Permasalahan Pendidikan di Pedesaan pada Masa Pandemi Covid-19

nailatudz124
Mahasiswi UIN syarif hidayatullah jakarta
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2020 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari nailatudz124 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kita tidak ada yang menyangka 2020 akan menjadi tahun yang di dalamnya banyak sekali kejutan. Kejutan itu berupa hal yang tidak terduga, hal yang sudah lama tidak terdengar oleh umat manusia. Kejutan yang hingga kini masih kita rasakan, yang entah kapan akan berakhir. Kejutan itu berupa wabah penyakit, wabah yang kemudian mengubah kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini disebut dengan COVID-19 (Corona Virus Disease 19) yang disebabkan oleh virus corona. Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019 lalu. Virus ini menyerang sistem pernafasan yang menyebabkan penyakit paru-paru akut bahkan kematian. Tak butuh waktu lama untuk virus ini menyebar dan menjangkiti masyarakat dan tiap hari semakin meningkat korbannya.
Pandemi COVID-19 ini mempengaruhi berbagai sektor masyarakat, salah satunya dibidang pendidikan. Sejak pandemi ini mulai masuk ke Indonesia, pemerintah sudah mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah pendidikan di masa pandemi ini. Kebijakan yang di ambil oleh pemerintah yaitu dengan menerapkan sistem belajar daring dan luring terbatas.
Walaupun kebijakan tersebut telah dipikirkan dengan matang. Tetapi, kebijakan tersebut menuai pro dan kontra dimasyarakat, bahkan menimbulkan masalah baru, seperti kesulitan mengakses jaringan internet khususnya di daerah pedesaan.
ADVERTISEMENT
Kebijakan dari pemerintah tidak berjalan dengan baik karena terdapat beberapa kendala saat pelaksanaanya. Seperti, kurangnya ekonomi dalam memenuhi fasilitas belajar anak.” Ucap bapak Drs.Soleh selaku kepala sekolah di pedesaan daerah Kabupaten Bogor.
Masyarakat pedesaan yang mayoritas keluarga menengah kebawah, memiliki tingkat ekonomi rendah banyak yang mengeluhkan sistem pembelajaran daring ini, karena kebingungan dalam memenuhi fasilitas seperti gadget dan paket internet.
Motivasi belajar yang kurang dan minimnya ekonomi guru untuk daring seperti kurangnya paket kuota dan hanya mengandalkan wifi sekolah yang terbatas Juga menjadi kendala dalam pembelajaran”. Ucap bapak Dail selaku guru di pedesaan daerah Kabupaten Bogor.
Menyikapi hal ini, sejak tanggal 22 September kemarin pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyalurkan paket subsidi internet untuk pelajar, mahasiswa, dan guru. Namun, subsidi tersebut belum bisa menyelesaikan masalah minimnya fasilitas gadget di pedesaan terpencil.
ADVERTISEMENT
Guru dan pemerintah sudah berusaha dalam hal menangani permasalahan pendidikan. Bukan hanya itu, para pemuda yang mempunyai semangat tinggi dalam membantu masyarakat juga ikut andil dalam permasalahan ini. Salah satunya komunitas Arah Pemuda yang bergerak dibidang sosial dan juga pendidikan pada tanggal 08 Agustus 2020 turut serta dalam menangani permasalahan ini di daerah pulau seliu.
Tidak mudah bagi para pemuda untuk terjun langsung ke daerah-daerah yang mereka tuju banyak sekali masyarakat yang tidak menerima kedatangan mereka.
Pengabdian dikala pandemi memanglah menjadi tantangan sendiri bagi kami. Namun, sebelum itu ketua kami telah meminta izin untuk mengabdi di daerah tersebut. Walaupun ada sebagian yang tidak menerima, itu adalah hal yang wajar karena pandangan masyarakat pada covid sendiri masih harus disosialisasikan secara intensif. Alhamdulillah ketika pengabdian berlangsung masyarakat bisa mengapresiasi dan menerima kita”. Ujar Agung Junazil Rukmana selaku anggota pengabdian Arah Pemuda.
ADVERTISEMENT
potret para pengabdi Arah pemuda pada saat memberikan pendidikan di pulau seliu
Melihat permasalahan-permasalahan diatas, pemerintah diharapkan untuk dapat segera mengambil langkah yang lebih baik lagi. Agar, masyarakat pedesaan terpencil pun dapat menerima akses pendidikan di masa pandemi ini.
Jika pemerintah memang belum bisa menyediakan atau menemukan jalan keluar untuk permasalahan gadget di masyarakat pedesaan terpencil, setidaknya pemerintah seharusnya memberikan keleluasaan kepada sekolah-sekolah di pedesaan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka langsung. Tentunya dengan memenuhi protokol kesehatan COVID-19.
Semoga permasalahan pendidikan di masa pandemi ini dapat segera terselesaikan. Kita pun selalu berharap semoga pandemi ini dapat segera berlalu.