Soesilo Toer Minta TBM dan Penerbit Buku Perkuat Gerakan Literasi

Konten Media Partner
7 Oktober 2019 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TUGUMALANG- Dunia literasi yang berkembang positif di Indonesia. Pengembangan gerakan literasi tentunya diperlukan upaya jejaring. Salah satu jejaring yang aktif mengembangkan gerakan literasi ialah taman baca masyarakat (TBM) dan penerbitan buku. Hal tersebut disebutkan adik kandung Pramoedya Ananta Toer, penulis Tetralogi Buru, yakni Soesilo Toer.
Soesilo Toer beserta rombongan berkunjung ke Istana Gebang Kota Blitar, Minggu (6/10) lalu. Foto: Rino Hayyu Setyo/ tugumalang.id
Minggu (6/10) malam, Soesilo Toer menjadi pemantik diskusi dalam acara Ketemu Buku Blitar di Graha Patria. Melihat perkembangan geliat dunia literasi, Soesilo Toer menilai dua komponen ini harus lebih kreatif bekerjasama. Misalnya, saat ini sedang booming tentang pasar buku yang berkembang diberbagai kota.
ADVERTISEMENT
Kerjasama ini, kata Soesilo Toer, tidak boloeh berhenti sekedar menjadi pasar. Dikarenakan, puncak dari literasi ialah kesadaran belajar masyarakat, bahkan bisa membuat karya sendiri. Baik dalam bentuk tulisan maupun benda hasil bacaannya. “Memang sedang boom, itu harus semakin berkembang,” terang Soesilo saat diwawancarai tugumalang.id partner resmi kumparan.com.
Soesilo Toer usai mengisi acara Ketemu Buku Blitar di Graha Patria Kota Blitar.
Ketika ditemui di TBM Ilalang, Soesilo Toer mempunyai harapan besar kepada dua kelompok ini, yakni TBM dan penerbitan buku. Soesilo berpandangan dua kelompok ini yang akan mengabadikan pemikiran manusia. Bahkan ketika manusia itu mati, maka manusia tidak sekadar meninggalkan nama, tetapi hasil dari perilakunya yakni karya.
“Khususnya menulis pemikiran, itu kerja untuk keabadian. Itu kata Pram,” imbuh pria asal Blora itu. Selain itu, Soesilo Toer juga berharap para penulis muda itu lebih gemar membaca. Dikarenakan, syarat untuk menulis ialah membaca terlebih dulu. “Menulis itu lebih susah dari membaca, jadi wajib baca,” tegasnya.
Soesilo Toer berkunjung di TBM Ilalang Kota Blitar.
Hal tersebut sesuai dengan kredo dari Perpustakaan yang didirikannya tahun 2006 silam yakni Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa (Pataba) Blora. Soesilo Toer menjelaskan jika selama ini Perpustakaan Pataba itu mempunyai kredo “bacalah dan bakarlah titik-titikmu”. Kredo ini diberikan Soesilo untuk mengingatkan anak muda dalam meneruskan perjuangan dan penghargaan dalam berkarya. “Setelah membaca, maka menulislah, semua kendala menulis itu saya sebut dengan titik-titikmu,” pungkas Soesilo Toer.
ADVERTISEMENT
Reporter : Rino Hayyu Setyo