Transformasi dan Inovasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

Sofia Nur Aisyah
Lulusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Universitas Airlangga, Surabaya Pustakawan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Konten dari Pengguna
30 Juli 2021 17:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sofia Nur Aisyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumentasi Transformasi dan Inovasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Tahun 2020.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi Transformasi dan Inovasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Tahun 2020.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perpustakaan dahulu hanya dikenal sebagai gedung usang yang dipenuhi banyak buku dan membosankan, namun eksistensi perpustakaan dewasa ini sangat banyak dibicarakan semata hanya untuk melengkapi hal-hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan saja. Tidak hanya itu banyak rintangan yang harus dilalui perpustakaan untuk bisa berada di titik ini.
ADVERTISEMENT
Titik di mana perpustakaan tidak lagi dilihat sebelah mata, perpustakaan bukan sekadar gedung yang menyimpan buku, serta perpustakaan bukan lagi tempat yang membosankan untuk dikunjungi. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak sekali perpustakaan, bahkan jangkauannya pun hingga ke pelosok negeri.
Hal ini dilakukan bertujuan untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan bangsa. Perpustakaan menjadi salah satu sorotan utama untuk mencapai tujuan Indonesia saat ini, yaitu dengan membangun sumber daya manusia unggul untuk mencapai Indonesia yang maju.
Inovasi yang diberikan oleh perpustakaan di Indonesia pun tidak henti-hentinya dilakukan dan terus ditingkatkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Transformasi dan Inovasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial merupakan salah satu program Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang saat ini sangat terlihat manfaatnya dan memberikan kesan hebat untuk masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Program telah banyak membantu masyarakat Indonesia dengan membantu masyarakat yang memiliki status ‘minoritas’, seperti mantan narapidana, rakyat kecil, ibu rumah tangga, mantan TKI dan masyarakat kurang beruntung lainnya.
Mereka adalah yang sebagian kecil hanya dipandang sebelah mata, tidak memiliki ruang untuk berkreasi dan hampir tidak punya harapan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Dan kini dengan adanya transformasi dan inovasi perpustakaan berbasis inklusi sosial mereka dapat berubah serta memiliki kesempatan yang sama dengan masyarakat lainnya untuk mencapai keinginannya.
Melalui program transformasi dan inovasi perpustakaan berbasis inklusi sosial ini mereka mendapatkan berupa bantuan buku, fasilitas dan pendampingan keterampilan yang dapat membantu mengasah minat serta mengembangkan kemampuan yang mereka miliki.
Melalui perpustakaan provinsi sampai dengan perpustakaan desa program ini tersalurkan dalam rangka membina masyarakat untuk memberikan bekal yang dapat membuka peluang usaha yang lebih besar lagi.
ADVERTISEMENT
Target yang telah dicapai oleh Perpustakaan Nasional melalui program ini adalah hampir lebih dari 200 desa di kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang telah mendapatkan bantuan pembinaan terapan untuk membuka peluang usaha bagi mereka-mereka yang mempunyai ‘status minoritas’ di lingkungan masyarakatnya.
Pemanfaatan yang maksimal oleh para masyarakat dengan ‘status minoritas’ ini ternyata dapat melahirkan sesuatu yang berharga dengan memaksimalkan hasil alam yang ada di sekitar lingkungan dan kemampuan yang mereka miliki. Selain itu juga, mereka dapat menghasilkan sesuatu yang berharga dan mempunyai harga jual di masyarakat.
Contohnya saja adalah Ibu Sefriani yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai dua orang anak ini dapat menghasilkan omzet setiap bulannya sebesar 9 sampai dengan 22 juta rupiah, dengan kemampuan yang ia miliki dengan memanfaatkan peluang membuat usaha kue tart yang mana ilmunya ia peroleh dan ia asah lebih dalam dengan memanfaatkan sumber informasi dari Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sumba timur.
ADVERTISEMENT
Contoh lain adalah Pak Made yang berasal dari Bali adalah salah satu dari sekian banyak pekerja yang terkena dampak pandemi dan menjadi korban PHK dari tempat bekerjanya. Ia harus menafkahi keluarga dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, dengan bekal minat dan semangat belajar yang tinggi Pak Made mengikuti dan mengembangkan minatnya melalui pelatihan pembuatan sambal, pembuatan keripik dan peternakan ikan lele yang diadakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung.
Dari hasil itu Pak made mendapatkan hasil yang menakjubkan, yaitu Pak Made dapat membuat bumbu-bumbu untuk masakan dengan omzet yang dihasilkan sungguh memuaskan dan ia juga sudah memiliki sebanyak 2 buah kolam ikan lele di rumahnya yang kemudian akan dikembangkan lebih besar lagi, sehingga ia tetap dapat menafkahi keluarganya.
ADVERTISEMENT
Pak Made dan Ibu Sefriani adalah dua contoh dari sekian orang dengan ‘status minoritas’ di masyarakat yang dapat merasakan manfaat dari program transformasi dan inovasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Masih ada sekitar 60 hingga 70 juta masyarakat Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia khususnya di pedesaan dan daerah tertinggal yang masih membutuhkan pendampingan program seperti ini, serta perlunya kolaborasi antara para akademisi dan para profesionalisme sangat dibutuhkan untuk memajukan program ini agar lebih baik dan dapat menjangkau para masyarakat ke pelosok negeri.
Salah satu sorotan dari program ini juga adalah dapat membantu memperbaiki kesenjangan yang terjadi di masyarakat, apalagi sasaran pada program ini adalah para masyarakat yang mempunyai ‘status minoritas’.
ADVERTISEMENT
Melalui program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial inilah perpustakaan dapat menjadi jembatan untuk memperbaiki kesenjangan pada masyarakat dengan ‘status minoritas’ itu.
Selain itu, dengan adanya upaya perbaikan melalui program ini secara tidak langsung juga dapat berpengaruh terhadap salah satu program pemerintah Indonesia untuk dapat mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua.
Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan mempunyai peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi khususnya untuk masyarakat Indonesia.
Literatur pun telah membuktikan bahwa peran penting perpustakaan dalam berkontribusi pada keterlibatan masyarakat ini telah mengidentifikasi tujuan keterlibatan komunitas untuk perpustakaan dari semua jenis, yaitu dalam hal menangani pengucilan sosial.
ADVERTISEMENT
Adanya pergeseran peran perpustakaan inilah yang dapat mengangkat nilai perpustakaan dan mendorong perpustakaan untuk menjadi lebih maju bukan hanya sekadar Gedung yang menyimpan berbagai macam koleksi yang umumnya berupa buku, namun perpustakaan mempunyai peran yang lebih besar dan penting untuk memajukan serta dapat mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.