Unik, Pria Muslim asal Malang Memiliki Nama ‘Slamet Hari Natal’

Konten Media Partner
13 Desember 2019 7:47 WIB

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Slamet Hari Natal menunjukkan foto lamanya ketika berambut panjang yang membuat ia diberi nama Yesus Kamis (12/12/2019). (Foto: Rizal Adhi/Tugumalang.id)
Slamet Hari Natal menunjukkan foto lamanya ketika berambut panjang yang membuat ia diberi nama Yesus Kamis (12/12/2019). (Foto: Rizal Adhi/Tugumalang.id)
ADVERTISEMENT

TUGUMALANG.ID – Nama pria asal Dusun Wates, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang ini terbilang cukup unik. Meski seorang muslim, pria berusia 57 tahun tersebut memiliki nama yang berarti ucapan hari raya untuk umat beragama Kristen, yakni Slamet Hari Natal.

ADVERTISEMENT

Bahkan, pria yang lahir tanggal 25 Desember 1962 tersebut juga kerap dipanggil dengan nama Yesus oleh teman maupun tetangganya.

“Benar, warga memanggil saya Yesus, mungkin karena perawakan dan rambut saya yang mirip,” ungkap pria tersebut sembari tertawa ketika ditemui tugumalang.id di rumahnya Kamis (12/12/2019) siang.

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Ads.

Kepada tugumalang.id, Yesus pun bercerita terkait asal usul namanya mengapa bernama Slamet Hari Natal tersebut, atau jika dalam bahasa Indonesia, yakni Selamat Hari Natal.

Selain karena lahir tepat pada tanggal 25 Desember atau hari perayaan Natal, ia juga mengaku bahwa proses kelahiran dirinya juga berkat pertolongan seorang bidan beragama Kristen.

“Yang membantu saat saya lahir itu orang Kristen Jawi Wetan, namanya ibu Welasasih," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Lalu, karena Yesus lahir bertepatan saat perayaan Natal, bidan tersebut menyarankan agar diberi nama Slamet Hari Natal agar lebih mudah dihafalkan.

“Lantas ibu saya ya mengikuti saja saran bidan tersebut,” terangnya.

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Yesus menunjukkan E-KTP dan SIM-nya yang membuktikan bahwa namanya memang Slamet Hari Natal. (Foto: Rizal Adhi/Tugumalang.id)

Meski demikian, Yesus menegaskan baik dirinya dan keluarganya adalah muslim semua. Bahkan Slamet setiap harinya selalu rutin mengikuti kegiatan di mushala.

“Saya kadang juga azan di mushala juga. Tidak ada masalah,” jelasnya.

Ia menjelaskan kalau selama ini tetangga-tetangganya tidak ada yang mempermasalahkan namanya meskipun mayoritas adalah muslim.

Yesus sendiri menuturkan kalau kesulitan dari memiliki nama unik sepertinya adalah saat mengurus surat-surat di kecamatan. Seringkali, prosesnya lama karena petugas di sana berkali-kali mengkonfirmasi namanya.

“Lambatnya tidak dipersulit, hanya nanya lagi apa bener ini namanya,” kenangnya sembari tertawa.

ADVERTISEMENT

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

DERMAWAN: Yesus juga kerap membersihkan sampah dengan mobil pikap tuanya secara sukarela. (Foto: Rizal Adhi/Tugumalang.id)

Selain itu, ternyata Yesus dikenal sebagai sosok yang dermawan. Sehari-hari ia dengan sukarela membersihkan sampah dengan mobil pikap tuanya untuk dikirim ke TPA.

“Ya saya angkut sampah sukarela, daripada dibuang di sungai. Yang penting dapat barokahnya saja,” tuturnya.

Berkat keikhlasannya itu, ia mengantar sang anak bungsu menjadi prajurit TNI meskipun keadaan keluarganya serba kekurangan. Sang anak yang bernama Sertu Teddy saat ini sedang menjalani pendidikan S1 di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Sehari-hari saat pulang ke rumah, Sertu Teddy seringkali membantu sang ayah membersihkan sampah di lingkungannya dengan sukarela.

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Identitas Slamet Hari Natal yang menunjukkan kelahiran pada 25 Desember 1962. (Foto: Rizal Adhi/Tugumalang.id)

Tetangga Barunya Sempat Heran

Salah seorang tetangga Slamet Hari Natal, Ahmad Muhajri saat pertama kali pindah ke Dusun Wates juga mengaku sempat terheran dengan nama Yesus tersebut.

ADVERTISEMENT

“Awalnya heran, ini muslim kok namanya Slamet Hari Natal. Tapi waktu ada hajatan di rumah beliau, bapaknya menceritakan awalnya, jadi saya paham,” terang Ahmad.

Ahmad juga mengatakan kalau Yesus adalah salah satu masyarakat yang ditokohkan di lingkungannya.

“Ya kalau beliau ini memang baik, bahkan salah satu yang ditokohkan di sini,” tutupnya.

Reporter : Rizal Adhi Pratama