Serge Gnabry, Bayern, COVER

Dari Arsenal hingga West Brom: Hidup Keras di Inggris Membentuk Serge Gnabry

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
26 Februari 2020 14:42 WIB
comment
132
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serge Gnabry saat masih bekostum Arsenal. Foto: AFP/GLYN KIRK
zoom-in-whitePerbesar
Serge Gnabry saat masih bekostum Arsenal. Foto: AFP/GLYN KIRK
ADVERTISEMENT
Tanah Britania tampaknya tak bakal lekang dalam ingatan Serge Gnabry. Terutama London, tempat winger Bayern Muenchen itu dulu menempa diri menjadi pria sejati. Ya, bagaimanapun, Arsenal adalah awal dari karier profesional Gnabry.
ADVERTISEMENT
Pemain yang memilih Timnas Jerman itu tak menampik bahwa pengalaman hidup di Inggris, khususnya ketika membela Arsenal, menjadi pelajaran hidup tersendiri baginya. Kesepakatan 100.000 poundsterling antara The Gunners dan VfB Stuttgart mengubah hidupnya selamanya.
"Awalnya sangat menyenangkan. Cukup cemas, karena itu (Premier League) adalah dunia yang sangat besar untuk dimasuki," kenang Gnabry, yang ketika transfer itu disepakati masih berusia 15 tahun pada 2010, kepada BBC Sport.
"Efek budaya banyak membantuku dan, dari segi kedewasaan, aku telah mengambil banyak hal selama waktuku di London. Bagi remaja 16 tahun, meninggalkan orang tua dan lingkungan Anda bisa membuat Anda dewasa sedikit lebih cepat," lanjutnya.
Well, sebenarnya, sih, bokapnya juga ikut menemaninya selama di perantauan itu. Gnabry bilang, ayahnya biasa mengantarnya ke tempat latihan dan memberikan saran yang konstruktif seputar permainannya.
ADVERTISEMENT
Sekadar informasi, Gnabry harus menunggu hingga 2011, ketika usianya memasuki 16 tahun, untuk bisa resmi bergabung dengan Arsenal. Dia pun tak langsung main di skuat utama, melainkan terlebih dahulu memperkuat skuat U-18.
Namun, ya, namanya juga waktu itu dia masih remaja. Sedang labil-labilnya.
Kehadiran sang ayah tak cukup untuk membuat dirinya lupa akan hiruk-pikuk di kampung halaman. Cah kelahiran Stuttgart itu rindu seluruh keluarganya, bahkan teman-teman sepermainannya.
Serge Gnabry dalam laga persahabatan Arsenal vs Nagoya Grampus. Foto: Toshifumi Kitamura
Terlebih, Gnabry juga mengeluhkan kerasnya sepak bola di Inggris. Itu membuatnya sempat kesulitan beradaptasi.
"Aku mengalami masa-masa sulit. Menurutku, sepak bola Inggris di level muda sedikit lebih keras daripada di Jerman, sehingga Anda juga harus beradaptasi dengan itu," ujarnya.
"Aku pikir semua orang yang mengalami skenario serupa mengalami hal yang sama, tetapi pada akhirnya itu adalah pengalaman yang membuatku dewasa," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Untung saja, Gnabry memulai debutnya di tim utama 'Meriam London' pada 2012 itu memiliki rekan setim yang membantunya untuk beradaptasi. Mesut Oezil dan Per Mertesacker adalah contohnya. Dua kompatriotnya sesama wong Jerman itu mengajarinya soal arti mengambil tanggung jawab.
Serge Gnabry (kanan) berbincang dengan Mesut Oezil saat masih bekostum Arsenal. Foto: AFP/CARL COURT
Lantas, kenapa akhirnya Gnabry memilih balik ke Jerman? Pemain yang kini berusia 24 tahun itu mengakui bahwa keputusan itu ada hubungannya dengan masa peminjamannya di West Brom.
"Jelas itu setelah main di West Brom. Aku merasa perlu bermain di level tinggi, dan menurutku sepak bola jerman telah mengalami kemajuan, setelah beberapa tahun aku meninggalkannya," katanya.
Sebenarnya, tujuan Arsene Wenger mengirim Gnabry ke klub berjuluk The Baggies itu pada 2015 adalah agar Gnabry mendapat kesempatan bermain lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Sebab, jika menetap di Stadion Emirates, Gnabry bakal sulit memperoleh menit bermain karena mesti bersaing dengan Alex Iwobi, Theo Walcott, Thomas Rosicky, hingga Alexis Sanchez.
Terlebih, pada waktu itu, dia juga sedang berjuang mengembalikan kebugarannya pasca-cedera. Akan tetapi, bukannya mampu bersinar, Gnabry malah ambyar.
Di bawah asuhan Tony Pulis, dia cuma merasakan main 3 kali: Sekali di Premier League dan dua kali di Piala Liga Inggris. Pulis bahkan berujar bahwa Gnabry tidak siap untuk bermain di sepak bola papan atas.
Tony Pulis. Foto: Reuters/Andrew Yates
Sebetulnya, Wenger sempat berusaha untuk mengembalikan kepercayaan dirinya. Namun, apa daya, pengalaman buruk di West Brom membulatkan tekadnya kembali ke Jerman pada 2016.
Gnabry dikaitkan dengan dua klub: Bayern dan Werder Bremen. Namun akhirnya, dia memilih ke Bremen, atas saran Oezil dan Mertesacker --keduanya pernah membela Bremen.
ADVERTISEMENT
"Aku tidak melihat bisa mendapat banyak kesempatan berlaga di Arsenal musim depan (2016/17). Itu adalah faktor kuncinya," terang Gnabry.
Kini, Serge Gnabry jadi andalan Bayern Muenchen. Foto: Eddie Keogh/REUTERS
Hanya butuh waktu satu musim bagi Gnabry untuk membuktikan kualitasnya di Jerman bersama Bremen. 11 gol dan dua assist dari 27 laga Bundesliga sudah cukup jadi alasan bagi Bayern untuk memboyongnya pada awal musim 2017/18.
Meski sempat dipinjamkan ke Hoffenheim, tetapi kini Gnabry membuktikan kualitasnya di lini serang Bayern. Tinggal kita tunggu saja apa kejutan dia selanjutnya. Satu yang pasti, pemain nomor punggung 22 itu mungkin tak akan sehebat sekarang jika tak pernah ke Inggris.
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini.
ADVERTISEMENT
Bagi yang mau nonton langsung siaran Liga Inggris, bisa ke Mola TV; dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer, bisa cek list schedule-nya di SSCornerID. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten