Mungkin ini saatnya kita ber "mi'raj"

Mochamad James Falahuddin
Praktisi Teknologi Informasi, berpengalaman 20 tahun di dunia IT dan Telco. Certified Chief Information Security Officer (CCISO) dan Certified Blockchain Professional (CBP) . Juga menjadi Direktur Eksekutif Indonesia Blockchain Society
Konten dari Pengguna
22 Maret 2020 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mochamad James Falahuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah:45-46).
ADVERTISEMENT
Menjelang tengah malam kemarin, tiba-tiba saja saya ingin mereview lagi arti dari bacaan sholat saya, dan menemukan kembali buku “Pelatihan Sholat Khusyu” tulisan Abu Sangkan ini yang sudah menjadi penghuni rak buku saya sejak hampir 15 tahun lalu, tapi jarang saya baca, boro-boro dipraktekkan. Keinginan itu muncul begitu saja, bukan dalam rangka peringatan Isra’ Mi’raj, karena saya juga baru ngeh hari ini libur Isra’ Mi’raj sesudah tadi liat seliweran status FB. Maklum, sejak jadi pengusaha, tanggalan saya item semua 😅
Tapi mungkin juga apa yang terjadi semalam itu sebuah synchronicity bagi saya, “ditegur” untuk kembali berusaha memperbaiki kualitas sholat saya.
"Pelatihan Sholat Khusyu" , Abu Sangkan , 2005
Kita semua umat Islam mesti sudah paham, perintah Sholat 5 waktu adalah satu-satunya perintah terkait ibadah yang penyampaiannya tidak melalui wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Tapi disampaikan langsung oleh Allah Subhanahu Wata’ala kepada Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam di Sidratul Muntaha, yang Jibril pun tidak diperkenankan sampai ke sana, melalui peristiwa Isra’ Mi’raj. Saya tidak akan membahas detail tentang peristiwa ini, karena saya yakin kita semua sudah tau detailnya.
ADVERTISEMENT
Namun sedikit catatan saja, Muhammad Husain Haikal dalam magnum opusnya “Sirah Nabawiyah” menyatakan bahwa Isra’ Mi’raj adalah satu dari hanya dua peristiwa mukjizat Rasulullah yang bisa diverifikasi “keajaibannya”. Satu lagi adalah peristiwa laba-laba yang membuat sarang tebal serta burung yang membuat sarang di mulut gua hira, sehingga seolah-olah sudah lama sekali tidak ada orang masuk ke dalam gua itu. “Keajaiban” ini lah yang menyelamatkan Rasulullah dan Abu Bakar dari kejaran musyrikin quraisy dalam perjalanan hijrah ke Yatsrib (Madinah). Mungkin bukan kebetulan juga kalau dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, Abu Bakar adalah orang pertama yang menyatakan kepercayaannya saat orang lain di Mekkah tidak percaya bahkan menuduh Rasulullah gila saat menceritakan “perjalanannya” yang demikian jauh hanya dalam satu malam.
ADVERTISEMENT
“Kalau Muhammad yang mengatakannya, maka benarlah dia !”, demikian ujar Abu Bakar begitu mendengar kisah itu, tanpa ada setitikpun keraguan.
Kembali lagi soal sholat. Seperti saya tulis di atas, Allah dalam surat Al Baqarah ayat 45-46 memerintahkan kita untuk memohon pertolongan dengan sabar dan sholat. Tapi bukan sembarang sholat, harus sholat yang khusyu penuh dengan keyakinan kita akan bertemu dan kembali kepada Nya.
Bagaimana sih sholat yang khusyu itu ?
Dalam satu riwayat seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah bagaimana sholat yang khusyu itu. Beliau menjawab “Sholatlah hingga engkau merasa benar-benar “melihat” Allah “ . Sahabat itu kembali bertanya, bagaimana kalau dia gak bisa “melihat” Allah dalam sholatnya. Rasulullah pun menjawab “Maka yakinlah, bahwa Allah pasti “melihat” mu”.
ADVERTISEMENT
Kita juga pasti sudah sangat familiar dengan kisah seorang sahabat yang dalam satu pertempuran terluka dengan panah menancap di punggungnya. Lalu sahabat tersebut meminta sahabat yang lain untuk mencabut panah yang menancap itu saat dia sholat. Dan benar saja, saat dia sholat, panah dapat dicabut dengan mudah seolah sahabat itu tidak merasakan sakit sedikitpun.
Pertanyaannya, pernah gak kita sholat hingga mencapai tingkat ecstasy seperti dua contoh diatas ?
Kalau saya sih terus terang … ehm … belum pernah 🤫😔
Mudah-mudahan rekan semua sudah ada yang pernah mengalami dan mau berbagi resepnya di sini.
