Di Masa Pandemi Dosen IPB Ajak Masyarakat Manfaatkan Ruang Terbuka Hijau Sekitar

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
21 Juni 2021 9:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Di Masa Pandemi Dosen IPB University Ajak Masyarakat Manfaatkan Ruang Terbuka Hijau Sekitar
zoom-in-whitePerbesar
Di Masa Pandemi Dosen IPB University Ajak Masyarakat Manfaatkan Ruang Terbuka Hijau Sekitar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di masa pandemi COVID-19, pekarangan banyak dimanfaatkan sebagai media hobi berkebun atau berekreasi, olah raga dan berjemur. Bahkan warga bisa meningkatkan produktivitasnya dengan mengusung kegiatan urban farming. Taglinenya pun cukup populer yaitu #marimulaidaripekarangan dan #hanyasatulangkahdariberanda.
ADVERTISEMENT
“Di sela-sela kesibukan pekerjaan selama Work from Home (WFH), kegiatan ini sangat tepat dilakukan. Memanfaatkan ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di sekitar kita, bisa menjadi media untuk meningkatkan kesehatan lahir dan bathin. Kita tahu bahwa kebahagiaan atau happiness adalah aspek intangible yang perlu ditingkatkan bagi setiap individu/masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh selama masa pandemi,” ujar Prof Hadi Susilo Arifin, Kordinator Mata Kuliah Pengelolaan Lanskap, Departemen Arsitektur Lanskap IPB University. Hal ini disampaikannya dalam Expose Mahasiswa Pengelolaan Lanskap, (16/6). Tahun ini, Ekspose melakukan studi kasus RTH di Jakarta.
Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University ini menambahkan bahwa kajian manajemen lahan produktif bukan hanya pada RTH pekarangan saja. Tetapi dilihat juga strategi manajemen lanskap pada lahan publik. Scaling upnya bisa dilakukan pada taman lingkungan, taman kota, hingga pemanfaatan hutan kota.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan yang diikuti mahasiswa semester VI ini, Prof Hadi menekankan bahwa pekarangan, taman lingkungan, taman kota, hutan kota dan juga lahan publik lainnya dapat diberdayakan sebagai lanskap produktif. Menurutnya, bantaran sungai, kebun campuran dan lahan terbengkalai juga dapat diberdayakan.
“Jika direncanakan, didesain dan dikelola, area tersebut bisa menjadi lanskap urban farming yang menghasilkan. Hasilnya bisa berupa pangan penghasil karbohidrat, rempah, bumbu dan obat, sayuran, buah, bahan baku industri dan juga tanaman hias. Strategi pengembangannya tidak hanya di RTH saja, tetapi juga ruang terbuka biru (RTB). Ini karena Jakarta memiliki lanskap badan air, seperti riparian sungai, kanal-kanal, dan daerah rawa-rawa,” ujarnya.
Menurutnya, lanskap ruang terbuka tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk bersantai di waktu luang, berekreasi dan mendapatkan kesenangan serta kebahagiaan. “Secara fungsional berguna, secara estetika menghasilkan keindahan,” tegas Prof Hadi.
ADVERTISEMENT
Acara ini juga dihadiri Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta dan tim, Dinas Pertamanan dan Kehutanan DKI Jakarta, Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Bioindustri Universitas Trilogi Jakarta serta Komunitas Pekarangan dan Kebun Produktif Indonesia (KPKPID).
Suharin Eliawati, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (DKPKP) mengatakan bahwa Jakarta telah mengaktifkan praktik urban farming dengan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dan Gang Hijau (penanaman tanaman produktif di sepanjang gang/lorong-lorong perumahan).
“Saat ini ada 53 taman yang sudah kembali dibuka untuk umum. Tujuannya adalah memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berekreasi secara sehat di ruang terbuka hijau, selama tetap mentaati protokol kesehatan secara ketat,” ujarnya.
Menurutnya, DKPKP DKI Jakarta membuka lebar-lebar kepada mahasiswa IPB University untuk magang atau mengambil kasus untuk skripsi di area yang dibuka. Ada lima area agro eduwisata dan 14 kebun bibit yang bisa dikembangkan lebih baik lagi agar lanskap menjadi lebih produktif.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dr Nurhayati, Dosen IPB University dari Departemen Arsitektur Lanskap mengatakan bahwa ekspose ini banyak memberikan manfaat bagi mahasiswa. Terutama dari sisi keilmuan Manajemen Lanskap.
“Selain kemampuan manajemen lanskap, ternyata mahasiswa juga mendapatkan peningkatan skill lainnya. Kini mahasiswa mampu mengelola event expose serta berbagai softskill lain yang menjadi terasah dari hasil praktikum dan penyelenggaraan expose. Mereka terlatih berkomunikasi secara tertulis, tergambar dan terutama komunikasi verbal,” terangnya. (**/Zul)