Serangan Kera Terus Terjadi, Warga Keluhkan Tak Ada Langkah Konkrit Dari Pemerintah

Konten Media Partner
5 Agustus 2018 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serangan Kera Terus Terjadi, Warga Keluhkan Tak Ada Langkah Konkrit Dari Pemerintah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Serangan kera terhadap lahan pertanian milik warga di Gunungkidul terus terjadi bahkan kian meluas. Namun hingga kini masyarakat mempertanyakan tindakan konkrit dari pemerintah untuk mengatasi persoalan serangan perimata tersebut. Mereka khawatir, jika dibiarkan maka kera-kera tersebut akan menyerang pemukiman.
ADVERTISEMENT
Seperti yang terjadi di Kemadang, Tanjung sari. Puluhan hektare tanaman milik warga rusak akibat dijarah kera-kera liar yang merangsek ke ladang mereka dalam beberapa bulan terakhir. Akibatnya, warga mengalami kerugian yang tidak sedikit karena tanaman mereka tidak bisa dipanen.
Warga Kemadang, Embun mengatakan, tanaman milik orangtuanya di ladang rusak parah akibat diserang oleh kera-kera yang turun gunung. Sebenarnya, warga di wilayah tersebut sudah melakukan upaya pengusiran kera-kera tersebut, namun selalu sia-sia karena jumlahnya terus bertambah banyak.
"Kini lahan dibiarkan begitu saja. Tidak kami tanami, wong kalau kita tanami langsung dirusak kera,"ujarnya, Minggu (5/8).
Sebenarnya, warga sudah melaporkan kejadian serangan kera tersebut ke instansi terkait. Namun sampai saat ini belum ada tindakan nyata terkait dengan upaya menekan serangan kera tersebut ke lahan pertanian. Warga kini kebingungan, sebab, jika ingin menembak kera tersebut takut melanggar undang-undang. Kera merupakan hewan yang dilindungi dan tidak boleh dibunuh.
ADVERTISEMENT
Kepala BKSDA DIY, Juanita Pardjianti memperkirakan, turunnya kera liar dari atas gunung dan menyerang lahan pertanian tersebut dikarenakan habitat alami mereka rusak. Tanaman-tanaman yang selama ini menjadi sumber makanan kera-kera di habitat alami mereka kemungkinan besar sudah tidak ada lagi.
Terlebih di musim kemarau ini, tanaman-tanaman buah liar yang ada di atas bukit sudah mulai meranggas dan tidak berbuah. Sehingga untuk mempertahankan hidup, kera-kera ini turun gunung mencari sumber makanan lain. Secara kebetulan, di kaki bukit banyak warga yang menanam tanaman pangan.
"Karena tidak ada makanan, maka tanaman milik warga yang dijarah,"ungkapnya.
Secara instan, lanjutnya, cara yang dilakukan hanyalah mengusir kera tersebut dari lahan pertanian. Selain itu, juga dengan berupaya melindungi tanaman milik petani seperti dengan memasang jaring. Namun untuk jangka panjang, pihaknya kini tengah berupaya untuk merehabilitas habitat alami kera tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang kini ia anggap berhasil dalam rehabilitasi tersebut adalah di kawasan Hutan Paliyan. Di mana program reboisasi yang digalakkan pemerintah bersama dengan perusahaan swasta telah berhasil mencegah kera-kera tersebut masuk ke ladang milik warga. (erl)