Suku Naga, Saudara Dekat Suku Dayak dari India

Rangga Yudha Nagara
A soldier without gun... Senna ko Videsh Mantralay. Charaka Buwana Ministry of Foreign Affairs, Indonesia
Konten dari Pengguna
28 Februari 2018 11:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rangga Yudha Nagara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suku Dayak adalah salah satu suku utama di Kalimantan. Keunikan budaya, seni, kearifan lokal, hingga daya tarung suku Dayak tersohor di seluruh penjuru Nusantara, baik Indonesia, Malaysia maupun Brunei.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak banyak yang tahu bahkan di kalangan orang Dayak sendiri kalau Suku Dayak memiliki saudara dekat yang tinggal jauh di India, yakni suku Naga. Banyak sekali kemiripan antara suku Naga di India dengan suku Dayak di Indonesia, dari segi fisik, pakaian dan tenunan, kuping panjang, tatto, senjata, rumah, tradisi pemakaman, hingga kebiasaan memenggal kepala lawan dalam pertempuran, semuanya mirip.
Photo Credits : Walter Callens Photo Credits : Brilio.net
Photo Credits : @anayman - Flickr.com Photo Credits : Collectie TropenMuseum - Wikipedia
ADVERTISEMENT
Sebagai ilustrasi, tradisi memenggal kepala musuh merupakan salah satu kultur yang spesifik namun identik sama-sama dilakukan oleh suku Naga dan Dayak. Kedua suku sama-sama mengkoleksi tengkorak kepala lawan yang dikalahkan sebagai simbol keberanian laki-laki dewasa. Membawa pulang kepala lawan untuk ditunjukan ke kampung adalah simbol tertinggi kemenangan perang suku Dayak dan Naga.
Seiring dengan pergaulan dengan peradaban modern dan masuknya agama Kristen suku Naga tidak lagi melakukan penggal kepala ketika berperang. Namun demikian masih dapat dijumpai rumah-rumah tetua suku Naga yang memajang tengkorak manusia.
Gambaran kemiripan selanjutnya adalah dihormatinya burung enggang/rangkong oleh kedua suku sebagai simbol kehormatan tinggi, yang melindungi, kuat dan berani, serta setia dan bertanggung jawab. Sifat-sifat ini dijunjung tinggi baik oleh suku Dayak maupun Naga, sehingga kepala burung enggang biasanya digunakan oleh orang-orang yang dihormati suku Dayak dan suku Naga, seperti kepala suku, tokoh masyarakat, sampai kepala negara/daerah yang berkunjung. Ornamen burung rankong juga lazim ditempatkan di sudut-sudut tinggi wilayah kampung dan kota suku Dayak dan Naga.
ADVERTISEMENT
Tradisi identik lainnya adalah penggunaan anting yang membuat kuping para wanita Naga dan Dayak menjadi panjang. Penggunaan anting seperti ini dahulu adalah sebagai simbol kecantikan dan keagungan wanita dari kedua kelompok masyarakat tersebut. Kini tradisi ini sudah mulai hilang, dan tidak populer di kalangan pemudi baik suku Naga, India maupun suku Dayak, Indonesia.
Siapa suku Naga, kok bisa mirip dengan suku Dayak? kan berjauhan tinggalnya...
Suku Naga adalah salah satu etnis dari 2000-an etnis di India, mereka tinggal di negara bagian Nagaland di Timur Laut India. Saat ini populasi suku Naga berjumlah kurang lebih 2 juta jiwa dengan mayoritas (98 persen) memeluk agama Kristen, agak mirip dengan orang Dayak yang kini banyak beragama Nasrani.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian atas suku Naga oleh ilmuwan sepeti McGovern, Kunstadter, Barrows, dan WC Smith mengkonfirmasi dekatnya kekerabatan suku Naga dengan suku Dayak secara antropologis.
Disebutkan bahwa orang-orang Naga dan Dayak berasal dari kelompok etnis yang sama dari wilayah Selatan China lalu bermigrasi ke wilayah lembah Irawadi, Myanmar dan lalu berbagai sub-kelompok Naga ini berpencar ada yang ke wilayah Naga Hills di India, dan Kepulauan Nusantara (Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina hingga Taiwan) dengan masih mempertahankan tradisi yang ada.
Photo Credits : Charles Hose - People of All Nations Photo Credits : Pixel Joint
Perhatikan foto-foto yang saya tampilkan pada laman artikel ini dan sengaja tidak tuliskan keterangan di bawahnya, tentu ada pembaca yang kesulitan membedakan mana orang Dayak mana yang orang Naga, karena begitu miripnya kedua masyarakat ini.
ADVERTISEMENT
Tambahan Modal Diplomasi Indonesia – India
Kemiripan antara suku Naga dan Dayak ini dapat dioptimalkan lebih lanjut sebagai modal tambahan upaya memperkuat hubungan antara Indonesia dengan India khususnya di bidang sosial-budaya. Selama ini hubungan budaya Indonesia – Indonesia melulu mengandalkan Indic Civilization (peradaban Indus/India) seperti roman Mahabarata dan Ramayana.
Sebagai awalan dan usul, KBRI New Delhi dapat menjalin kontak dengan pemerintah negara bagian Nagaland berkenaan dengan Hornbill Festival (festival rangkong/enggang) yang diselenggarakan tiap Desember. Pada festival ini berbagai atraksi budaya suku Naga ditampilkan, banyak turis asing mulai tertarik berkunjung ke Nagaland untuk melihat festival ini.
Kiranya dapat diperkenalkan kepada pemerintah Nagaland mengenai kerabat mereka suku Dayak, untuk selanjutnya menjajaki kemungkinan rombongan pelaku seni Dayak diundang hadir ke Hornbill Festival. Sebaliknya para pelaku seni budaya suku Naga dapat diundang untuk tampil di Pekan Gawai Dayak di Pontianak misalnya.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh lagi, penelitian bersama mengenai suku Naga dan Dayak juga dapat dijajaki. Bukan tidak mungkin berbagai kerja sama dapat digali lebih dalam lewat perkenalan ini.
Inisiatif ini perlu dimulai sebagai upaya penguatan hubungan people-to-people Indonesia-India., khususnya orang Dayak dan Naga yang tentu saja dapat memperkaya khasanah keunikan dan kearifan suku Dayak itu sendiri sekaligus memperkenalkan suku Dayak ke saudara dekatnya yang tinggal jauh di India sana.
foto credits : waltercallens, brilio.net, @anaymann, wikipedia