Pengalaman Saya Menyetir Mobil Menyerempet Motor

Rizki Gaga
Wartawan Tempo 2011 - 2016, Redaktur kumparan 2016 - sekarang. Orang Bandung lulusan Jurnalistik Unpad.
Konten dari Pengguna
30 November 2020 22:28 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Gaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tyara—pakai y bukan i seperti "Tiara"—menempel sebagai stiker di sepeda motor Suzuki Smash yang saya serempet pakai mobil di Punclut, Bandung, Sabtu malam lalu. Dan memang begitu nama si gadis pemiliknya.
ADVERTISEMENT
Ruas jalan Punclut sempit, sejatinya cuma muat satu mobil sehingga kalau ada dua mobil berpapasan maka masing-masing ban kiri akan mengambil tanah di luar aspal.
Itulah yang terjadi: Saya yang menyetir Honda CR-V berpapasan dengan Toyota Fortuner. Kami masing-masing meminggir, bedanya: Si Fortuner sedang menurun, saya menanjak; si Fortuner di kirinya kosong, di kiri saya ada motor-motor parkir. Salah satunya motor Tyara.
Tiba-tiba, gsrokkk! Sepatbor belakang motor Tyara tersangkut di sideguard pintu kiri belakang mobil. Gara-gara nyangkut, motor Tyara jatuh dan terseret hingga bodi belakangnya pecah, dan karena pecah maka lampu belakangnya copot lantaran tak lagi tersangga bodi.
Waktu saya turun dari mobil setelah berhenti darurat, saya kaget lihat warga sibuk berjongkok di sisi kolong mobil. Saya pikir ada orang di bawah situ, ternyata helm Tyara yang terpental masuk situ.
ADVERTISEMENT
Tyara—yang sebenarnya sedang beli cilok—terkaget-kaget dan tak tahu apa yang mesti dilakukan. Ya, sesungguhnya saya juga.
Tyara menelpon ayahnya kemudian bilang, "Pak, motor ditabrak mobil terus belakangnya hancur.." nampaknya bapaknya memotong, giliran Tyara yang diinterograsi, "Enggak, enggak perlu ke dokter, ini motornya lagi parkir," kata teteh ini.
Warga berkerumun dan di antaranya ada bapak-bapak yang menyarankan saya dan Tyara bersama-sama ke bengkel motor yang jaraknya tak jauh dari tukang cilok. "Biar angka ganti ruginya jelas," kata si bapak.
Di bengkel, montir menganalisis bahwa yang yang harus diganti adalah sepaket bodi motor yang bahannya dari plastik itu. Masalahnya, akang montir tidak tahu berapa harga onderdil yang dimaksud.
Supaya masalahnya cepat selesai, saya mengganti rugi senilai asumsi atas harga bodi motor Honda Supra selaku motor dengan kelas yang sama.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, urusan pergantirugian kelar, kami bertukar nomor telepon, lalu kembali ke kehidupan masing-masing.
Dari kisah ini saya ingin berbagi hikmah: Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga. Sampai habis tulisan ini anda baca, tak ada faedahnya juga.
Sideguard yang saya maksud itu. Copot.
Terima kasih, akang Cikawao.