Liburan yang Berujung Kesadaran Diri

Ananda Danuarta
Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
19 Januari 2024 17:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ananda Danuarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pantai Srandil, sumber dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pantai Srandil, sumber dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat tahun 2019, ketika saya SMA, saya berkunjung ke Pantai Srandil yang berada di Cilacap, Jawa Tengah. Seperti umumnya pantai ini terdapat pasir putih yang berwibawa dan berkharisma. Kenapa saya menyebutnya begitu karena pantai ini bukan hanya sekadar pantai, tetapi di sini terdapat persemayaman Biksu Buddha.
ADVERTISEMENT
Jadi sebelum saya tahu di pantai ini terdapat biksu, saya awalnya iseng, karena waktu itu saya sedang bosan sekali di rumah apalagi saat itu sedang masa liburan. Eh ternyata teman saya juga sedang bosan di rumah, dan akhirnya bosan ketemu bosan ya sudah, kami akhirnya pergi entah ke mana, intinya saat itu jalan dulu nanti pasti ketemu tempat tujuan.
Dan benar, tiba-tiba kami sudah sampai aja di Pantai Srandil, tapi sebelum ke Pantai Srandil, karena kondisi sedang bosan akhirnya kami muter-muter dulu di sekitar pantai dengan motor. Pada akhirnya saya penasaran karena terdapat bau menyan dan sesajen di suatu tempat dekat pantai tersebut, akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
Benar saja di situ terdapat bangunan-bangunan tempat peribadatan Buddha. Ya namanya juga orang sedang bosan, akhirnya kami memutuskan untuk mengelilingi tempat tersebut. Di tempat tersebut kami melihat orang berpakaian layaknya Biksu dengan mengenakan kain yang berwarna jingga dan berkepala botak.
Mungkin karena kami layaknya seperti orang asing, Biksu tersebut melihat kami dan memanggil kami untuk bertemu dengannya yang saat itu sedang makan. Dan perlu diketahui Buddha tersebut makan hanya 1 kali yaitu saat siang sekitar jam 1, kenapa saya tahu karena Biksu tersebut menceritakan tentang ajaran agamanya kepada saya dan teman saya.
Biksu tersebut sangat baik hati sekali, kami yang orang asing pun ditawari makan walaupun berbeda keyakinan juga. Kata Biksu tersebut kita sebagai makhluk sosial harus saling tolong menolong tidak hanya ke manusia saja tetapi ke makhluk hidup lainnya. Alasan tersebutlah yang menjadikan orang-orang Buddha enggan memakan makhluk hidup yang bukan manusia seperti sapi, kambing, ayam, yang umumnya merupakan bahan makanan yang sering dijumpai di Indonesia, mereka hanya makan vegetarian seperti buah-buahan dan sayur mayur.
Pantai Srandil, dok.Pribadi
Setelah lama berceritam, saya memutuskan untuk beranjak dari tempat itu. Saya kepengin melihat Pantai Srandil yang suci bagi agama Buddha. Setelah pamit kepada Biksu, kami pun berkunjung ke Pantai Srandil yang indah sambil menenangkan diri.
ADVERTISEMENT
Dari Biksu tersebut saya bisa memetik kesimpulan bahwasannya semua ajaran agama adalah ajaran yang baik. Contohnya yaitu tadi ketika kita tidak saling kenal dan berbeda keyakinan tetapi tetap saja kita harus bersosial dengan sesama makhluk hidup yang saling menghargai. Ketika kita sedang makan dan terdapat orang, ya kita menyapa dengan mengajaknya untuk makan bersama. Hal tersebut memang hal yang kecil tetapi jarang manusia melakukan hal tersebut dan dari Biksu tersebut itu bisa menjadi contoh untuk kita semua.