Asal Usul Tradisi Mudik, Agenda Rutin yang Dilakukan Masyarakat Indonesia

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
14 April 2022 10:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mudik Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mudik Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asal usul tradisi mudik menarik banget nih untuk disimak. Bagi masyarakat Indonesia, mendengar kata mudik tentu sudah bukanlah hal yang asing lagi di telinga.
ADVERTISEMENT
Bahkan, mudik telah menjadi agenda tahunan yang rutin dilakukan. Biasanya, menjelang hari raya Idul Fitri, banyak orang bertolak dari kota menuju kampung halaman mereka untuk berkumpul kembali bersama keluarga tercinta.
Ya, istilah mudik memang identik bagi para perantau yang hendak kembali ke kampung halaman. Bukan hanya untuk merayakan Lebaran, mudik juga kerap dilakukan pada hari-hari besar lainnya, seperti Natal ataupun tahun baru.
Lantas, bagaimana sebenarnya asal usul tradisi mudik? Apa pula arti dan makna dari kebiasaan yang telah mengakar di masyarakat Indonesia ini?
Yuk, langsung simak penjelasan lengkapnya mengenai asal usul tradisi mudik seperti di bawah ini.

Asal Usul Tradisi Mudik

Calon penumpang kereta di Stasiun Pasar Senen. Foto: KAI
Memiliki beberapa versi dan makna, mudik dipercaya telah ada sejak zaman kerajaan Majapahit. Untuk menjaga wilayah kekuasaannya yang sangat luas, sang raja menempatkan para pejabat di berbagai daerah.
ADVERTISEMENT
Hingga suatu ketika, para pejabat tersebut kembali untuk menghadap sang raja dan kembali ke kampung halaman. Hal serupa juga dilakukan oleh kerajaan Mataram Islam, di mana para pejabatnya akan kembali ke kampung halaman secara khusus saat hari raya Idul Fitri tiba.
Dua kebiasaan inilah yang disinyalir menjadi asal mula istilah mudik di Indonesia. Namun, mudik juga memiliki versi lain yang dimulai dari para petani Jawa.
Warga berdoa di depan pusara keluarganya saat ziarah kubur. Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Para petani Jawa yang merantau pulang kembali ke kampung halaman untuk membersihkan makam leluhurnya. Dalam bahasa Jawa, mudik merupakan kepanjangan dari "mulih dilik" yang berarti pulang sebentar.
Sementara, ada pula versi lainnya yang berasal digunakan masyarakat Betawi. Mudik merujuk pada kata "udik" yang berarti kampung. Secara bahasa, disederhanakan menjadi mudik, yang berarti kembali ke kampung.
ADVERTISEMENT
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik bisa berarti berlayar (hulu sungai) dan juga berarti pulang ke kampung halaman.
Istilah mudik sendiri mulai populer di Indonesia sejak tahun 1970-an, ketika Jakarta menjadi kota besar harapan masyarakat desa untuk mengadu nasib. Saat itu, banyak orang berbondong-bondong hijrah ke Jakarta untuk mendapat pekerjaan.
Ilustrasi mudik Foto: Shutterstock
Istilah mudik pun kemudian digunakan bagi masyarakat yang merantau ke kota dan ingin pulang ke kampung halamannya untuk bertemu kembali dengan keluarga, saudara, kerabat, serta sahabat selama beberapa waktu.
Biasanya, tradisi mudik dilakukan mulai dari tujuh hari sebelum lebaran, sampai tujuh hari setelahnya. Kini, mudik telah menjadi tradisi yang mengakar bagi seluruh masyarakat di Indonesia.
Itu dia informasi singkat mengenai asal mula tradisi mudik yang baru saja kamu simak. Apakah kamu salah satu yang mengikuti tradisi satu ini?
ADVERTISEMENT
(AFG)