Tani Usaha Mandiri: Gapoktan dengan Segudang Prestasi dan Sejarah Panjang

Sri Mulyati
Mahasiswa tingkat akhir Sastra Indonesia Universitas Diponegoro
Konten dari Pengguna
17 Februari 2023 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Mulyati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
RAT Gapoktan Tani Usaha Mandiri. Sumber: Dokumentasi pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
RAT Gapoktan Tani Usaha Mandiri. Sumber: Dokumentasi pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Boyolali (9/2) - Awal tahun ini, Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, menobatkan Gapoktan Tani Usaha Mandiri sebagai gapoktan terbaik di Kecamatan Klego. Pencapaian ini tentu tidak diarih oleh Gapoktan Tani Usaha Mandiri dengan percuma. Terdapat sejarah panjang di belakangnya. Sejarah yang mengantarkan Gapoktan ini dari nol sampai menjadi yang terbaik seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
Awal mula berdirinya Gapoktan Tani Usaha Mandiri dimulai tahun 1990-an. Pada saat itu, sebutannya bukan Gapoktan, melainkan Paguyuban. Paguyuban ini diprakarsai oleh 10 orang petani Desa Sumberagung, dua diantaranya adalah Bapak Gunadi dan Bapak Sukamto. Di masa-masa awal berdirinya, Gapoktan hanya menaungi 2 kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Kenari dan Kelompok Tani Budi Utomo. Setelah berjalan beberapa waktu, kelompok tani di bawah naungan Paguyuban bertambah lagi satu yaitu Kelompok Tani Anugerah (Karangpakel).
Di tengah perkembangan paguyuban, terdapat sebuah peristiwa di tubuh internal paguyuban yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi Paguyuban karena menurunkan kepercayaan partner-partner dari luar yang sebelumnya bekerja sama dengan Paguyuban. Peristiwa ini juga sempat menurunkan kepercayaan masyarakat sampai Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali kepada Paguyuban.
ADVERTISEMENT
Peristiwa yang menyebabkan kerugian besar tersebut membuat para anggota yang masih mengharapkan perubahan paguyuban agar bisa berfungsi sebagaimana mestinya kemudian bergabung dan bertekad memperbaiki paguyuban. Sekitar tahun 1998, pergerakan dimulai, dipimpin oleh Bapak Gunadi. Namun, pergerakan ini tidak berjalan mulus begitu saja. Terdapat berbagai tantangan dan halang rintang, contohnya kesulitan izin untuk berkumpul karena pada saat itu paguyuban sempat dituduh sebagai kelompok pemberontak anti pemerintah. Selain itu, karena tragedi yang pernah terjadi di paguyuban, petani yang bersedia untuk bergabung menjadi anggota paguyuban pun hanya sedikit. Dari sekian banyaknya petani di Desa Sumberagung, hanya 40 yang bersedia bergabung menjadi anggota paguyuban.
Kantor Gapoktan Tani Usaha Mandiri. Sumber: dokumentasi pribadi
Berkat kegigihan dan usaha keras dari para pimpinan Paguyuban yang baru, Paguyuban mulai berkembang maju dan mendapatkan kembali kepercayaan yang sempat hilang. Kerjasama pun berjalan lancar dengan berbagai pihak. Salah satunya pada tahun 1999, salah satu kelompok di bawah naungan Paguyuban yaitu Kelompok Pemuda Petani, berhasil menjalin kerja sama dengan Zuru, sebuah LSM pertanian dari Belanda. Berkat kerja sama tersebut, Paguyuban mendapatkan bantuan berupa tower, akses internet, 6 buah komputer dan 2 buah laptop. Sesuatu yang sangat membanggakan, apalagi jika dilihat tahunnya, tahun 1999 para petani di Desa Sumberagung sudah mampu mendapatkan akses internet beserta fasilitas pendukung yang lengkap berupa komputer, laptop, sampai wifi.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Paguyuban menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, bahkan sampai jangkauan internasional tentu tidak didapatkan dengan mudah. Para pengurus Paguyuban secara aktif memperkuat kerja sama internal dan eksternal. Selain itu, para pengurus paguyuban di awal kepengurusannya juga sempat menimba ilmu-ilmu pertanian di Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah Salatiga selama beberapa tahun.
Melalui proses menimba ilmu para pengurus Paguyuban di Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah Salatiga inilah yang semakin melebarkan sayap kerjasama Paguyuban Petani Sumberagung.
Dengan ilmu pertanian yang mumpuni, beberapa sesepuh Paguyuban Petani Sumberagung sering diundang menjadi pembicara dalam kegiatan-kegiatan di paguyuban tani lain. Mulai dari dalam daerah, sampai ke luar daerah seperti Bandung, Bogor, Yogyakarta, bahkan ke luar pulau seperti Pulau Sulawesi. Mereka diundang untuk berbagi ilmu pertanian, khususnya ilmu tentang pupuk organik.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu terdapat Peraturan Menteri Pertanian tentang aturan penamaan lembaga tani. Peraturan tersebut kemudian mengharuskan paguyuban merubah nama menjadi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Nama yang dipilih adalah Gapoktan Tani Usaha Mandiri.
Gapoktan Tani Usaha Mandiri saat ini menaungi 12 kelompok tani, 2 Kelompok Wanita Tani (KWT), dan 1 kelompok pemuda tani. Semua kelompok tersebut sudah tercatat secara administratif dan memiliki SK. Segudang prestasi sudah dicatatkan oleh Gapoktan Tani Usaha Mandiri, diantaranya adalah menjadi Gapoktan terbaik di Kecamatan Klego. Tidak berhenti di situ, Gapoktan Tani Usaha Mandiri juga merupakan Gapoktan terbaik di Kabupaten Boyolali.
Pengurus Gapoktan Tani Usaha Mandiri bersama mahasiswa KKN Undip. Sumber: Dokumentasi pribadi.
Pengurus Gapoktan Tani Usahan Mandiri tidak ragu membagikan kisah kesuksesan Gapoktan dalam memajukan pertanian di Desa Sumberagung kepada mahasiswa KKN Universitas Diponegoro yang sedang melakukan pengabdian masyarakat di Desa Sumberagung. Diharapkan para mahasiswa dapat membagikan ilmu yang didapat dari Gapoktan Tani Usaha Mandiri untuk memajuka pertanian di desa masing-masing.
ADVERTISEMENT