New Normal Liga Indonesia dan Syarat-syaratnya

Suporter Bola Biasa
Konten dari Pengguna
3 Juni 2020 7:46 WIB
Tulisan dari Wis Widadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Suasana pembukaan kompetisi Sepak Bola Liga 1 Indonesia 2020 di Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/2).  Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Suasana pembukaan kompetisi Sepak Bola Liga 1 Indonesia 2020 di Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/2). Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
ADVERTISEMENT

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) kembali melakukan rapat bersama klub Liga 1 dan Liga 2 membahas kelanjutan kompetisi (2/6/2020). Setidaknya, dari rapat terakhir itu mengerucut bahwa PSSI akan melanjutkan kompetisi 2020. PSSI juga menyatakan telah berkomunikasi dengan pemerintah untuk melaksanakan sepakbola new normal.

ADVERTISEMENT

Selain itu, PSSI juga memaparkan beberapa wacana, di antaranya : 1) Muncul wacana dari PSSI kompetisi Liga 1 bergulir bulan September dan Liga 2 Oktober 2020. 2) Subsidi klub liga 1 sebesar 800 juta dan liga 2 150 juta. 3) Liga 1 tanpa ada degradasi dengan promosi 2 klub dari liga 2. Sedangkan liga 2 tidak ada degradasi. 4) untuk pertandingan liga 1 dipusatkan di jawa. Liga 2 di jawa dengan format home turnamen. 5) Protokol kesehatan sudah disiapkan oleh dokter PSSI.

Wacana tersebut mendapatkan respons dari beberapa pihak ada pro dan kontra. Klub liga 1 Persiraja mengapresiasi wacana bergulirnya kompetisi. “Kita mendukung usulan liga tersebut lanjut bulan September. Bahkan usulan PSSI tersebut bisa finis April 2021. Ini sudah sesuai dengan harapan kita sebelumnya,” kata Sekum Persiraja, Rahmat Djailani.

ADVERTISEMENT

Sedangkan, Klub PSIM Jogjakarta menyayangkan promosi dari liga 2 hanya 2 tim. “Promosi jangan dikurangi, harusnya ditambah satu lagi jadi empat slot, karena kalau dua kemungkinan promosi makin mengecil,” kata CEO PSIM, Bambang Susanto (2/6/2020).

Secara umum, memang kompetisi terkesan di paksakan. Dan jika dilihat, maka sebenarnya format kompetisinya akan berubah total dengan rencana awal kompetisi.

Saya menilai, dari lima wacana PSSI tersebut, masih bersifat top down dan kurang detail.

Menurut saya, ada beberapa syarat lain yang harus dipenuhi jika PSSI akan melanjutkan kompetisi. Beberapa syarat ini dapat meniru kompetisi Bundesliga:

Pertama, dasar utama kompetisi lanjut atau tidak adalah kondisi riil kesehatan pemain. Seluruh pemain dan official pertandingan harus di tes dulu dua bulan sebelum kompetisi bergulir. Tujuannya untuk memastikan agar tidak ada yang tertular covid 19, jika pun ada, segera dilakukan upaya penyembuhan. Terkait dengan ini, siapa yang akan membiayai, klub atau PSSI. Tentu ini tidak murah, dan klub berarti harus mengalokasikan keuangan tambahan. Fasilitas tim kesehatan Klub biasanya juga sangat minim.

ADVERTISEMENT

Jika seluruh pemain dan official serta perangkat pertandingan negatif covid-19, silahkan berbicara terkait kompetisi. Ini harus tegas dilakukan, untuk keselamatan pemain dan semua orang yang terlibat. Jangan lakukan tes sambil kompetisi berjalan. Ini sangat berbahaya menjadi klaster baru.

Selanjutnya, stadion dan seluruh alatnya, bahkan bola juga harus di sterilisasi agar tidak menjadi medium penularan. Saat menuju stadion, di dalam bus juga harus diatur jaga jarak, sehingga pasti ada penambahan jumlah bus untuk setiap tim. Untuk pemain cadangan, duduknya juga harus jaga jarak, dan menggunakan masker.

