Meningkatkan Minat Literasi Agar Menjadi Budaya Milenial Indonesia

Silvianita
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
19 Januari 2021 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Silvianita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berbicara mengenai literasi dimasyarakat Indonesia rasanya masih terdengar asing, apalagi literasi hanya disandingkan dengan membaca buku. Hal tersebut akan terlihat lebih asing lagi oleh sebagian besar masyarakat. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan literasi?
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangannya literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan zaman. Pada masa jauh sebelum era milenial arti kata literasi adalah "melek huruf" atau dapat membaca berita dan menulis, sedangkan sekarang arti kata literasi adalah kemampuan untuk memahami, melibatkan, menggunakan, menganalisis dan mengubah atau memodifikasi teks. Sekarang literasi memiliki banyak variasi seperti, literasi media, literasi digital, literasi komputer, litersi sains, literasi sekolah, dan lain sebagainya. Keseluruhan dari kata literasi tersebut adalah merujuk kepada kompotensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis saja.
Pada era digital dan milenial seperti sekarang ini, banyak sekali anak muda yang mudah mengakses segala informasi hanya dengan mengandalkan internet saja. Namun era yang sangat canggih ini bisa kita manfaatkan tidak hanya untuk menerima informasi saja, tetapi sebagai generasi milenial yang baik kita harus bisa membuat karya yang mendidik maupun menghibur. Dengan catatan kita tidak boleh membuat karya dengan menjatuhkan atau menghina seseorang, suatu organisasi, dan agama tertentu. Sehingga kita bisa menjadikan literasi sebagai budaya anak muda di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tentunya kita harus mengetahui apa arti kata dari budaya itu sendiri. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sebuah kelompok atau masyarakat dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Untuk membentuk literasi menjadi minat budaya dalam milenial, tentu harus memahami terlebih dahulu lingkungannya dalam bentuk sumber daya manusia maupun geografis. Lalu membuat pemetaan dan konsep yang menarik untuk mendapatkan perhatian milenial sekitar terhadap literasi itu sendiri. Misalnya di daerah tertentu banyak pemudanya yang menggemari dan bermain game online, maka kita bisa mengajak mereka untuk membuat youtube dengan konten game, atau membuat perlombaan game online yang ditampilkan dalam channel youtube game tertentu serta memberikan hadiah kepada pemenangnya
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang tepat dan efektif, sebagai contoh literasi digital dapat dilakukan dengan berdiskusi mengenai informasi yang sedang hangat diperbincangkan atau film tertentu. Cara tersebut dapat digunakan untuk mengajak milenial Indonesia agar memahami literasi. Film dikemas semenarik mungkin untuk mendapatkan perhatian dan simpati dari masyarakat. Bisa juga kita berdiskusi dengan membahas dan memotivasi mereka dengan cara menulis blog mulai dari pengalaman mereka atau bahkan yang lainnya, menononton video atau film motivasi yang berkaitan dengan anak muda yang sukses di dunia digital agar minat mereka terpancing ingin menjadi sukses. Literasi digital sebagai langkah awal untuk menyadarkan masyarakat terutama kaum muda akan pentingnya literasi. Teknologi terutama gadget yang sekarang berkuasa dikalangan masyarakat khususnya generasi muda, membuat mereka enggan untuk belajar melalui buku. Bahkan, orang tua pun banyak yang terfokus pada gadget karena asyik menonton video atau berkomunikasi melalu chatting. Hal ini bisa kita jadikan suatu cara agar menimbulkan minat masyarakat terutama generasi muda untuk membuat karya dengan memanfaatkan literasi digital yang sudah ada, yaitu membuat konten yang sesuai dengan hobi mereka di youtube atau aplikasi lainnya tentunya yang tidak menyinggung suatu organisasi atau kalangan tertentu. Kreativitas yang tinggi harus diutamakan dan diperhatikan oleh generasi muda saat membuat konten agar mereka dapat bersaing sehat di dunia literasi digital dan dapat menjadikannya budaya yang baik.
