Khawatir Sekolah Jadi Klaster Baru, Relawan Pendidikan Masyarakat Fajar Berkemas

Konten Media Partner
14 Agustus 2020 14:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Afwan Al Asgaf usai rapat koordinasi Fajar Berkemas.
zoom-in-whitePerbesar
Afwan Al Asgaf usai rapat koordinasi Fajar Berkemas.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KEDIRI- Wacana pembukaan sekolah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mendapat reaksi dari berbagai pihak. Pro-kontra tentang pembukaan sekolah di zona kuning dan hijau perlu dikaji lebih mendalam. Dikarenakan, penyebaran COVID-19 masih terjadi pada beberapa daerah.
ADVERTISEMENT
Menanggapi SKB Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, dan Nomor 440-882 tanggal 15 Juni 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran Baru 2020-2021 di masa Pandemi COVID-19, Ketua Pemuda Muhammadiyah Afwan Al Asgaf Kabupaten Kediri menerangkan jika sektor pendidikan harus mempunyai terobosan untuk memberikan layanan pendidikan. Termasuk mengirimkan tenaga relawan untuk membantu proses pendidikan di Kabupaten Kediri. “Relawan pendidikan masyarakat semestinya perlu dipikirkan untuk membantu proses pembelajaran,” ungkap Afwan kepada tugumalang.id partner kumparan.com. Menurutnya, selama ini pembelajaran jarak jauh (PJJ) dinilai kurang efektif. Apalagi, kata Afwan, untuk murid-murid yang kurang mampu. Artinya, tidak mempunyai kelengkapan untuk PJJ, seperti gawai dan laptop. Selain itu, infrastuktur pendidikan juga menjangkau pelosok di Kabupaten Kediri. “Sinyal masih sulit, belum lagi yang lain. Kalaupun ada pengeluaran untuk membeli paket data atau pulsa diperlukan lebih banyak untuk mengikuti PJJ,” imbuh pria yang akrab disapa Gus Afan.
Foto dokumen Afwan Al Asgaf.
Melihat kondisi ini, Afan pun merancang program Fasilitasi Belajar Berbasis Kebutuhan Masyarakat atau disingkat Fajar Berkemas. Kegiatan ini sedang dirancangnya untuk membantu pemerintah dalam melayani pendidikan di Kabupaten Kediri. “Masih kami rancang, beberapa hal detailnya perlu didiskusikan lagi. Tapi bagaimana landasan dan kurikulumnya sudah siap,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Secara teknis, Afan hanya memberikan gambaran sederhana jika relawan Fajar Berkemas itu dikirim ke beberapa desa pelosok di Kabupaten Kediri. Namun, ia akan menyeleksi relawan tersebut. Mengapa demikian? Karena, ia membutuhkan komitmen para relawan untuk tertib dan disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan. Afan tidak ingin relawan Fajar Berkemas yang diharapkan bisa membantu pendidikan masyarakat justru akan membuat masalah baru pada masa pandemi ini. “Ini kan relawan atau fasilitator di masyarakat, jadi harus bisa memberikan contoh untuk masyarakat dalam kebiasaan mematuhi protokol kesehatan,” kata pria 28 tahun ini.
Namun, ia belum memberikan keterangan kapan akan menerjunkan tim tersebut. “Dimatangkan dulu, kalau semua komponennya siap, langsung jalan,” pungkasnya.