Guru Ngaji dan Madin Keluhkan Dana Insentif Tak Cair

Konten Media Partner
10 Mei 2019 8:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi
PortalMadura.Com, Bangkalan – Guru agama di lingkungan madrasah diniyah (Madin) dan guru ngaji di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur mengeluhkan dana insentif tak kunjung cair.
ADVERTISEMENT
Salah seorang guru Madin di Bangkalan, Moh Syaiful (24) membenarkan jika dana insentif itu belum ada tanda-tanda untuk dicairkan oleh pemerintah daerah.
“Iya bener sampai sekarang masih belum cair mas, gak tau kenapa gak cair,” keluhnya, Kamis (9/5/2019).
Kasi Kelembagaan Sarana dan Prasarana Bidang Sekolah Dasar (SD), Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, Moh Ya’kup menjelaskan, pihaknya masih melakukan verifikasi dan pendataan guru ngaji maupun guru Madin.
“Saat ini kami masih melakukan verifikasi, pendataan dan pemetaan agar bisa terhindar dari ketidak validan data,” terangnya.
Mengacu pada tahun 2018, pihaknya menemukan banyak yang tidak tepat sasaran dan tidak merata. “Bahkan tahun lalu ada di salah satu desa yang tidak mendapatkan insentif sama sekali. Itu semua saya tidak mau terulang kembali dan harus bener- bener tepat sasaran,” dalihnya.
ADVERTISEMENT
Persyaratan untuk mendapatkan dana insentif guru ngaji yakni harus mempunyai minimal 15 santri. “Total secara keseluruhan mencapai 9 ribu guru Madin dan ngaji. Tapi, Kami tidak mengetahui pembagiannya gimana. Yang jelas tidak mungkin sama jumlah penerima antar guru madin dan Guru ngaji,” jelasnya.
Ia menargetkan sebelum lebaran Idul Fitri 1440 H sudah rampung semua dan bisa dicairkan. “Kami menargetkan sebelum lebaran sudah dicairkan. Sekarang ini tinggal minta SK Bupati,” tandasnya.
Sementara, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bangkalan, Nur Hasan meminta agar dana insentif guru ngaji dan guru Madin segera dicairkan.
“Ini sudah masuk triwulan kedua, kenapa kok belum dicairkan. Pokoknya ini segera dicairkan,” tegasnya.
Penulis : Imron
Editor : Agnes Hafilda Kusuma
ADVERTISEMENT