Insiden Plengsengan Ambrol, Pemkot Malang Bakal Panggil Pengembang Perumahan

Konten Media Partner
19 Januari 2021 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Malang, Sutiaji (kiri), saat meninjau lokasi plengsengan ambrol di Perumahan Griya Sulfat Inside, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, pada Selasa (19/1/2021). Foto: Humas Pemkot Malang
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Malang, Sutiaji (kiri), saat meninjau lokasi plengsengan ambrol di Perumahan Griya Sulfat Inside, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, pada Selasa (19/1/2021). Foto: Humas Pemkot Malang
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Longsornya plengsengan perumahan di Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, pada Senin (18/1/2021), membuat 1 penguninya belum dapat diketahui keberadaannya hingga kini.
ADVERTISEMENT
Diduga kuat, korban atas nama Roland Sumarna (40), hilang terseret arus sungai Bango.
Peristiwa ini menuai reaksi dari Wali Kota Malang, Sutiaji, yang langsung meninjau lokasi kejadian, pada Selasa (19/1/2021).
Lokasi tanah plengsengan yang longsor di bibir sungai Bango setinggi 15 meter. Foto: Ulul Azmy
Dari hasil tinjauannya, sedari awal dibangun dengan lokasi di bibir sungai, Sutiaji mengatakan sudah seharusnya potensi longsor diantisipasi pihak pengembang. Termasuk mempertimbangkan kejadian luar biasa seperti faktor cuaca dan intensitas hujan.
''Nanti akan kita kroscek ke pengembang, soal perizinan dan lain-lain. Apalagi sekarang banyak bangunan dibangun di bibir sungai. Harusnya sudah tahu,'' paparnya.
Dalam waktu dekat, Sutiaji akan memanggil pihak pengembang perumahan terkait segala hal perizinan hingga AMDAL perumahan yang dibangun berada di bibir sungai ini.
Tak lupa, Sutiaji turut berbelasungkawa dan berharap petugas SAR bisa segera menemukan titik terang terkait keberadaan korban.
ADVERTISEMENT
Hal senada dikatakan Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Hadi Santoso. Pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait proses pembangunan kavling Perumahan Griya Sulfat Inside ini.
"Nanti akan kami ukur lagi pelanggarannya seberapa. Sebab, dari bibir sungai, harusnya kan 6 meter. Itu yang longsor kan jalan buntu dan akhirnya dibuat untuk parkir motor,'' katanya.
Tercatat, ada 3 rumah di lokasi kejadian yang rawan longsor karena jaraknya ke bibir sungai hanya 5 meter. Pria yang akrab disapa Soni ini mengatakan, jarak tersebut tidak ideal sesuai regulasi yang ditentukan. Dalam kasus ini, sudah semestinya kualitas dinding penahan juga harus diperkuat.
"Nanti mereka (pengembang) akan dipanggil untuk bertanggung jawab atas kejadian ini. Akan kita kroscek lagi kecocokan antara site-plan dan faktanya,'' pungkasnya.
ADVERTISEMENT