Tantangan Belajar dari Rumah, Dari Boros Kuota Hingga Distraksi Sekitar

Konten Media Partner
31 Agustus 2020 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penulis: Moch Fikri Nur Amiruloh
Boros kuota. Begitu keluhan yang diungkapkan salah satu Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Triana Dwi Pratiwi.
ADVERTISEMENT
Triana mengaku cukup kesulitan lantaran pelaksanaan kuliah online kurang efektif. Terutama dalam fasilitas belajar dari rumah yang kurang menunjang dan subsidi kuota internet yang tak sebanding dengan realitanya.
“Rata-rata dosen menggunakan aplikasi meeting yang sangat boros terhadap kuota,” kata Triana.
Ya, pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) telah mengubah tatanan kehidupan. Tak dipungkiri berdampak pada dunia pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Kegiatan belajar dan mengajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka, saat ini harus berjalan secara jarak jauh.
Wabah Covid-19 mendorong agar mahasiswa dan dosen bisa lebih memanfaatkan teknologi informasi dalam aktivitas kegiatan pembelajaran jarak jauh. Namun, ada tantangan yang dihadapi oleh para mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Seperti yang yang dihadapi Triana dan kawan-kawan lainnya.
ADVERTISEMENT

Perubahan waktu mendadak oleh dosen

Tidak hanya kuota, mahasiswa sering kali dikeluhkan perihal waktu yang telah ditentukan dosen. Jadwal pembelajaran bisa tiba-tiba diubah secara mendadak. Tidak sedikit mahasiswa yang merasa keberatan. Oleh karena itu, hal tersebut merupakan sebuah tantangan bagi mahasiswa dalam pembelajaran jarak jauh.
“Tantangan lain juga terkadang dari segi waktu, terkadang pembelajaran tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan, terkadang melebihi waktu yang telah ditentukan, re-schedule yang mendadak dan seenaknya yang dilakukan oleh pihak dosen bersangkutan,” ucap Triana.
Foto: Etienne Boulanger on Unsplash
Triana berharap agar dosen dan pihak kampus bisa memberikan solusi yang meringankan mahasiswa. Terutama bagi mahasiswa yang belum mempunyai daerah tempat tinggal yang jaringan internetnya belum memadai. Karena hal ini sangat berpengaruh dalam proses kegiatan pembelajaran jarak jauh.
ADVERTISEMENT
“Ada teman kita yang tidak bisa mengikuti perkuliahan, atau bahkan berjuang mati-matian untuk mencari koneksi yang baik demi sebuah pembelajaran kuliah,” jelasnya.
Selain itu, menurut Lala Aisyawati mahasiswa Poltekes Kebidanan Bandung mengaku sering terjadi gangguan jaringan dan terbatasnya kuota data internet dalam pembelajaran jarak jauh.
“Sejauh ini kuliah online kurang efektif yah, karena banyak aspek yang diperlukan dalam pembelajaran via online seperti jaringan yang memadai dan kuota yang besar. Sedangkan keterbatasan ini belum bisa teratasi sepenuhnya oleh para mahasiswa,” ucapnya.

Distraksi dari rumah

Faktor distraksi di rumah juga rupanya mempengaruhi. Luthfi Ahmad Fauzi, Mahasiswa Ilmu Peternakan Universitas Padjajaran (UNPAD) mengaku dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh ini bisa dibilang sulit dengan beberapa faktor gangguan dari rumah. Selain itu, di wilayahnya, jaringan data internet di wilayahnya kurang menunjang dalam menghadapi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini.
Foto: Zach Reiner on Unsplash
“Waktu kuliah yang sering bentrok dengan kegiatan di rumah, jadi mahasiswa lebih efektif belajar di kampus ketimbang di rumah karena akan lebih fokus untuk mempelajari materi yang diberikan oleh dosen,” ucapnya.
ADVERTISEMENT

Ajuan solusi dari mahasiswa

Terlepas dari itu semua, ada juga solusinya agar proses kegiatan pembelajaran jarak jauh berjalan lancar.
1 - Hotline
Dalam hal ini dosen juga harus siap berkomunikasi yang intens dengan mahasiswa, berbagai kanal percakapan seperti WhatsApp, forum, telepon sampai video call harus tetap melayani mahasiswa di tengah pandemi saat ini.
Dengan proses yang demikian diharapkan mampu mengembangkan kualitas pembelajaran.
”Meracik metode pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien saya rasa yang menyesuaikan kondisi saat ini, dan fasilitas yang memadai bagi seluruh mahasiswa,” ungkap Triana.
2 - Toleransi pada mahasiswa sulit akses internet
Peran dari pihak kampus sangat penting untuk membantu mahasiswa untuk mengurangi beban di masa pandemi ini. Walaupun begitu, kinerja dan pelayanan kampus belum sepenuhnya dapat memberikan fasilitas kepada mahasiswa secara merata. Bahkan, tidak sedikit kampus memberi fasilitas subsidi kuota data internet tak sesuai dibanding dengan realitanya.
ADVERTISEMENT
“Solusinya sih mungkin lebih kepada pemerintah dan pihak kampus untuk lebih menaruh perhatian terhadap permasalahan ini. Memberikan toleransi ke beberapa orang yang sulit akses internet atau memberi bantuan langsung terhadap permasalahan ini,” ungkap Lala.
3 - Mahasiswa harus lebih aktif belajar mandiri
Dalam keterbatasan itulah peran mahasiswa harus lebih aktif dan kritis dalam mempelajari lebih lanjut lagi materi perkuliahan secara mandiri. Semangat belajar pun tidak boleh meredup dan harus tetap berkobar agar mampu mengembangkan kualitas pembelajaran jarak jauh.
“Solusinya, kita sebagai mahasiswa harus bisa memanfaatkan teknologi sekarang seperti smartphone yang semakin ke sini semakin canggih. Mahasiswa juga dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif memanfaatkan waktu belajar jarak jauh ini sebaik mungkin, karena mahasiswa hanya mendapatkan penjelasan sedikit materi oleh dosen,” ucap Luthfi.***
ADVERTISEMENT