Teman Minum Kopi, Seruput Cerita Dunia Fashion dari Tanzania

zefanya todoan
Lulusan komunikasi massa dari STIKOM LSPR Communication and Business Institute Jakarta, Indonesia. Sukarelawan dari Youth Development Organization Tanzania. Gemar menulis dan fotografi.
Konten dari Pengguna
31 Januari 2021 6:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari zefanya todoan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Teman Minum Kopi, Seruput Cerita Dunia Fashion dari Tanzania
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seperti apa dunia fashion di Benua Afrika? Apakah banyak terinspirasi dari warna alam dan binatang? Atau kental dengan unsur budaya tradisinya? Mungkin sedikit banyak pernah terbersit dari benak anda pecinta fashion. Penasaran bukan? Kebetulan saat ini saya sedang berdomisili di Dar es Salaam, Tanzania, Afrika Timur. Saya memiliki seorang sahabat yang berkecimpung di dunia fashion. Kami mengenal satu sama lain sejak tahun 2016.
Beberapa waktu lalu saya berkesempatan untuk mewawancarainya. Namanya Fatmah, namun dilingkungan pertemanan kami memanggilnya Milly. Ia adalah seorang perancang busana muda asal Tanzania. Usianya baru menginjak 26 tahun, namun kecintaannya pada dunia fashion sudah dimilikinya sejak umur 13 tahun.
Fatmah lahir pada tanggal 5 Januari 1995, di distrik Ilala, Dar es Salaam, Tanzania. Bercerita sedikit mengenai latar belakangnya, ia lahir dan besar di sebuah keluarga sederhana. Selain memiliki cinta yang begitu besar di dunia fashion, ia juga mempunyai hati yang luas dalam hal bersosialisasi, menjalin pertemanan dengan orang lain dari berbagai negara dan beragam latar belakang. Baginya bersosialisasi adalah platform untuk dapat berbagi banyak hal positif antara sesama manusia dan mengetahui dunia lebih luas lagi, melalui budaya dan sudut pandang tiap individu.
Pada usia remaja, ia bercita - cita untuk menjadi seorang model runaway. Namun, pada akhirnya Fatmah kecil menyadari bahwa kecintaannya pada fashion design itu ternyata lebih dalam, didukung oleh bakatnya dalam dunia seni, menggambar, sketching. Sejak saat itu Fatmah menanam benih iman dalam dirinya. Ia percaya, kelak bisa menjadi seorang perancang busana kenamaan, walaupun hingga saat ini ia merasa bahwa mimpinya masih jauh. Akan tetapi, ia sudah berada dijalan yang tepat untuk meraih mimpinya. “Aku menaruh harapan besar pada masa depanku,” ujar Fatmah.
Selanjutnya, Fatmah menjelaskan kiprahnya di dunia fashion Tanzania. Saya melontarkan beberapa pertanyaan, “Apa yang menjadikan rancangan kamu unik dan berbeda? Ia mengatakan, “Saya bangga dengan budaya Tanzania, Afrika yang terkenal dengan kain tradisionalnya yakni Kitenge. Oleh karena itu, saya menonjolkan African prints, Kitenge dengan warna primer yang kuat dalam rancangan busana. Selain itu saya juga mengkombinasikannya dengan English fabrics yang memiliki warna lembut, sehingga menciptakan dimensi tribal yang unik namun tetap cantik dan elegan. Saya menorehkan banyak garis warna dalam variasi konsep busana. Pemakaian ornamen pada kain berupa lace, tulle, chiffon serta penambahan layer pada bagian crop top sengaja dimainkan untuk menambah kesan asimetris. Beragam karya busana yang ia tampilkan mulai dari sabrina, halter neck, one shoulder, cold shoulder, sleeveless. Kedepannya ia ingin menyatukan karya busananya dengan sentuhan budaya lainnya, seperti Afrika dan Asia, my taste of fashion is growing day by day,” ucapnya.
Fatmah menamai brand fashion miliknya yaitu Millyz. Konsep busananya mengusung tema casualty in every way, prêt-à-porter, memiliki kesan funky, dan yang paling esensial adalah kenyamanan.
Saya juga menanyakan alasan Fatmah memilih fashion designer sebagai karir yang digelutinya. Ia menjawab, “Seni dan fashion adalah dua hal yang berkaitan dan tidak akan pernah lekang oleh waktu, selalu berinovasi. Ini merupakan sebuah peluang. Selain itu, saya meyakini bahwa saya memiliki kemampuan yang baik di bidang ini. Saya selalu bersemangat dan senang ketika mendesain pakaian. Jalan menuju mimpi menjadi seorang fashion designer seperti tervalidasi, sewaktu saya memenangkan sebuah kompetisi fashion terbesar di Tanzania, yang diselenggarakan oleh Faru arts and sports development organization (FASDO). Dalam kompetisi tersebut, saya berhasil masuk dalam peringkat sepuluh besar dan akhirnya memenangkan kategori Best Fashion Illustrator.”
Selain pencapaian yang ia raih, kami juga berbincang tentang tantangan apa saja yang dihadapi menjadi seorang fashion designer di Tanzania. Fatmah menjelaskan, “Tantangannya berkaitan dengan perspektif masyarakat terhadap fashion yang masih terlimitasi. Di Tanzania masih banyak orang yang kurang peduli dengan fashion, bagi mereka fashion itu merupakan sesuatu yang high class. Oleh karena itu sudah seharusnya para penggiat fashion menjadi gencar dalam melakukan promosi ke masyarakat dan membangun awarness, bahwa fashion itu bukan hanya untuk kalangan high class, terbatas. Namun banyak juga items fashion yang affordable dan tetap berkelas.”
Menilik lebih dalam lagi, kemudian saya bertanya; Bagaimana Fatmah melakukan promosi terhadap karyanya? “Untuk saat ini saya mempromosikan busana rancangan saya melalui sosial media, instagram. Saya mengunggah baju – baju rancangan saya dan dari sana saya mulai mendapatkan pesanan dari para kline. Galeri saya masih kecil, saya merancang dan membuat baju di rumah. Apabila ada klien yang ingin membeli, maka saya akan melakukan set up di rumah kemudian mengantarkannya ke klien. Selain Instagram, saya juga melakukan promosi di acara fashion show.”
Tanpa terasa dua jam sudah terlewati, 4 cangkir kopi sudah selesai kami minum. Pembicaraan kami semakin seru dan melebar ke banyak topik. Saya dan Fatmah memutuskan untuk pulang ke rumah kami masing - masing. Sebelum mengakhiri perbincangan ini, saya menutupnya dengan mengajukan dua pertanyaan, berkaitan dengan harapannya terhadap industri fashion di Tanzania dan proyek masa depan. Kemudian, Fatmah menjelaskan harapannya, agar industri fashion di Tanzania kelak semakin berkembang. Ia mengharapkan agar semakin banyak institusi atau organisasi baik swasta maupun pemerintah yang memberikan lebih banyak ruang dan penerimaan kepada para penggiat fashion untuk berekspresi, guna mempromosikan dan menampilkan karya – karya unik asal Tanzania ke masyarakat lokal dan global. Proyek masa depan yang ingin dilakukan Fatmah adalah untuk memamerkan karyanya secara mendunia, melalui platform seperti New York, Italy dan Millan Fashion Week. “Saya ingin memperlihatkan kepada warga dunia budaya Afrika yang indah, unik dan menarik melalui fashion, ungkap Fatmah.”
ADVERTISEMENT