Menelusuri Strategi Perusahaan FMCG Indonesia dalam Menghadapi Disrupsi

Aprilia Tirta Nanda
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
5 Mei 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aprilia Tirta Nanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi perusahaan FMCG (Sumber: https://pixabay.com/)
Perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) adalah sebuah perusahaan dengan bisnis yang menjual berbagai produk kebutuhan sehari-hari (Kurniawan, 2023). Produk-produk tersebut seperti produk makanan, minuman, obat-obatan, sabun, sampo, serta produk-produk lain yang dinilai cepat habis karena digunakan setiap hari. Produk-produk dari perusahaan FMCG ini biasanya memiliki harga yang terjangkau dengan perputaran omset yang cepat. Hal ini dikarenakan produk-produk tersebut merupakan produk yang cepat habis sehingga konsumen sering kali membelinya. Beberapa contoh perusahaan FMCG di Indonesia adalah Unilever Indonesia, Indofood, Mayora, Kapal Api Global, Frisian Flag Indonesia dan lain-lain.
ADVERTISEMENT

Disrupsi Melanda Industri FMCG Indonesia

Disrupsi atau disruption adalah sebuah inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru (Prihanisetyo, et al., 2018). Tantangan Era Globalisasi saat ini menuntut semua negara untuk mengikuti perkembangan yang tanpa batas. Sebelumnya, Revolusi Industri 3.0 masih mengandalkan semikonduktor dan otomasi industri yang masih mengarah kepada era digitalisasi. Sekarang, perkembangan telah sampai kepada Revolusi Industri 4.0 yang ciri utamanya terjadi disrupsi di berbagai lini dengan digitalisasi secara penuh.
Perusahaan FMCG Indonesia sedang menghadapi gelombang disrupsi secara signifikan. Salah satu faktor yang menyebabkan disrupsi adalah munculnya platform digital dan E-Commerce. Maraknya penggunaan platform belanja online menuntut perusahaan FMCG untuk melakukan transformasi digital agar dapat menjangkau konsumen melalui platform tersebut. Faktor lain yang menyebabkan disrupsi adalah persaingan yang ketat dan munculnya pemain baru. Perusahaan FMCG bukan hanya bersaing dengan perusahaan lama yang sudah meraih kesuksesan, namun juga harus menghadapi perusahaan baru. Tak jarang perusahaan baru ini hadir dengan strategi dan model bisnis yang inovatif
ADVERTISEMENT

Strategi Adopsi Industri 4.0: Smart Manufacturing

Strategi adopsi Industri 4.0 merupakan kebutuhan bagi perusahaan FMCG yang ingin berkembang dan bertahan di era disrupsi ini. Salah satu strategi adopsi Industri 4.0 yang dapat diterapkan oleh perusahaan FMCG adalah Smart Manufacturing (Manufaktur Berkecerdasan). Smart Manufacturing merupakan pendekatan menggunakan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) untuk mengotomatisasi, mengoptimalkan dan meningkatakn efisiensi suatu proses manufaktur (Deni, 2023).
Kunci dari penerapan Smart Manufacturing adalah pemanfaatan Internet of Things (IoT), big data, Artificial Intelligence (AI), serta robotika dan otomasi. Penerapan Smart Manufacturing dapat mewujudkan pabrik-pabrik cerdas dan menciptakan sistem yang terhubung secara adaptif dan fleksibel. Dalam penerapan Smart Manufacturing, peralatan atau mesin, sumber daya dan sistem produksi akan berkoordinasi secara otomatis. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan fleksibilitas sistem, meningkatkan kualitas produk dan mengurangi biaya produksi.
ADVERTISEMENT

Strategi Lean Manufacturing

Lean manufacturing juga merupakan strategi yang baik bagi Perusahaan FMCG untuk meraih keunggulan kompetitif di era disrupsi ini. Lean manufacturing adalah serangkaian aktivitas atau praktik terintegrasi yang bertujuan menghilangkan berbagai jenis pemborosan dalam proses produksi (Wirawana & Yunus, 2022). Ketika pemborosan pada proses produksi dapat diatasi dengan strategi ini, maka proses produksi akan berjalan dengan efisien. Dengan meningkatnya efisiensi dan produktivitas proses produksi, maka biaya produksi dapat ditekan dan keuntungan perusahaan akan meningkat.
Beberapa metode penerapan lean manufacturing adalah implementasi 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke), Just-in-Time (JIT), dan Value Stream Mapping (VSM). Pada dasarnya metode-metode ini memiliki prinsip yang sama dalam penerapannya, yaitu menghilangkan semua aktivitas yang tidak menambah nilai produk. Fokus dari strategi ini adalah tercapainya efisiensi produksi secara maksimal.
ADVERTISEMENT
Masa depan industri FMCG Indonesia tentu tidak akan lepas dari berbagai tantangan dan disrupsi. Dibutuhkan analisis strategi yang tepat dan eksekusi yang disiplin untuk menghadapi tantangan-tantangan yang semakin kompleks seiring perkembangan zaman. Oleh karena itu, Smart manufacturing dan lean manufacturing hadir sebagai strategi jitu FMCG Indonesia dalam menghadapi disrupsi saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Deni, A., 2023. Manajemen Strategi Era Industri 4.0. Batam: Yayasan Cendikia Mulia Mandiri .
Kurniawan, D. T., 2023. Peran dan Kontribusi Perusahaan Multinasional Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia; Studi Kasus Perusahaan Nestlé di Indonesia. pp. 3-4.
Prihanisetyo, A., Pebrianto, D. & Fitriasari, P., 2018. Era Disruption Sebuah Tantangan atau Bencana Sebuah Telaah Literatur. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Volume 3, p. 11.
ADVERTISEMENT
Wirawana, H. & Yunus, E. N., 2022. Pengaruh Praktik Lean Manufacturing terhadap Profitabilitas Melalui Minimisasi Persediaan di Industri Elektronik dan Otomotif Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen dan Bisnis, Volume 8, pp. 524-526.