Fatal, Keluarga Cium Jenazah COVID-19 di Malang

Konten Media Partner
11 Agustus 2020 17:24 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar video viral aksi perebutan jenazah PDP COVID-19, di RST Supraoen, Kota Malang.
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar video viral aksi perebutan jenazah PDP COVID-19, di RST Supraoen, Kota Malang.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Kota Malang kembali menjadi bahan perbincangan di lini masa lantaran video viral yang menunjukkan jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 dicium salah satu anggota keluarga.
ADVERTISEMENT
Dari informasi yang dihimpun tugumalang.id, lokasi pengambilan video tersebut ada di Kota Malang, tepatnya di Rumah Sakit Tentara (RST) Soepraoen.
Jenazah laki-laki yang belakangan diketahui adalah pendiri sebuah masjid ini merupakan warga Buring, Kota Malang. Dia ditetapkan sebagai PDP COVID-19 karena memiliki gejala klinis.
Sutiaji. Foto: Ulul Azmy
Saat itu, jenazah akan dibawa ke RS Saiful Anwar untuk dipulasarakan dan dikubur dengan standar prosedur COVID-19. Hingga kemudian terjadilah insiden fatal tersebut.
Dalam video berdurasi hampir dua menit itu, tampak seorang pria berpeci membuka paksa kantong jenazah dan kemudian mencium jenazah. Dia tampak menyangkal berbagai imbauan petugas. Dia juga sempat merebut dan menggeret jenazah untuk dibawa pulang menggunakan mobil pribadi.
''Gowo moleh ae, gak usah digowo nang Celaket. Aku sing nggowo moleh. Wis meneng, nggak usah. (Dibawa pulang saja. Gak usah dibawa ke RSSA. Sudah diam. Tidak usah," kata pria dalam video itu dengan nada tinggi.
ADVERTISEMENT
Menanggapi video tersebut, Wali Kota Malang, Sutiaji, menjelaskan jenazah akan diberangkatkan ke RSSA. Hingga kemudian terjadi friksi alias perpecahan dalam keluarga. Dimana ada satu anggota yang menolak jenazah dibawa dan dimakamkan sesuai prosedur.
Dari informasi yang dihimpun Sutiaji, keluarga menolak dikarenakan hasil rapid test jenazah non reaktif.
''Jadi sebenarnya ada friksi. Tadinya keluarga sudah patuh. Tapi ada satu anggota yang menolak lalu nyelonong merebut, membuka paksa hingga mencium jenazah. Nah akhirnya banyak anggota keluarga yang terprovokasi dengan pria ini,'' jelas Sutiaji, pada Selasa (11/8/2020).
Menurutnya, Satgas COVID-19 Kota Malang langsung melakukan tracing dan rapid test terhadap semua anggota keluarga terkait di insiden itu.
Sementara pria yang mencium jenazah, kata Sutiaji, adalah warga domisili luar kota. Hasilnya, masih belum diketahui. ''Nanti kita akan tindak lanjuti segera,'' ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sutiaji menyayangkan kejadian ini. Mengingat angka kasus COVID-19 di Kota Malang masih tinggi. Dia juga meminta maaf atas ketidaktegasan perangkat daerah setempat dalam mengantisipasi kejadian fatal seperti ini.
''Kalau liat videonya kan terkesan ada pembiaran. Tidak tegas. Seharusnya pihak lurah bisa bergerak cepat untuk nge-cut,'' sesalnya.
Selain itu, dia juga ingin dari pihak rumah sakit untuk mempercepat proses pemulasaraan sehingga tidak sampai terjadi insiden fatal.
"Saya minta agar rumah sakit ada percepatan penanganan. Jangan sampai ada proses panjang sehingga memberi ruang orang untuk membisiki untuk membawa pulang jenazah," harapnya.
Sutiaji juga mengklarifikasi bahwa jenazah ini akhirnya tetap dimakamkan sesuai prosedur.
Dalam video yang beredar, papar dia, hanya terpotong di adegan perebutan jenazah. Faktanya, jenazah tidak jadi dipulangkan ke rumah duka.
ADVERTISEMENT
''Itu akhirnya keluarga setuju jenazah dikubur sesuai prosedur. Jenazah juga sempat disalati tapi tidak turun dari ambulan. Sementara, soal sudah di swab atau belum, nanti saya tindak lanjuti,'' pungkasnya.