ADVERTISEMENT
Minat atau ketertarikan dari generasi muda yang berbeda-beda menyikapi literasi menyebabkan setiap orang memiliki ketertarikan yang berbeda-beda. Karena ketertarikan yang berbeda-beda inilah kita tidak bisa memaksakan setiap orang harus membudayakan salah satu jenis literasi saja, yaitu literasi baca tulis. Literasi digital adalah salah satu contoh literasi yang kerap digunakan para milenial, seperti contohnya meraka memiliki hobi membuat video, menulis cerita, membuat kata-kata indah atau puisi, menonton film, memotret dan lain sebagainya. Hal ini bisa kita manfaatkan untuk mengajak mereka mempublikasikan hasil karyanya ke media sosial agar banyak orang yang tahu mengenai karya yang mereka buat dan tanpa mereka sadari, mereka sudah menjadikan literasi digital sebagai budaya yang menginovasi mereka untuk berkarya dan berkembang. Hal seperti ini harus kita jadikan budaya dikalangan generasi muda Indonesia agar mereka terbiasa untuk menghasilkan karya yang bagus dan memotivasi banyak kalangan, sehingga generasi milenial bisa membuat perubahan yang baik diperkembangan digital dan menjadikannya sebagai budaya yang menginspirasi.
ADVERTISEMENT
Apabila kita sebagai generasi muda memiliki literasi yang rendah maka banyak dampak yang akan kita alami, karena tingkat literasi rendah dapat mengakibatkan kehilangan atau penurunan produktivitas, tingginya beban biaya kesehatan, kehilangan proses pendidikan baik pada individu maupun pada tingkat sosial dan terbatasnya hak advokasi akibat rendahnya partisipasi sosial dan politik.
Oleh karena itu, memperkenalkan literasi digital pada masyarakat Indonesia adalah salah satu cara yang cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya generasi muda. Sebagian besar dari mereka mungkin akan terus-menerus menyukai aktivitas menonton dan mendengarkan. Literasi digital dengan cara menonton film dokumenter bersama di sebuah warung kopi atau aula kantor desa, lalu mendiskusikannya akan terkesan sangat menarik bagi kalangan muda yang memang masih kurang menyukai membaca. Hal ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah bagi masyarakat terutama generasi muda di era seperti sekarang. Tentunya sebagai generasi muda kita harus selalu berkontribusi di dalam perkembangan digital dan revolusi literasi yang semakin berkembang nantinya sesuai perkembangan zaman agar kita bisa menjadikan literasi sebagai budaya yang menyenangkan dan patut untuk dilestarikan serta wariskan kepada generasi selanjutnya agar tidak hilang tenggelam bersama zaman. Membuat konten yang mendidik, memotivasi, menghibur, maupun hanya menyalurkan hobi dapat membuat milenial memiliki aktivitas yang bermanfaat dan dapat menjadikan literasi sebagai budaya yang akan tetap dijaga dan dilestarikan. Sebagai generasi penerus bangsa kita kaum muda harus bisa berkarya dengan kemampuan dan kreativitas yang kita miliki agar kita tidak ketinggalan dengan negara berkembang lainnya, kita harus bisa menjadi pelopor penggerak kaum muda untuk berkreativitas dengan menjadikan literasi sebagai budaya yang tidak kahal menyenangkan dari budaya luar negeri. Oleh karena itu mari generasi muda Indonesia menciptakan karya yang dapat kita tunjukan keseluruh dunia, berkolaborasi dengan menggunakan kreativitas yang tinggi, menampilkan konten yang memiliki edukasi, membuat konten yang menghibur tanpa harus adanya yang sakit hati, dan harus bisa membanggakan kaum muda bahkan Indonesia dengan karya yang kita ciptakan. Jangan berhenti berkarya dan berkontribusi dalam literasi digital, literasi media, literasi sains, dan lain sebagainya, agar generasi selanjutnya tetap mewariskan literasi sebagai budaya generasi muda di Indonesia.
ADVERTISEMENT