Jusuf Kalla: Covid-19 Peluang untuk Kemandirian Bangsa

SBM ITB
School of Business and Management ITB
Konten dari Pengguna
11 Juli 2020 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SBM ITB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANDUNG – Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla mengatakan, dampak pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) berbeda dengan Krisis Moneter di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Krisis Moneter 1998 hanya terjadi di beberapa negara. Yakni Indonesia, Thailand, dan Korea. Malaysa juga ikut terimbas, namun sedikit. Itupun segera bisa diatasi. Namun Covid-19 melanda hampir seluruh negara di dunia. Jadi, ketika dulu Indonesia meminta bantuan pada IMF, Jepang, atau negara-negara Eropa, kini tidak bisa. “Sehingga timbul suatu kemandirian bangsa. Itu yang harus dijaga. Kita pasti bisa,” ujar JK dalam Webinar Series SBM ITB, From Surviving to Thriving: Business After Covid-19, Sabtu (11/7/2020).
JK menjelaskan, nasib orang saat ini berada di tangan saintis, melalui vaksin Covid-19 yang akan mereka ciptakan. Waktu yang dibutuhkan untuk kembali normal setelah vaksin ditemukan sekitar 2-3 tahun.
“Setelah vaksin ditemukan akan diuji klinis sekitar awal tahun depan. Setelah itu baru bikin atau memperluas pabrik. Lalu baru produksi masal. Jadi selama itu (2-3 tahun) harus siap-siap pakai masker,” tutur dia.
ADVERTISEMENT
Setelah vaksin berhasil, ekonomi pun akan kembali normal. Ketika masyarakat sudah tidak takut untuk keluar rumah dan melakukan berbagai aktivitas.
CEO Dharma Group, Irianto Santoso
CEO of Dharma Group, Irianto Santoso mengatakan, Covid-19 memukul industri otomotif. Tak terkecuali industri komponen otomotif yang dipimpinnya.
Kondisi ini pun membuat supply chain terganggu. Komponen yang seharusnya impor, sulit didapatkan.
Hingga perusahaannya menjadi kendala ini sebagai kesempatan untuk membuat komponen tersebut secara lokal di fasilitas milik sendiri.
“Kami akhirnya buat sendiri dan ada yang kerja sama dengan suplier,” tutur dia.
Nurhayati Subakat, Komisaris Utama Paragon (Wardah)
Selain Jusuf Kalla yang menjadi keynote speaker, webinar ini menghadirkan sejumlah pembicara. Mereka adalah Hermawan Kartajaya, Founder and Chairman MarkPlus; Nurhayati Subakat, Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation; Irianto Santoso, CEO of Dharma Group; dan Suyanto Tjoeng, CEO Antaraja. Webinar diikuti oleh sekitar 1095 orang yang terdiri dari 149 orang Alumni SBM ITB, 241 orang mahasiswa SBM ITB, dan 705 orang dari masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
Webinar ini akan dilanjutkan dengan Coaching Series yang mengangkat tema How to Boost Your Career in New Normal Era yang menghadirkan beberapa pembicara. Yakni Immanuel Adi, Chef of Corp Human Capital & Corp Planning Strategy Management Triputra Group; Dian Eka Hartiningsing, Vice President Director Pako Group; On Lee, CEO &CTO of GDP Labs and CTO of GDP Venture.
Informasi lebih lanjut tentang webinar series, bisa mengecek website resmi SBM ITB.