Lolos Program PTDM, Unikama Sasar Peternak Kambing di Ponorogo

Konten Media Partner
18 Juli 2021 10:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak kambing di Kabupaten Ponorogo menjadi sasaran realisasi program PTDM oleh tim Unikama. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Peternak kambing di Kabupaten Ponorogo menjadi sasaran realisasi program PTDM oleh tim Unikama. Foto: dok
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Getol meningkatkan kualitas pendidikan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) berhasil lolos Program Produk Teknologi yang Didiseminasikan ke Masyarakat (PTDM) tahun 2021
ADVERTISEMENT
Tim Unikama yang lolos program ini ialah Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) sekaligus Ketua Tim, Dr Ir Enike Dwi K SPt MP IPM, dengan beranggotakan Rektor Unikama, Dr Pieter Sahertian MSi, serta Dosen Prodi (Program Studi) Manajemen dan Teknik Informatika, Akhmad Zaini SKom MT.
Mereka mengusung judul Penerapan Inovasi Teknologi Reproduksi, Manajemen Peternakan dan Pemasaran Kambing dan Domba Pada Masa Pandemi COVID-19 di Kabupaten Ponorogo.
Peternakan kambing di Kabupaten Ponorogo. Foto: dok
Enike Dwi menjelaskan, PTDM merupakan skema pengabdian kepada masyarakat yang dikembangkan dengan mempertimbangkan masih adanya sektor pembangunan yang kurang berkembang dan belum mampu bersaing kerena lemahnya penerapan, penguasaan, dan pemanfaatan produk teknologi.
Skema ini sangat penting untuk mengakselerasi proses hilirisasi produk teknologi hasil penelitian lembaga litbang agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Tujuannya untuk mempercepat diseminasi dan pemanfaatan produk teknologi yang potensial dari lembaga Litbang ke masyarakat,” katanya.
Sedangkan pendanaan program ini bersumber dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN.
Diketahui, awal dari penelitian ini lantaran menilik sistem pemeliharaan ternak kambing dan domba kelompok peternak yang dilakukan masih secara sederhana.
Beberapa kendala yang dihadapi antara lain, mulai dari produktivitas ternak yang dipelihara tidak optimal, juga kepemilikan dan kualitas bibit unggul betina masih rendah. Sehingga, mempengaruhi produksi ternak dan kualitas anak kambing yang dihasilkan.
“Tingkat kematian cempe (anak kambing) baru lahir serta induk cukup tinggi. Sementara itu, teknik perkawinan masih dilakukan secara alami menggunakan pejantan. Dengan teknik ini, peternak harus mengeluarkan biaya lebih mahal untuk menyewa ternak sebagai pejantan dibandingkan dengan teknik perkawinan melalui teknologi reproduksi inseminasi buatan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pada saat melakukan survei, beberapa peternak berharap bisa memiliki bibit betina unggul. Hal ini diharapkan dapat dikembangbiakkan untuk meningkatkan produktivitas ternak. Juga ingin mengetahui dan memahami tentang teknologi reproduksi yang efisien dan lebih murah untuk peningkatan populasi, teknologi pengolahan pakan, manajemen pemeliharaan, pengolahan pakan, pemasaran kambing dan domba, serta produk olahannya.
"Dengan pengetahuan itu mereka tidak hanya fokus dalam penjualan kambing dan domba saja, tetapi dengan bentuk lain seperti pupuk organik maupun produk lainnya yang memiliki peluang pasar untuk dijual sehingga nantinya memberi penghasilan tambahan bagi keluarga anggota peternak," tambahnya.
Melalui program ini, tim Unikama menawarkan beberapa solusi. Diantaranya pengusahaan bibit induk betina yang berkualitas melalui teknologi pemuliabiakan yaitu introduksi bibit unggul sehingga nantinya dapat meningkatkan produktivitas anak kambing (litter size, pencapaian bobot sapih, dan jumlah populasi ternak).
ADVERTISEMENT
Kemudian, pelatihan dan pendampingan manajemen pemeliharaan domba guna dapat menurunkan tingkat mortalitas, pengenalan teknologi reproduksi inseminasi buatan.
"Harapannya, peternak dapat mengetahui dan mengerti upaya untuk meningkatkan populasi ternak lebih efisien, lebih murah tidak lagi menyewa pejantan untuk perkawinan ternaknya; pelatihan dan pendampingan penerapan teknologi pengolahan pakan silase,” tukasnya.
Tidak hanya itu, ada juga solusi untuk meningkatkan pendapatan peternak. Salah satu alternatifnya yaitu melalui teknologi pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik yang dapat dijual untuk menambah pendapatan peternak dan melakukan pelatihan serta pendampingan manajemen keuangan dan pemasaran di masa pandemi COVID-19. Seperti pembuatan website ataupun media pemasaran online lainnya.
Ke depan, program ini diharapkan bisa mengakselerasi hilirisasi produk teknologi ke masyarakat dan juga meningkatkan produktivitas, nilai tambah, kualitas, maupun daya saing produk berbasis Iptek di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Serta, teknologi yang ditawarkan supaya dapat dimanfaatkan dalam aktivitas ekonomi daerah dalam upaya peningkatan produk unggulan dan daya saing.
"Untuk Fapet Unikama, semoga hal ini dapat meningkatkan jaringan kerja sama sinergi antara Fapet Unikama, pemerintah, lembaga usaha (industri), dan masyarakat yang mendukung diseminasi dan pemanfaatan Iptek," tandasnya.(ads)