Limbah Pabrik Tahu dan Tempe di Gunungkidul Diduga Cemari Kali Pancuran

Konten Media Partner
3 Agustus 2020 10:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah seorang warga menunjuk kondisi Kali Pancuran yang tercemar. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Salah seorang warga menunjuk kondisi Kali Pancuran yang tercemar. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah sempat diprotes warga akibat Kali Pancuran yang tercemar oleh limbah pabrik tahu dan tempe, akhirnya Dinas Lingkungan Hidup menindaklanjutinya dengan mengambil sampel air dari sungai tersebut. Mereka akan menguji di laboratorium guna menemukan limbah apa yang paling dominan di sungai tersebut.
ADVERTISEMENT
Mereka menggandeng Bappeda, Sekretariat Daerah, pihak Kapanewon Wonosari dan pemerintah di dua Kalurahan Kepek dan Siraman untuk melakukan pengecekan di lokasi Kali Pancuran. Upaya ini sebagai langkah awal melakukan kajian ilmiah dari kandungan yang berada di dalam sungai.
Kepala UPT Laboratorium DLH Gunungkidul, Anna Prihatini mengatakan, ada lima titik air sungai yang diambil untuk dijadikan sampel. Dari hasil laboratorium air tersebut telah tercampur dari berbagai macam limbah. Sampai saat ini pihaknya masih meneliti kandungan limbah dalam air sungai tersebut.
"Sampel IPAL baru kami ambil Minggu kemarin hasilnya belum keluar, jadi belum bisa menentukan kandungan dalam air yang lebih spesifik itu asalnya darimana. Apakah memang dari limbah pabrik tahu dan tempe atau hal lain," paparnya ketika dikonfirmasi Senin (03/08/2020).
ADVERTISEMENT
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, Aris Suryanto menambahkan, setelah mengambil sampel, pihaknya akan membandingkan kandungan air di sungai dan air pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dengan demikian pihaknya bisa lebih jelas melihat kandungannya sama dengan limbah dari industri pengrajin tempe dan tahu ataukah bukan.
Informasi selengkapnya klik di sini.
Hal ini dilakukan untuk menelusuri jenis zat apa saja yang mencemari air sungai tersebut. Karena jika tidak maka pihaknya tidak bisa menyimpulkan jenis pencemarannya. Jika sudah diketahui jenisnya maka tentu akan semakin mudah mencari sumber pencemarannya.
"Kalau identik antara yang di IPAL dengan di sungai berarti yang mencemari adalah limbah yang dibuang melalui IPAL," imbuh Aris.
Dari perbandingan tersebut, lanjut Aris, akan dicari jenis limbah yang dominan mencemari dan mencari alternatif penyelesaiannya. Upaya ini sebagai langkah praduga agar tidak ada yang tertuduh. Hal ini juga untuk memperjelas pihak mana yang bersalah dalam pencemaran tersebut.
ADVERTISEMENT
"Nanti penyelesaian permasalahan ini dengan kajian ilmiah berbasis hasil laboratorium" kata dia.
Sebelumnya, Warga di Kalurahan Siraman sendiri beberapa waktu lalu menemukan saluran pipa dengan kucuran limbah industri tahu maupun tempe yang diduga merupakan hasil dari warga Padukuhan Sumbermulyo, Kalurahan Kepek, Kapanewon Wonosari.