Siap Jadi Bank Data, IJTI Sumsel Minta Konferensi Pers Dihentikan

Konten Media Partner
28 Maret 2020 15:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua IJTI Sumsel Ardiansyah Nugraha.
zoom-in-whitePerbesar
Ketua IJTI Sumsel Ardiansyah Nugraha.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumatera Selatan meminta agar kegiatan konferensi pers dihentikan. Upayai ini sebagai langkah pencegahan penyebaran pandemi virus corona (covid-19) terutama kepada awak media saat melakukan liputan.
ADVERTISEMENT
Ketua IJTI Sumsel Ardiansyah Nugraha mengatakan, sebagai langkah solusi, pihaknya siap menjadi bank data pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menyalurkan pemberitaan ke semua jurnalis baik itu media elektronik, online, dan cetak.
“Kami menyesalkan kegiatan konferensi pers terkait penerimaan Rapid Test yang dilakukan di halaman kantor Gubernur Sumsel pada 27 Maret 2020 lalu yang tanpa diatur jarak aman antar jurnalis yang menciptakan kerumunan sehingga sangat berpotensi menyebarkan virus corona," katanya, Sabtu (28/3).
Pihaknya meminta kepada semua pemerintah daerah dan Instansi terkait untuk mengaktifkan fungsi kehumasan dan kominfo sebagai penyedia sumber berita untuk melakukan live streaming dan menyediakan video dan data agar tidak mengundang jurnalis untuk hadir langsung ke setiap acara atau press rilis.
ADVERTISEMENT
“IJTI Sumsel siap menjadi bank data dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menyalurkan pemberitaan ke semua stasiun televisi sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus covid-19, dengan mengirimkan video dan data rilis ke email [email protected],” katanya.
Jika pemerintah daerah dan instansi terkait nantinya bakal tetap menggelar konferensi pers, lanjut Ardiansyah, hal itu akan hanya menambah jumlah pasien yang tertular dan juga sangat membahayakan jiwa para jurnalis yang tengah meliput.
“Kami mengimbau kepada para jurnalis untuk mengutamakan keselamatan saat menjalankan peliputan dengan mematuhi protokol kesehatan serta mitigasi peliputan covid-19. Jurnalis juga harus selalu menjaga kesehatan karena kalian adalah pahlawan informasi danjuga memiliki keluarga yang senantiasa selalu menunggu dirumah. Ingat tidak ada berita seharga nyawa,” pungkasnya. (eno)
ADVERTISEMENT