Perjalanan Elang Gumilang, Mantan Penjual Minyak Curah Miliki Harta Rp 55 T

Konten dari Pengguna
7 Februari 2021 12:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Elang Gumilang. Foto: Maxmanroe.com
zoom-in-whitePerbesar
Elang Gumilang. Foto: Maxmanroe.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meraih kesuksesan di usia muda merupakan impian banyak orang. Namun dari sekian banyak orang yang ingin meraih kesuksesan di usia muda hanya segelintir orang yang benar-benar mampu meraihnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu profil orang sukses ini berhasil menjadi pengusaha muda yang sukses. Bahkan di tahun 2015, dirinya berhasil menerima pujian dari orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo.
Dialah Elang Gumilang, pemuda kelahiran Bogor, 4 April 1985. Pria yang akrab disapa Elang ini terlahir dari keluarga sederhana, Ayahnya berprofesi sebagai kontraktor dan Ibunya merupaan ibu rumah tangga.
Hidup serba berkecukupan tak membuat Elang menyandar pada harta orang tuanya. Sikap mandirinya ini mulai terlihat saat ia terjun ke bisnis dengan berjualan donat di sekolah dan ditawarkan ke teman-teman kelas. Ia berjualan berkeliling menjajakan donat dengan keuntungan Rp 50 ribu setiap harinya.
Motivasinya saat itu hanya ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan uang hasil jerih payah sendiri. Tak berlangsung lama, usahanya gagal tatkala orang tuanya tahu. Mereka lebih ingin Elang fokus dipelajaran tanpa harus memikirkan biaya kuliah.
ADVERTISEMENT
Tak kehabisan akal guna mendapatkan Rp 10 juta pertamanya demi membiayai biaya kuliah. Elang pun mengikuti beberapa kompetisi bisnis yang diselenggarakan oleh Universitas, mulai dari Universitas Indonesia, Universitas Trisakti hingga kompetisi ekonomi di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Nah dari beberapa kompetisi tersebut, Elang dapat hasil yang memuaskan hingga bisa mengumpulkan uang tunai sebanyak Rp 10 juta serta masuk fakultas Ekonomi dan Manajemen di IPB tanpa tes.
Ketika kuliah kemampuannya dalam berbisnis semakin berkembang dengan baik dan semangatnya menjadi pengusaha tidak padam begitu saja. Ia pun diketahui pernah berjualan sepatu degan modal awal Rp 1 juta dan mampu menghasilkan omzet Rp 3 juta. Namun bisnisnya kali ini tidak mendapat respon yang baik, karena kualitas sepatu yang dipasoknya menurun.
ADVERTISEMENT
Mencari jalan keluar lain, Elang sempat ingin menjadi pebisnis ayam potong meskipun hal itu tidak jadi ia lakukan karena ia melihat peluang untuk menjadi pemasok alat penerangan di kampusnya sendiri, Institut Pertanian Bogor (IPB) yang saat itu sempat kedapatan lampu yang padam.Saat itu ia mampu menghasilkan keuntungan hingga Rp 15 juta. Namun, bisnis tersebut ia sudahi lantaran hanya bersifat musiman dan tidak selalu laku setiap harinya.
Elang Gumilang mencari ide bisnis lainnya yang mampu raup cuan setiap hari. Ia mencoba peruntungannya dari menjual minyak goreng. Setiap hari sebelum berangkat ke kampus, Elang selalu mengisi jirigen minyak dan melakukan stocking ke setiap warung kecil di sekitaran Bogor. Namun, bisnis yang ia lakoni ini ternyata cukup melelahkan dan tak jarang Elang Gumilang kedapatan tertidur saat di kelas karena kelelahan dengan usahanya tersebut.
ADVERTISEMENT
Elang mulai memutar otak dan mencari peluang bisnis lain yang menggiurkan. Elang bersama temannya kemudian membuka usaha kursus bahasa inggris dengan modal Rp 21 juta. Ia juga mencoba peruntungan lain dengan menjadi tenaga penjual dan pemasaran disalah satu perusahaan Properti wilayah Bogor. Seperti umumnya tenaga penjual freelance pada bisnis properti, hal yang sama juga dialami Elang yang saat itu mendapatkan uang hanya dari komisi penjualan.
Berbekal pengalaman dan modal nekat akhirnya ia memilih untuk memiliki bisnis sendiri dengan mencoba mengikuti berbagai tender perbaikan untuk sekolah dasar di Jakarta. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Elang malah mendapatkan sebuah proyek besar senilai kurang lebih Rp 160 juta. Hal tersebut membuat dirinya semakin optimis untuk memulai bisnis di bidang properti.
ADVERTISEMENT
Tetapi saat itu untuk mengikuti tender, Elang harus berutang ke bank. Status mahasiswa menyulitkan pria kelahiran Bogor ini mendapat kredit. Beruntung, ada kerabat dari salah satu sahabatnya yang mau menjamin. Alhasil, ia berhasil mendapatkan kredit tanpa agunan Rp 150 juta. Pada usia 20 tahun, ia harus membayar cicilan utang sebesar Rp 8,7 juta per bulan selama dua tahun.
Kiprah Elang di dunia properti berlanjut. Suatu saat, dia mendapat informasi soal tanah murah di Cinangneng, Bogor. Dari situ, dia tertarik membeli untuk menyulapnya menjadi kompleks perumahan murah. Alih-alih disaat banyak pengembang properti yang memilih menggarap rumah untuk kalangan atas, Elang malah memilih pangsa pasar kalangan menengah ke bawah.
Namun lagi-lagi, modal masih menjadi kendala karena bank belum mau memberi kredit. Tak menyerah, Elang kemudian mengajak lima sahabatnya untuk patungan dan terkumpul Rp 340 juta saat itu. Pada 2007, proyek pertama Elang Group yaitu Perumahan Griya Salak Indah mulai dijual. Dalam waktu singkat, 450 unit seharga Rp 25 juta ludes terjual.
ADVERTISEMENT
Ibarat burung, kepakkan bisnis Elang Gumilang kian menjulang. Kini ia mengembangkan bisnis propertinya dengan perumahan berkonsep “real estate” yang mempunyai harga jual antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar di kawasan Bogor Barat. Dari Elang Group, pengusaha muda ini bisa mencetak pendapatan Rp 55 triliun – Rp 56 triliun dari keseluruhan hasil penjualan.
(AAG)