Empat tahun lalu, terjadi dua hal yang saya syukuri: pertama, saya berkunjung ke rumah bapak. Kedua, beliau bicara apa adanya.
Saya meminta pertimbangan beliau, sebab saat itu keinginan saya pindah dari Jakarta mulai terbentuk. Saya mulai berpikir tentang memulai kehidupan baru di tempat lain yang lebih menantang. Bapak bukan petaruh atau orang dengan cita-cita besar. Tapi dulu, selepas lulus SMA, beliau angkat kaki dari Malang dan tak mau kembali tinggal di kampung halamannya. Saya ingin tahu apa yang terjadi di pikiran beliau waktu itu.
Bapak menghela napas panjang dan akhirnya bicara.