Kedua, mental dan psikologis pemain siap atau tidak bermain di tengah pandemi. Ini harus disiapkan dengan baik. Agar tidak stres dan justru malah mengancam kesehatan pemain karena daya tahan tubuh menurun. Untuk hal ini, biasanya tidak diperhatikan oleh klub. PSSI juga harus konsen terkait hal ini. Kedisiplinan pemain dalam menjaga kontak dengan orang lain menjadi penting.

ADVERTISEMENT

Ketiga, seperti Bundesliga, seharusnya, pertandingan digelar tanpa penonton. Sebelumnya PSSI tidak memperjelas, kelanjutan kompetisi dengan atau tanpa penonton. Ini penting karena, sangat sulit mengatur suporter indonesia jika tidak ada larangan. Bahkan, dalam keadaan normal biasanya, ketika pertandingan sudah dinyatakan tidak boleh ada penonton, suporter fanatik klub tetap nekat masuk stadion. Petugas keamanan pun menyerah. Hal ini jangan terjadi, sekalipun diatur jarak penonton, lebih baik jangan dilakukan. Jika dilakukan, pertandingan sepakbola dapat menjadi klaster baru penyebaran covid 19.

Keempat, Harus ada sanksi yang tegas jika ada yang melanggar protokol kesehatan. Misalnya, jika ada yang melanggar maka klub akan dicoret dari kompetisi. Ini penting agar tidak main main dan saling menjaga untuk keberlangsungan kompetisi.

ADVERTISEMENT

Khusus untuk kesehatan ini menjadi syarat utama dan tugas berat PSSI. Melakukan rapid tes, membuat protokoler kesehatan, sosialisasi ke klub dan pemain, dan mengawasinya setiap waktu. Bahkan setiap selesai pertandingan pemain dan official harus terus di tes.

Selanjutnya yang masih gamblang adalah, saat kompetisi akan dijalankan, situasi keuangan klub berkantong tipis. Ketika harus berpindah basecamp ke Jawa, tentu beban biaya akan menjadi bertambah, apalagi rencananya kompetisi hingga April 2021. Berapa biaya yang dibutuhkan.

Selain itu masalah gaji pemain, beberapa klub sebelumnya pernah mengusulkan agar PSSI membolehkan klub untuk negosiasi ulang terkait gaji pemain. Ini penting agar ada efisiensi di tengah minimnya sponsor dan kecilnya subsidi PSSI. PSSI perlu membuat payung hukum yang mengakomodir kedua belah pihak, antara klub dengan pemain melalui APPI. Misalnya, boleh ada penyesuaian gaji dengan batasan tidak lebih dari 50 persen kontrak misalnya. Agar sama sama menguntungkan.

ADVERTISEMENT

Terkait format kompetisi sendiri sifatnya akan dinamis, dan menurut saya perlu dipelajari terkait keamanan dan kenyamanan pertandingan. Kesiapan perangkat pertandingan dan izin pertandingan dari kepolisian menjadi penting untuk keberlangsungan kompetisi. Dan lagi lagi, bagaimana mengelola suporter agar tidak hadir di stadion.

Tetapi yang paling penting adalah format kompetisi harus adil. Harus tetap ada degradasi dan promosi. Jika tidak, maka klub liga 1 akan bermain suka suka, dan apa adanya, tidak ada kompetisi yang sebenarnya ; tidak memberikan yang terbaik. Ini juga tidak adil untuk klub liga 2, jika hanya diambil 2 klub agar tahun 2021 liga 1 berjumlah 20 tim. Keadilan ini harus dipikirkan oleh PSSI. Jangan sembarangan membuat aturan, karena setau saya, jumlah tim di kompetisi harus diatur dalam Kongres PSSI.

ADVERTISEMENT

Jadi, banyak sekali syarat yang harus dilakukan jika normal baru liga Indonesia akan diputar kembali. Saya rasa bukan hanya PSSI yang akan repot, Klub, Penyelenggara, Suporter dan Kepolisian juga akan repot. Jangan gegabah PSSI, lebih baik dipertimbangkan kembali dan jangan memaksakan diri menggulirkan kompetisi.

1591142142097544348
Bagikan:
Trending di Opini & Cerita