Menebar Kebaikan melalui Tulisan di Media

Suzan Lesmana
Pranata Humas, ASN BRIN, ASNation
Konten dari Pengguna
7 September 2021 20:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Menulis. Sumber: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Menulis. Sumber: freepik.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika pandemi melanda negeri kita di awal Maret 2020, membuat setiap orang menyesuaikan diri dengan situasi, tentunya dengan konsisten menjalankan protokol kesehatan. Termasuk menyesuaikan diri menebar kebaikan tak hanya berbentuk materi saja, juga berbentuk non materi seperti menulis di media on line. Saya pun ikut andil memasuki ruang berbagi kebaikan tersebut bersama ASN instansi lain, baik pusat maupun daerah dalam sebuah komunitas ASN Menulis.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang Pranata Humas, pada awalnya tulisan-tulisan saya merupakan tugas yang harus dikumpulkan selama proses pelatihan ASN Menulis yang dihelat komunitas ASNation berkolaborasi dengan kumparan.com. Namun akhirnya menjadi ajang lomba dan memicu anggota komunitas lebih produktif dalam menulis. Tak hanya bidang komunikasi dan humas, dakwah islamiah pun saya tulis dan tayang di kumparan.com sejak Oktober 2020. Saya pun meraih juara sebagai peserta terproduktif dan juara kedua lomba ASN Menulis, sebagaimana dirilis kumparan.com pada tanggal 4 November 2020 dengan judul “Pemenang Lomba ASN Menulis.” Hingga artikel ini ditulis, 7 September 2021, sebanyak 79 artikel yang saya tulis telah tayang di kumparan.com. Kalau artikel ini tayang maka menjadi 80 artikel yang sudah saya abadikan di kumparan.com.
ADVERTISEMENT
O, ya Saudara, tulisan-tulisan saya dan kolega-kolega ASN lainnya juga telah dibukukan dan sudah terbit tahun 2021 ini, bertajuk ‘101 Catatan ASN: Sikap Bijak Menghadapi Pandemi Covid-19’ dan sudah diperjualbelikan untuk umum. Lalu, beberapa tulisan saya yang juga sudah tayang di kumparan saat lomba ditambah beberapa tulisan lainnya yang belum sempat dipublish saya pilah-pilih dan dikumpulkan dalam sebuah buku yang telah dicetak dan siap terbit, berjudul “40 Kultum di Media ala Humas”. Antologi tulisan yang sudah dibukukan tersebut menjadi pembuktian, meski pandemi dianggap musibah, namun sebenarnya dapat diubah menjadi anugerah, salah satunya anugerah menulis.
Kejutan Kebaikan dari Tulisan
Saudara, dari tulisan-tulisan yang telah tayang di kumparan.com, suatu hari saya mendapatkan kejutan kebaikan. Kebaikan bagi saya telah membagi ilmu dan kebaikan bagi orang lain yang terbantu karena membaca tulisan saya. Lho, kok bisa? Begini ceritanya.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 22 Februari 2021, sebuah pesan Whatsup masuk ke HP saya dari seorang mahasiswi ilmu komunikasi di UPN Jogja yang meminta saya menjadi narasumber penelitiannya yang berkaitan dengan aplikasi zoom dalam proses belajar mengajar. Sebelumnya sang mahasiswi sudah mengirim pesan melalui akun Instagram saya—setelah sebelumnya membaca artikel saya di kumparan.com. Saya menduga dia telah membaca artikel pertama saya yang tayang di kumparan berjudul “Rapat Virtual Tak Harus Kesal” yang tayang pada 5 Oktober 2020.
Saya pun mengiyakan. Saya cukup terkejut sebelumnya saat dia kontak saya. Kenal tidak sebelumnya tapi tiba-tiba minta saya jadi narasumber penelitiannya. Wah luar biasa dampak tulisan di media on line, khususnya kumparan.com. Kelebihan media on line memang lebih luas daya jangkaunya ternyata tinimbang media cetak konvensional. Apalagi kumparan telah memiliki pembaca setianya di seantero negeri. Ya, sudah saya nikmati saja kesempatan berbagi kebaikan gara-gara tulisan ini. Tidak dapat bantu uang, kontribusi pemikiran sebagai narasumber penelitian seorang mahasiswi pun sebuah bentuk kebaikan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya komunikasi berlanjut dengan janji wawancara pada tanggal 1 Maret 2021. Saya kutipkan kembali dari Whatsup di HP saya sebagai bukti ini kisah nyata. Nama mahasiswinya saya kasih inisial MT.
MT: "Siang pak, saya MT mahasiswa UPN Jogja yang mau wawancara bapak. Apakah siang ini bapak ada waktu untuk wawancara? Terimah kasih pak"
Saya: "Waah ada rapat Web euy. Wawancara terbuka or tertutup?"
MT: "Wawancara terbuka pak. Sesantainya waktu bapak saja, saya mengikuti waktu bapak"
Saya: "Ok"
MT: "Kira-kira bapak waktu sengangnya jam berapa ya pak?"
Saya: "kira2 brp lama? Antara jam 3 -4, ya"
MT: "Tidak begitu lama menurut saya, karena hany ada 4 pertanyaan pak"
Saya: "Oke jam 3an ya, mau maem dulu..trus rapat web"
ADVERTISEMENT
MT: "Bapak lebih prepare melalui via wa telfon atau via chat wa saja?"
Saya: "Telepon boleh"
Dan wawancara pun dilakukan melalui telepon.
Disangka Redaktur Kumparan
Pada 9 Maret 2021, sang mahasiswi menelepon saya kembali.
MT: "Selamat siang pak, saya mahasiswa upn jogja yang sempat mengudang bapak sebagai narasumber penelitian saya. Saya ingin menanyakan prihal profil bapak. Nama lengkap bapak dan jabatan bapak dikumparan. Terima kasih pak."
Hahaha, dia menyangka saya redaktur kumparan. Ya sudah saya jelaskan bahwa saya kontributor alias penulis lepas alih-alih tim redaktur kumparan. “Ya mudah-mudahan jadi doa,” ucap saya. Aamiin.
Di akhir tulisan ini saya ingin mengutip pernyataan Imam Al-Ghazali: “Kalau kamu bukan anak ulama besar, bukan pula anak seorang raja, maka menulislah.” Saya pun ingin berpesan kepada Saudara yang membaca artikel ini : “Menulislah, sebagai bukti Anda pernah ada. Jika Anda telah fana, goresan tulisan Anda tetap ada, dibaca, dikenang dan menjadi artefak peradaban, amal jariyah yang akan mengalir dan memberi manfaat. Teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular."
ADVERTISEMENT
Dan kebaikan itu tak harus berupa materi, tulisan yang menginspirasi dan dapat membantu orang lain pun salah satu bentuk sedekah. Kita tidak tahu amalan mana yang dapat mengantarkan kita ke surgaNya Allah SWT. Bisa jadi dari tulisan baik kita di media—cetak maupun on line seperti di kumparan.com. Itu.
***
Suzan Lesmana – Pranata Humas BRIN