DETAK, Aplikasi Buatan Universitas Brawijaya yang Pecahkan Rekor MURI

Konten Media Partner
4 Oktober 2020 20:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DETAK. Foto: Ulul Azmy
zoom-in-whitePerbesar
DETAK. Foto: Ulul Azmy
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Sekelompok peneliti di Kelompok Kajian Kardiovaskular Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) membuat terobosan aplikasi baru bernama DETAK (Deteksi Jantung Secara Cepat dan Akurat).
ADVERTISEMENT
Aplikasi ini penting sebagai skrining atau deteksi dini gejala dan tanda Sindrom Koroner Akut (SKA).
SKA adalah kondisi darurat medis ketika suplai darah ke jantung terhambat tiba-tiba. Kondisi ini butuh penanganan segera.
ads.
Ketua Kelompok Kajian Kardiovaskular FK UB, Prof dr M Saifur Rohman, mengatakan rata-rata pasien minim pengetahuan dan kewaspadaan terhadap gejala dan tanda SKA ini. Sehingga kerap terjadi keterlambatan penanganan dari tim medis di rumah sakit.
Berdasarkan kajian di RSUD Saiful Anwar Malang selama 5 tahun terakhir, lanjut dia, keterlambatan kerap terjadi sehingga angka kematian serangan jantung cukup tinggi, mencapai 20 persen.
''Namun belakangan mulai terjadi penurunan hingga 9 persen. Dengan aplikasi ini bisa mengurangi waktu patient delay itu melalui jejaring kardiovaskular antar faskes se-Malang Raya di aplikasi ini,'' ungkap Saifur, pada Minggu (4/10/2020).
ads.
Aplikasi ini selain menyediakan layanan deteksi dini, juga memberi rekomendasi perawatan lanjutan hingga memberi saran rumah sakit terdekat jika terjadi potensi serangan mendadak.
Ads.
Ini didapat dari data keluhan nyeri dada yang dimasukkan pengguna melalui aplikasi. Juga ada layanan alarm pengingat minum obat hingga pengingat kontrol (konsultasi).
ADVERTISEMENT
''Lewat aplikasi ini, pasien dengan kemungkinan SKA bisa segera mendapat rekomendasi rumah sakit atau faskes terdekat agar bisa dilakukan penanganan segera,'' jelasnya.
Dengan begitu, tujuan utama peneliti menurunkan angka mortalitas dan morbiditas akibat serangan jantung di Malang dan Indonesia pada umumnya, bisa tercapai.
Lebih lanjut, sejak diluncurkan per Februari 2020, aplikasi ini sudah mendapat penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan predikat Penggunaan Aplikasi Deteksi Dini Serangan Jantung Oleh Peserta Risiko Terbanyak.
Sertifikat diserahkan langsung oleh Ketua MURI, Jaya Suprana, via teleconference, pada Minggu (4/10/2020).
Dalam waktu dekat, DETAK sudah bisa diunduh di Google Play Store secara gratis untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit jantung.
"Di luar ekspetasi, sebanyak 1.131 pelapor gejala di aplikasi ini hingga kemudian dapat rekor MURI. Tentu ini jadi kebanggaan tersendiri bagi kita,'' ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, aplikasi DETAK sudah menjangkau sejumlah wilayah di Indonesia, yakni Kota Malang, Jakarta, Surabaya, Kediri, Bangil, Pamekasan, Bangil, Sidoarjo, bahkan hingga Kalimantan Selatan.
Dengan begitu, aplikasi ini diharapkan bisa menurunkan angka mortalitas dan morbiditas serangan jantung.
Selain itu, juga mengembangkan sistem rujukan berbasis aplikasi yang dapat memperpendek keterlambatan penanganan pasien.
''Semoga performa aplikasi ini bisa berlanjut kontinyu dan terus berkembang, sehingga bisa menjadi solusi jitu menyelesaikan masalah kardiovaskular selama ini,'' pungkasnya.