SMBR Kejar Target Penjualan Semen 2,33 Juta Ton

Produksi Semen Baturaja. (foto: istimewa)

PT Semen Baturaja mengoptimalkan penjualan semen domestik melalui peningkatan fasilitas distribution centre untuk mengejar target penjualan sebesar 2,33 juta ton. Upaya ini dilakukan ditengah kondisi permintaan semen secara nasional yang masih belum bergairah.

Direktur Utama Semen Baturaja, Jobi Triananda Hasjim, mengatakan hingga Oktober 2019, volume penjualan semen perusahaan dengan kode emiten SMBR ini baru 73 persen atau 1,69 juta ton dari target produksi tahun ini.

"Volume penjualan semen hingga Oktober mengalami penurunan sebesar 3 persen dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya. Ini dipengaruhi oleh kondisi penjualan industri semen nasional yang memang belum bergairah," katanya, Kamis (5/12).

Jobi bilang, meskipun permintaan semen nasional dari bulan sebelumnya ke Oktober tumbuh 7,4 persen. Namun pertumbuhan ini belum mampu merubah kondisi permintaan semen nasional sepanjang 2019 yang masih terkoreksi 1,2 persen.

Menurutnya, angka permintaan semen secara nasional itu, bahkan masih lebih baik dibanding dengan kondisi permintaan semen di wilayah Sumbagsel yang terkoreksi 11,7 persen.

"Padahal wilayah Sumbagsel merupakan basis wilayah pemasaran Semen Baturaja," katanya.

Sementara itu, hingga saat ini perseroan juga terus berupaya menjaga market share Semen Baturaja di wilayah Sumbagsel. Dimana hingga Oktober mencapai 34 persen atau naik 3 persen secara year on year.

“Market share tertinggi berada di Sumatra Selatan yaitu sebesar 64 persen atau naik 10 persen, dan pendapatan tumbuh 2 persen dari periode serupa tahun sebelumnya menjadi Rp 1,58 triliun dari Rp1,55 triliun," katanya.

Untuk itu, pihaknya akan terus mengoptimalkan penjualan semen domestik melalui peningkatan fasilitas distribution centre untuk mengejar target di sisa dua bulan terakhir. Dimana saat ini sedang membangun dermaga jetty untuk memudahkan distribusi dari dan ke wilayah Palembang dan Jambi.

"Kami juga tetap fokus mengembangkan bisnis hulu dan hilir serta melakukan berbagai efisiensi biaya produksi untuk mengoptimalkan pendapatan di tahun ini," katanya. (jrs)