Perjalanan Steve Jobs, Pendiri Apple yang Dipecat dari Perusahaannya Sendiri

Konten dari Pengguna
7 Januari 2021 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pendiri Apple, Steve Jobs. Foto: AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri Apple, Steve Jobs. Foto: AP Photo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tak mengenal produk Apple? Masyarakat Inodnesia pasti sudah ridak asing dengan produk satu ini. Tampilan sederhana namun elegan merupakan kelebihan dari produk ini. Belum lagi operation system yang cepat dan proteksi prima dari virus membuat produk Apple menjadi idaman banyak orang.
ADVERTISEMENT
Namun tahukah kalian siapa pendiri perusahaan teknologi terbesar ini? Dialah Steve Jobs. Steve Jobs berhasil membuat Apple menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar. Ia bersama Steve Wozniak membangun Apple dari nol pada tahun 1976 dan kini perusahaan berlogo apel digigit itu sudah bernilai lebih dari 1 triliun dolar AS.
Bahkan pada kuartal kedua di tahun 2020 Apple berhasil meraup pendapatan sebesar $58.3 miliar atau sekitar Rp 812 triliun (Kurs Rp 14.200) dengan keuntungan $11.25 miliar setara dengan Rp 156 triliun.
Steve Jobs lahir di Fransisco, 24 Februari 1955. Ibu Steve Jobs yang asli, Joanne Schieble, seorang penganut agama katolik, tidak bisa menikah dengan kekasihnya Abdulfattah Jandali, karena ia seorang warga negara Suriah dan beragama Islam. Jika perkawinan tersebut dipaksakan, maka Joanne akan disingkirkan oleh keluarganya.
ADVERTISEMENT
Jobs merupakan anak di luar nikah. Sehingga Joanne tidak berani menyampaikan berita tentang kelahiran bayinya tersebut, kepada keluarganya. Akhirnya sang bayi dititipkan untuk diadopsi oleh pasangan keluarga Paul dan Clara Jobs, yang saat itu memang kesulitan memperoleh anak. Bayi tersebut kemudian diberi nama Steven Paul Jobs.
Sejak kecil, Jobs sudah diberi tahu secara jujur bahwa ia adalah anak hasil adopsi dan bukan anak kandung. Jobs kecil sempat merasa sedih dan terpukul sewaktu teman-teman SD-nya mengolok-olok dirinya bahwa, "kamu adalah anak yang dibuang oleh orang tua aslimu". Jobs selalu menangis ketika pulang dari sekolah, sang Ayah selalu meyakinkan Jobs bahwa, mereka memilih Jobs karena dia adalah anak yang istimewa.
ADVERTISEMENT
Lambat laun Jobs akhirnya sadar dan tak mau larut dalam pikiran negatif terlalu lama. Jobs tetap bersyukur dengan hidupnya dan mencintai kedua orang tua angkatnya. Pemikiran positifnya ia salurkan dalam hal teknologi dan komputer yang menjadi minat terbesarnya.
Tahun 1972, Jobs mengenyam pendidikan di Reed College di Portland, Oregon. Dia memutuskan drop out setelah 6 bulan kuliah. Jobs merasa tidak cocok dan tidak mau menghamburkan uang orang tua untuk ongkos kuliah.
"Aku secara naif memilih universitas yang ongkosnya hampir semahal Stanford dan semua tabungan orang tua dihabiskan untuk biayanya. Setelah 6 bulan, aku tak bisa melihat manfaatnya. Aku tak punya ide apa yang ingin kulakukan dengan hidupku dan bagaimana universitas akan membantu menemukannya. Aku menghabiskan semua uang yang ditabung orang tua selama hidup mereka," kata Jobs dalam pidato upacara wisuda di Stanford University tahun 2005.
ADVERTISEMENT
"Jadi aku putuskan drop out dan percaya semuanya akan baik-baik saja. Cukup menakutkan waktu itu, namun ketika melihat ke belakang itu adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah kubuat," ucapnya.
Jobs mengalami masa sulit usai keluar dari kampusnya. Jobs terpaksa menggelandang karena tak punya kamar. Ia tidur di lantai kos temannya. Bahkan dia menjual botol minuman untuk mendapat uang agar bisa makan.
Lalu di tahun 1976, Jobs bersama rekannya Steve Wozniak mulai mendirikan Apple Computer.Co di garasi milik keluarganya. Saat itu usia Jobs masih belia, yakni 21 tahun. Di garasi inilah, lahir banyak pemikiran tentang teknologi yang akan diterapkan pada Apple.
Bisnisnya ini berkembang dengan pesat, Jobs dan Wozniak berhasil melahirkan beberapa teknologi dari Apple. Namun pada 1985 Jobs dipecat oleh dewan direksi Apple karena perselisihan kepemimpinan. Perselisihan tersebut disebabkan oleh sikap Steve Jobs yang terlalu ambisius. Hal ini diungkapkan sendiri oleh Jobs dalam sebuah pidato yang pernah dia sampaikan di Universitas Stanford.
ADVERTISEMENT
Semangat yang ada dalam diri Jobs masih membara. Dia kemudian mendirikan perusahaan IT lagi bernama NeXT Computer. Perusahaan itu bergerak mengembangkan perangkat komputer dan sistem operasi. NeXT bisa dikatakan cukup sukses, dari NeXT Steve Jobs mengembangkan bisnis dengan membeli studio animasi Pixar.
Setelah dibeli oleh NeXT, Pixar meraih sukses yang luar biasa. Pixar meraih sukses di manca negara dengan film animasi Toy Story.
Di sisi lain, Apple hampir bangkrut beberapa tahun setelah ditinggal Jobs. Pada awal 1993 beberapa produk Apple gagal dipasaran karena kalah bersaing dengan produk milik Microsoft. Kejadian inilah yang membuat Jobs kembali pada Apple. Di tangan Jobs lah Apple kembali berjalan hingga menjadi perusahaan teknologi besar.
Perjuangannya terhenti di tahun 2011, Jobs menghembuskan nafas terakhir di Palo Alto, California, Amerika Serikat ketika usianya 56 tahun. Steven Paul Jobs meninggal usai delapan tahun bergulat dengan penyakit kanker pankreas yang diidapnya.
ADVERTISEMENT
(AAG)