Sistem Kasta dan Agama Kerajaan Kutai

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
18 Januari 2018 7:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kerajaan Budha Nusantara (Foto: Wikipedia)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kerajaan Budha Nusantara (Foto: Wikipedia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sistem kasta ada pada kerajaan-kerajaan bercorak agama Hindu yang sangat ketat menilai tingkatan kehidupan manusia. Di kerajaan Kutai terdapat dua golongan kasta yang memegang pengaruh penting dalam perkembangan masyarakat di sekitar kerajaan, yaitu golongan Brahmana dan Ksatria. Sistem kasta hanya dapat dipakai pada mereka yang beragama Hindu.
ADVERTISEMENT
Sebelum masuknya pengaruh agama Hindu ke kerajaan Kutai, masyarakat masih memegang kepercayaan nenek moyang asli wilayah Kutai sehingga sistem kasta masih belum dikenal oleh masyarakat. Ketika agama Hindu masuk ke wilayah kerajaan, barulah masyarakat mengenal sistem kasta. Muncul sebuah pertanyaan, apakah masyarakat yang bukan berasal dari agama Hindu dapat digolongkan ke dalam salah satu kasta?
Di dalam kepercayaan agama Hindu, seseorang yang sudah dikeluarkan dari kastanya dapat diterima kembali masuk ke dalam kastanya tersebut. melalui upacara penyucian diri yang disebut vratyastoma. Segala macam kesalahan dan dosa yang pernah diperbuat akan dihapuskan, bahkan seseorang tersebut dapat kembali masuk ke lingkungan masyarakat setelah diasingkan. Upacara vratyastoma inilah yang digunakan oleh masyarakat Kutai untuk masuk ke dalam salah satu sistem kasta di agama Hindu.
ADVERTISEMENT
Upacara penerimaan orang di luar kasta tersebut dilakukan dengan melihat kedudukan orang yang bersangkutan di lingkungan masyarakat. Upacara tersebut dipimpin oleh para Brahmana dari India, karena pendeta dari Indonesia belum sepenuhnya masuk ke dalam kasta Brahmana, atau pendeta Hindu. Raja pertama Kutai, yaitu Awawarman, melakukan upacara vratyastoma dengan dipimpin oleh pendeta dari India, sedangkan Mulawarman masuk ke dalam kasta dengan dipimpin oleh pendeta dari Indonesia.
Golongan lainnya yang ada di kerajaan Kutai adalah golongan kasta kasatria, yang terdiri dari kerabat-kerabat Mulawarman. Golongan kstaria tidak mudah didapatkan oleh masyarakat Kutai. Hal itu disebabkan oleh keadaan raja yang hanya ingin dikelilingi oleh kerabat yang memiliki hubungan erat dengan keluarga kerajaan saja.
Bukti sejarah berupa prasasti yang menjelaskan mengenai kerajaan Kutai banyak berisikan mengenai agama yang dianut oleh raja-raja di Kutai, terutama masa Mulawarman berkuasa. Semua prasasti yang sudah ditemukan berisikan peringatan akan kebaikan dan pekerjaan yang telah dilakukan oleh Mulawarman. Di dalam isi prasasti dijelaskan bahwa Mulawarman adalah penganut agama Siwa. Selain itu juga terdapat imformasi bahwa raja Mulawarman melakukan upacara sedekah yang bertempat di waprakeswara, sebuah lapangan yang dianggap suci. Mulawarman mengahdiahkan 20.000 ekor sapi untuk para brahmana, sehingga untuk memperingati hari tersebut para brahmana membangun sebuah yupa, yang selalu menyebutkan kebaikan Mulawarman.
ADVERTISEMENT
Sumber : Poesponegoro, Marwati Djoened, dan Nugroho Notosusanto. 2010. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta : Balai Pustaka