Southampton

Berkaca kepada Matthew Le Tissier, Legenda ‘Agung’ Southampton

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
25 Januari 2020 18:52 WIB
comment
107
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Southampton. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Southampton. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Asupan gizi yang baik dan disiplin dalam berlatih adalah kunci sukses pesepak bola. Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sudah membuktikannya.
ADVERTISEMENT
Keduanya adalah bukti sahih tentang bagaimana kombinasi latihan keras dan diet tepat mampu membuat bakat mereka terasah menjadi ‘senjata’ pencetak prestasi. Raihan trofi juara hingga penghargaan individu adalah bonus bagi mereka.
Namun tampaknya, dua persyaratan itu tak terlalu berlaku untuk Matthew Le Tissier. Siapa dia?
Sosok berjuluk Le God itu adalah eks pesepak bola asal Inggris yang memperkuat Southampton selama 16 musim, dari era First Division hingga Premier League (1986-2002). Total, Le Tissier mencetak 209 gol dari 540 laga di lintas kompetisi.
Sedikit gambaran, Le Tissier dahulu kerap bermain sebagai gelandang serang yang ditempatkan di belakang penyerang. Pria kelahiran 14 Oktober 1968 itu adalah pemain nomor 10 sejati yang kreatif dalam membangun serangan tim.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Le Tissier punya skill individu memukau dan visi yang tajam. Umpan-umpannya akurat dan akurasi tembakannya juga bagus. Kemampuan dribel dan gerak tipunya yang ciamik kerap juga merepotkan lawan.
Xavi Hernandez pernah bilang bahwa dia menjadikan Paul Scholes, legenda Manchester United, sebagai role model-nya. Namun, tak banyak yang tahu bahwa Xavi juga mengagumi sosok Le Tissier.
“Di Katalonia dahulu ada program (televisi) setengah jam setiap Senin. Mereka menampilkan gol-gol terbaik dari Premier League. Setiap pekan, Matt Le Tissier pasti muncul di acara itu. Setiap pekan,” ujarnya Xavi kepada Four Four Two.
“Kami dulu bilang, ‘Orang ini, Le Tissier, keterlaluan [hebatnya] dan dia tidak pernah pergi ke tim besar. Dia tetap di Southampton. Itu luar biasa. Dia bisa bermain untuk siapa saja! Seisi rumah kami terobsesi dengannya," lanjut legenda Barcelona itu.
Legenda Barcelona dan Timnas Spanyol, Xavi Hernandez. Foto: REUTERS/Gustau Nacarino
Le Tissier adalah manusia yang dianugerahi bakat alami sepak bola seperti halnya Messi dan Ronaldo. Namun, kenapa dia tidak menjadi pesepak bola megabintang laiknya dua 'GOAT' itu?
ADVERTISEMENT
Sebab, Le Tissier tidak berdisiplin untuk urusan diet dan latihan. Pemegang 8 caps Timnas Inggris itu hobi makan junk food dan minum soda.
Le Tissier pun malas menjalani latihan kebugaran. Tak pelak, meski aksinya mampu memukau siapa pun di lapangan, dia kerap kehabisan stamina dan kalah beradu lari.
Sosok kelahiran Saint Peter Port, Guernsey, ini sebenarnya adalah penggemar Tottenham Hotspur. Namun, jodohnya di dunia profesional malah Southampton, hingga dia menjadi legenda hidup yang ‘didewakan’ oleh publik St. Mary Stadium.
Uniknya, ketika dulu sempat ditawari untuk membela Spurs, Le Tissier menolak, memilih setia bersama Southampton. Padahal, tawaran gaji dari Spurs pada waktu itu sedikit lebih besar. Chelsea juga pernah merayunya, tetapi dia ogah juga.
ADVERTISEMENT
"Mungkin itu adalah keputusan tersulit yang harus saya buat karena kesetiaan saya sebagai penggemar Spurs, tetapi pada saat itu saya telah menetap di area ini dan mencintai klub (Southampton) dan orang-orang di sini. Itu cukup untuk membuat saya tetap di sini,” ujar Le Tissier kepada Sky Sports.
Le Tissier mengaku dari kecil sudah hidup pas-pasan. Biasa hidup susah. Jadi, ketika dewasa, sikapnya terhadap uang, ya, biasa saja.
“Kami tidak punya banyak (uang) ketika saya tumbuh dewasa. ... tetapi meskipun aku sadar kami tidak punya banyak uang, aku tidak pernah merasa seperti kami melewatkan banyak hal,” ujarnya kepada Telegraph.
“ … Dan saya tumbuh dengan sikap santai terhadap uang. Saya diajari bahwa jauh lebih penting hidup bahagia daripada menjadi kaya,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Tidakkah sikap Le Tissier ini mewakili kamu? Kamu yang kata banyak orang punya bakat menulis, bakat fotografi, jago mendesain, jago hitung-hitungan, dan sebagainya, tetapi lebih memilih hidup sederhana, apa adanya, yang penting bahagia.
Orang-orang mungkin bilang, “Hey, lu itu bisa, kok, sesukses si dia, si anu, si ono. Jangan gini-gini aja, kalau perlu ambil S2, bikin perusahaan sendiri, jadi bos, jangan cuma jadi pegawai. Keluar dari comfort zone! Berani ambil risiko”.
Namun di sisi lain, kamu berpikir, “Ah ngapain? Gua senang, kok, kayak gini. Gua happy apa adanya seperti ini. Peduli amat apa kata orang, dan gua enggak menyesal”.
Kamu paham bahwa tanpa perlu mengambil langkah yang terlalu jauh. Dengan langkah-langkah kecilmu itu saja, kamu sudah bisa bahagia dan mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
Kamu percaya bahwa kamu selalu bisa memberi yang terbaik. Suatu hari tetap akan ada orang yang mengenangmu, meski tak sebanyak orang mengenang si dia, si anu, si ono.
Dan mungkin seharusnya, orang-orang juga mampu menghargai pilihanmu itu. Sebagaimana orang-orang mau mengerti jalan yang dipilih Matthew Le Tissier, legenda 'agung' Southampton.
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten