Profil Wregas Bhanuteja, Sepak Terjang Sang Sutradara di Festival Film Dunia

Seleb Update
Menyajikan informasi seputar dunia selebriti, mulai dari seleb Indonesia, barat maupun K-Pop.
Konten dari Pengguna
8 Oktober 2021 18:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seleb Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Wregas Bhanuteja saat menjadi sutradara. Sumber: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wregas Bhanuteja saat menjadi sutradara. Sumber: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Profil Wregas Bhanuteja berhasil jadi buah bibir setelah mewakili Indonesia dalam perhelatan akbar Festival Film Internasional Busan 2021. Ia merupakan sutradara muda yang maju untuk mewakili tanah air melalui filmnya yang bertajuk Penyalin Cahaya.
ADVERTISEMENT
Festival film dunia bukan hal baru bagi Wregas Bhanuteja. Sosok sutradara menjanjikan ini sebelumnya juga sudah malang melintang bersama karya garapannya di Festival Film Internasional Berlin 2015 dan Festival Film Cannes 2016. Datang ke Festival Film Internasional Busan sendiri merupakan kali kedua baginya setelah sebelumnya mampir di tahun 2019 lalu.
Penuh dengan ide-ide cemerlang, bakat luar biasa Wregas Bhanuteja dalam memproduksi sebuah film kini jadi sorotan banyak pihak. Sebab itu, orang penasaran akan profil lelaki kelahiran tahun 1992 ini.
Apakah kamu salah satunya? Kalau iya, yuk langsung simak lebih jauh sepak terjang Wregas Bhanuteja melalui profilnya berikut ini!

Profil Wregas Bhanuteja

Profil Wregas Bhanuteja. Sumber: Instagram/@wregas_bhanuteja
Bakat Wregas Bhanuteja dalam memproduksi film sudah digeluti sejak SMA. Di usianya saat itu, Wregas sudah belajar bagaimana caranya membuat film pendek. Meneruskan kemampuan dan passion-nya, pria kelahiran Yogyakarta ini menempuh pendidikan di Jurusan Penyutradaraan Film Fakultas Film dan TV Institut Kesenian Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pada 2014, Wregas Bhanuteja berhasil membuat film pendek bertajuk Lemantun sebagai tugas akhir. Meski ide ceritanya terkesan sederhana karena mengisahkan lemari kayu warisan sang nenek, karya buatannya ini berhasil memenangkan tiga penghargaan di ajang Piala Maya, XXI Short Film Festival, dan Apresiasi Film Indonesia tahun 2015.
Karya Wregas Bhanuteja pertama yang masuk bursa seleksi Festival Film Internasional Berlin 2015 dalam kategori Berlinale Shorts Competition ialah Lembusura. Di acara itu, ia juga dinobatkan sebagai sutradara termuda karena baru berusia 22 tahun.
Profil Wregas Bhanuteja. Sumber: Instagram/@penyalincahaya
Kembali menorehkan prestasi, proyeknya Prenjak, berhasil menjadi film pertama sekaligus sutradara Indonesia satu-satunya yang pernah memenangkan Festival Film Cannes. Prenjak dianugerahi penghargaan Leica Cine Discovery Prize. Di tahun yang sama, film ini juga menyabet piala film pendek terbaik dalam Festival Film Indonesia 2016.
ADVERTISEMENT
Wregas Bhanuteja lagi-lagi maju ke festival film internasional melalui Tak Ada yang Gila di Kota Ini, film adaptasi cerpen berjudul sama karya penulis Eka Kurniawan. Di tahun 2019 ia berangkat ke Festival Film Internasional Busan di mana karyanya itu masuk Wide Angle: Asian Short Film Competition.
Profil Wregas Bhanuteja. Sumber: Instagram/@penyalincahaya
Di tahun 2021 ini, Festival Film Internasional Busan kembali mengundang Wregas Bhanuteja setelah debut film panjang pertamanya, Penyalin Cahaya atau Photocopier, berkompetisi dalam kategori New Currents. Film yang dibintangi Shenina Cinnamon ini juga ditayangkan perdana melalui festival film terbesar Asia itu.
Nah, itulah profil Wregas Bhanuteja yang isinya menjadi saksi segenap prestasi gemilangnya. Siap menantikan karya akbar sutradara keren ini di masa mendatang?
(SYA)
ADVERTISEMENT