Usai Dikritik Warga, Wako Pekanbaru Ganti "Keluarga Miskin" Jadi "Pra Sejahtera"

Konten Media Partner
8 Mei 2020 19:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
WALI KOTA Pekanbaru, Firdaus, saat merevisi memperlihatkan revisi stempel dari "Keluarga Miskin Penerima Bantuan", Jumat, 8 Mei 2020.
zoom-in-whitePerbesar
WALI KOTA Pekanbaru, Firdaus, saat merevisi memperlihatkan revisi stempel dari "Keluarga Miskin Penerima Bantuan", Jumat, 8 Mei 2020.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Usai mendapat kritikan dan polemik di tengah-tengah masyarakat, akhirnya Pemerintah Kota Pekanbaru merevisi praktik stempel "Keluarga Miskin Penerima Bantuan" di rumah warga Miskin.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru, M Noer, memastikan hari ini, Jumat (8/5/2020), sudah bergerak langsung terkait banyaknya penolakan stempelisasi "Rumah Miskin" di Pekanbaru.
"Bahasanya akan kita buat lebih halus. Hari ini sedang diubah sesuai dengan saran Dewan dan tokoh lainnya," kata M Noer.
Namun, M Noer belum tahu seperti apa tulisan direvisi dari kalimat "Keluarga Miskin Penerima Bantuan" yang dicat menggunakan cat pylox berwarna merah.
"Apa yang diubah saya belum tahu, saya kan dari tadi di sini," jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, meluncurkan pengganti kalimat "Keluarga Miskin Penerima Bantuan" dengan kalimat "Keluarga Pra Sejahtera Keluarga Penerima Manfaat-PKH"
Sebelumnya, Rabu (5/5/2020), Wali Kota Firdaus memberikan tanda ke beberapa rumah warga miskin yang menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Marpoyan Damai menggunakan cat pylox.
ADVERTISEMENT
Tak hanya sendirian, Firdaus juga didampingi Wakilnya, Ayat Cahyadi. Pemberian tanda ini dijelaskan Firdaus bertujuan untuk menghindari tumpang tindih penyaluran bantuan.
"Kami bersama Pak Ayat, Forkompinda, Camat dan OPD terkait ingin memastikan langsung, bahwa bantuan yang disalurkan pemerintah tepat sasaran," katanya saat di lokasi.
Tanda yang terpasang di rumah sesuai kelompok yang menerima. Ada penerima PKH, BPNT dan masyarakat rentan miskin. "Kalau yang sekarang ini PKH," singkatnya.
Namun, stempelisasi ini mendapat respon negatif oleh berbagai kalangan karena dianggap melecehkan dan melukai hati orang-orang miskin yang ada di Pekanbaru.