena tugas yang diberikan juga setiap akhir pekan, jadi tidak mengganggu jadwal bekerja. Kuliah lancar, bekerja juga harus lancar tidak menghambat satu sama lain,” tutur Erika.
“Tetapi, kuliah daring itu tidak mudah, banyak materi yang sulit dipahami. Mau tidak mau membutuhkan waktu lebih untuk belajar materi kembali,” lanjutnya. Pandemi Covid-19 juga memberikan dampak yang besar terhadap dunia pendidikan. Selama perkuliahan melalui daring, dibutuhkan tenaga dan fokus yang tinggi karena cara mengajar yang jauh berbeda dari sebelumnya. Erika juga berharap agar pandemi ini segera berakhir sehingga segala sesuatu dapat berjalan normal kembali.
ADVERTISEMENT
Menjadi tulang punggung keluarga sekaligus berstatus sebagai seorang mahasiswi memiliki risiko tinggi dan tentunya sudah disadari oleh Erika. Tekun dalam bekerja dan rajin kuliah merupakan fokus utamanya untuk sekarang. Ia menyadari bahwa mencari uang bukan hal yang mudah, banyak usaha dan kerja keras yang harus dilakukan, apalagi tidak hanya kebutuhan pribadi tetapi, kebutuhan hidup keluarga juga menjadi bagian hal yang harus dipenuhi.
Erika menyadari selagi masih muda dan sehat, ia akan terus berusaha untuk bekerja menghasilkan uang sendiri, membantu kedua orang tua, dan sukses dengan usahanya sendiri. Semampu mungkin tetap mempertahankan pekerjaannya agar dapat sejalan dengan kegiatan kuliah yang dijalani. Rencana untuk masa depan sudah dipikirkan, gelar sarjana menjadi patokan untuk mencari pekerjaan yang memiliki prospek bagus dan berpenghasilan tinggi sehingga dapat memperbaiki kehidupan dirinya dan keluarga.
ADVERTISEMENT