IBU ADALAH SEGALANYA

Aprilia Wahyu Melati
Mahasiswa aktif program studi Jurnalistik, Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
9 Mei 2020 13:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aprilia Wahyu Melati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wanita hebat itu menjadi inspirasi bagi anak-anaknya. Siapa lagi kalau bukan seorang ibu? Tidak hanya andal dalam urusan rumah tangga, ibu juga bisa menjadi pengganti seorang ayah. Bagiku, ibu adalah segalanya.
ADVERTISEMENT
Aku terlahir dari ibu yang hebat. Bagaimana tidak hebat, segala urusan rumah tangga diatur oleh seorang ibu. Mulai dari urusan memasak, mengurus suami, merawat dan membimbing anak-anak, sampai membersihkan rumah. Tak hanya itu, banyak seorang ibu pun rela bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Entah itu bekerja di perusahaan, pabrik, berjualan, sampai menjadi pengemudi ojek online. Semua itu bisa dilakukan oleh sosok ibu. Hebat bukan?
Seperti ibuku, ia menjadi buruh pabrik di salah satu pabrik garmen. Saat aku masih tertidur, ibu selalu bangun lebih awal dari anggota keluarga lain untuk memasak. Hal itu selalu dilakukan sebelum berangkat bekerja. Ibu rela merangkap pekerjaan menjadi ibu rumah tangga juga menjadi buruh pabrik.
Ibu selalu memberi nasihat kepadaku. Katanya, “Kalau ibu kerjanya di pabrik, kamu harus bisa kerja di kantoran atau malah jadi seorang bos. Kalau ibu cuma bisa lulus SMP, kamu pasti bisa lulus sarjana,” Kata-kata yang selalu ku ingat dan menjadi penyemangatku. Saat aku merasa putus asa, aku selalu ingat sosok ibu yang hebat. Yang tak pernah menyerah berusaha menyekolahkan anak-anaknya untuk menjadi seorang sarjana.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya menasihati untuk bisa menjadi seorang sukses. Seorang ibulah yang menjadi panutan bagi anak-anaknya. Mengajarkan segala hal untuk selalu berbuat baik. Pada siapa pun, kapan pun, harus selalu berbuat baik. Kata ibu sekecil atau sedikit apa pun rezeki yang ku punya, berbagilah. Karena dari rezeki yang ku miliki ada sebagian rezeki orang lain juga.
Ibulah yang menjadi tempatku mencurahkan segala isi hati. Ibu adalah pendengar yang baik. Selalu setia mendengarkan segala keluhan, kegembiraan, dan kesedihan anak-anaknya. Kadang jika aku bercerita tentang orang-orang yang jahat kepadaku, ibu selalu menanggapinya dengan lembut. Katanya, biarkan orang lain membenci pasti ada saja orang yang tidak menyukai kita, tapi kita tidak boleh membalas dengan kebencian lagi. Sungguh mulia hatimu, Bu.
ADVERTISEMENT
Aku yakin, seorang ibu di mana pun berada pasti tidak ada yang jahat dan tega meninggalkan anaknya. Sekalipun anaknya berbuat kejahatan atau masalah, ibu tidak akan meninggalkan anaknya sendirian. Percayalah, ibu adalah orang yang sangat tulus menyayangi anaknya. Ibu juga yang akan menjadi tempat pertama mendengarkan keluh kesah anak-anaknya.
Entah terbuat dari apa hati seorang ibu. Sudah mau menjadi ibu rumah tangga, bekerja, dan menjadi panutan yang baik. Ibu memang malaikat tanpa sayap. Sosok yang sangat berarti bagiku. Mengajarkanku begitu banyak hal tentang arti hidup. Terima kasih atas segala jasamu, Bu. Kau adalah segalanya. Aku bangga memiliki ibu sepertimu. (Aprilia Wahyu Melati/Politeknik Negeri Jakarta)