Makanya saya semalam baca-baca lagi buku “Pelatihan Sholat Khusyu” nya Abu Sangkan itu. Walaupun buku itu terbit 15 tahun lalu, tapi bagi saya buku itu menawarkan perspektif baru tentang sholat, yang mungkin “hilang” dari sebagian kita umat Islam. Kita yang dari lahir sudah muslim, mungkin dari kecil sudah ditanamkan tentang kewajiban sholat oleh orang tua / guru sekolah / guru ngaji, sehingga sholat menjadi sesuatu yang “otomatis”. Sesuatu yang “wajib” dilaksanakan karena “ya itu wajib”.
ADVERTISEMENT
Penulis buku ini mencoba menguraikan “teknik” supaya kita bisa sholat mencapai derajat kekhusyuan dan mencapai kondisi ecstasy, sehingga “diri” kita ini lebur meninggalkan fananya dunia ini untuk bersimpuh di haribaan Allah Sang Penguasa Alam Semesta.
Menariknya teknik-teknik yang ditawarkan sangat mirip dengan teknik-teknik yang beberapa waktu terakhir ngetrend dengan istilah “Mindfullness”. Termasuk juga didalamnya beberapa teknik yang sering ditemui bagi yang pernah belajar “New Age Spirituality”, seperti “be present”, “right here, right now”, tentang pentingnya affirmasi dll.
Mungkin karena itu juga penulis menyatakan “Sholat adalah meditasi tertinggi bagi umat Islam”
Membaca buku ini, saya seperti melakukan perjalanan memutar. Terus terang, saya cukup banyak belajar , membaca buku dan mengikuti sejumlah pelatihan, terkait dengan “New Age Spirituality” ini. Dan ternyata apa yang saya cari itu semua ada di dalam aktifitas yang puluhan tahun saya lakukan : Sholat !
ADVERTISEMENT
Hanya saja selama ini saya sepertinya saya melakukan sholat lebih secara mekanis, sekedar menggugurkan kewajiban.
Saya tidak akan membahas lebih jauh soal teknik-teknik mencapai sholat khusyu ini, silakan saja dicari bukunya. Dan mungkin juga pelatihannya masih ada, kalau dulu sih saya tahu sempet ngetrend itu pelatihan sholat khusyu.
Saya ingin kembali ke Surat Al Baqarah ayat 45-46 diatas, dimana kita diperintahkan untuk memohon pertolongan dengan melalui sabar dan sholat yang khusyu.
Pandemi Covid-19 ini, sudah membuktikan bahwa kita manusia ini benar-benar helpless. Penularannya sangat cepat, tingkat kematiannya tinggi, obatnya belum ada pula.
Kita senegara ini yang bulan Januari – Februari lalu masih kelewat pede Covid gak akan mampir ke sini, sekarang mulai memasuki masa panik. Karena ternyata dia sudah menggedor-gedor pintu rumah kita.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi si covid ini dengan terang benderang membongkar kelemahan kita yang dua bulan lalu masih ketawa ketiwi. Nyatanya kita benar-benar gak siap, baik secara infrastruktur maupun suprastruktur untuk menanggulangi pandemi ini. Dan dalam waktu cukup singkat korban pun mulai bergelimpangan. Amerika butuh waktu 2 bulan untuk korban tewas mencapai 30 an, kita hanya butuh waktu 3 minggu saja. Bahkan mungkin sebetulnya lebih banyak lagi, yang tidak sempat terdata karena kita menutup mata diawalnya.
Intinya pandemi covid-19 membuat kita benar-benar helpless. Bayangkan, mungkin baru sekali ini kita dihadapkan pada sebuah kondisi bahwa yang terbaik kita lakukan adalah dengan “tidak melakukan apa-apa”.
Mungkin dalam kondisi ini, salah satu pilihan terbaik yang bisa kita lakukan sebagai muslim adalah bersama-sama di rumah masing-masing kembali memperbaiki sholat kita untuk berusaha lebih khusyu kalau perlu hingga mencucurkan air mata. Hingga kita bisa “mi’raj” ke langit, menggedor-gedor pintu kasih sayang Allah, hingga Dia berkenan menurunkan pertolongan-Nya agar kita terhindar dari skenario terburuk yang sudah terpampang di depan mata,sementwrw kita gak bisa berbuat apa-apa.
ADVERTISEMENT
Belum lagi dengan gelombang resesi ekonomi yang dibawa oleh Covid ini, yang mungkin dampaknya akan jauh lebih besar dan lebih lama dibandingkan pandemi itu sendiri . Duh Gusti … 😰🙈😭
Saya teringat nasihat sahabat saya Setiyardi Reborn yang pernah bilang “Kalo lo belum sampe nangis tiap malam dalam sholat , mungkin memang problem lo belum berat”.
Percaya deh, apa yang ada dihadapan kita sekarang ini luar biasa beratnya.
Sekali lagi, mungkin ini saatnya kita ber “mi’raj” bersama-sama supaya pertolongan Allah itu datang untuk kita
Wallahu a’lam bishawab
🙏🙏🙏