Mengobati Patah Hati Kala Pandemi Corona

14 Mei 2020 19:03 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengurung. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengurung. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hati Andi patah. Hubungannya dengan kekasihnya, sebut saja Ririn, yang sudah berjalan hampir satu tahun kandas di penghujung bulan Maret 2020, beberapa minggu setelah Presiden Jokowi mengumumkan dua pasien positif corona pertama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Hubungan mulai merenggang dan adanya perbedaan dalam menyikapi suatu masalah dalam hubungan. Akhirnya akhir Maret diomongin berdua, terus ya udah, konklusinya putus,” tutur Andi saat dihubungi kumparan, Rabu (13/5).
Pria berusia 28 tahun itu sudah mengira hubungannya akan selesai tapi tidak saat menjelang pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta. Otomatis, ketika PSBB sudah berlaku, Andi mau tidak mau menghabiskan waktu karantinanya di kamar indekos seorang diri.
Andi merasa kesepian. Selain itu, grasa-grusu soal corona di Indonesia membuat Andi cemas dengan lingkungannya. Tapi, kata Andi, tidak ada yang bisa menampung perasaannya.
“Gue berharap sebenarnya sebelum corona itu hubungan kami baik-baik aja karena mau nggak mau adanya corona ini seenggaknya butuh seseorang buat cerita,” ungkap Andi.
Ilustrasi putus cinta. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
Berbeda halnya dengan Didi (bukan nama sebenarnya) yang menyudahkan hubungannya dengan sang pacar. Didi menyebut mantannya dengan inisial R.
ADVERTISEMENT
Didi beberapa kali bertemu tatap muka dengan R membicarakan nasib hubungannya. Hingga akhirnya Didi 1mengetok palu putus cinta saat hari pertama PSBB DKI Jakarta berlaku.
“Sebelum 10 April, kami udah bicara intens topik menjurus ke arah sana (putus). Reaksinya cukup syok dan aku udah expect bakal ada friksi. Tapi aku mikir kalau aku nggak berani ngomong sekarang, nggak akan kelar perkaranya,” ungkap Didi saat dihubungi kumparan.
Didi memang merasa tidak ada kecocokan dengan R berbulan-bulan sebelumnya. Maka, Didi memprediksi tidak akan terlalu patah hati usai putus dengan R. Sedih iya, tapi tidak terlalu.
"Pas awal-awal kami bicara menjurus topik ke arah putus pasti ada rasa kehilangan, mikir dua kali, 'Ini bener nggak ya kalau putus?' Cukup emosional awal-awal pas momen ngomogin ini," ucap Didi.
Ilustrasi putus cinta. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
Mengalami patah hati tentu merupakan hal yang terjadi pada setiap orang. Bisa jadi patah hati karena putus cinta, gagal menikah, hingga ditinggal meninggal orang yang disayang.
ADVERTISEMENT
“Pada awal dia menjalin hubungan, umumnya punya satu tujuan yang ingin dicapai. Tapi ketika ternyata terhenti, berarti ada rasa gagal dalam mencapai tujuan tersebut,” kata pakar psikolog klinis, Dessy Ilsanty, via sambungan telepon.
Sehingga, hal yang mesti dilakukan orang yang sedang patah hati adalah bangkit dari keterpurukannya dan memungut kembali serpihan hatinya.
Pakar psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, mengatakan mereka yang patah hati tetap membutuhkan tempat untuk mencurahkan isi hati. Salah satunya cerita ke sahabat. Meskipun, di masa pandemi ini harus ada adaptasi, seperti absennya afeksi lewat sentuhan.
Perempuan yang kerap disapa Nina ini mengatakan hal tersebut merupakan salah satu bagian dari the new normal akibat wabah virus corona. “Anggap saja ya sudah, ini bagian dari the new normal kita. Mungkin sekarang kalau curhat nggak bisa seasik dulu. Cuman, tetap aja untung masih bisa curhat,” ujarnya via telepon.
ADVERTISEMENT
Andi misalkan. Dia jadi banyak menghabiskan waktu bertemu teman-temannya secara online. “Kebanyakan waktu gue abisin main DOTA, ketemu teman-teman lama. Atau nggak Zoom sama teman-teman kuliah karena nggak ada kegiatan lain di kosan,” katanya.
Mencari Obat Patah Hati Foto: Nadia Wijaya/kumparan
Selain itu, Andi kerap jadi punya gangguan tidur setelah putus dari Ririn. “Gue biasa tidur jam 4 atau 5 pagi waktu itu. Kacau, kepikiran mulu,” ujarnya terkekeh.
Menurut psikiater Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, dr Lahargo Kembaren, ada hubungan antara penyakit fisik dan psikologis yang terjadi akibat patah hati. Salah satunya adalah pola tidur menjadi terganggu seperti yang dialami Andi.
“Orang kalau sudah tidurnya terganggu, efek ke organ tubuh lainnya bermasalah,” ungkap Lahargo beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Maka, yang bisa dilakukan adalah dengan tetap rutin olahraga meskipun hanya bisa dilakukan di rumah dan sekitarnya. Nina mengatakan, salah satu obat putus cinta adalah dengan berolahraga.
"Saat lagi sedih banget sesungguhnya ada beberapa bagian yang terasa kaku dan tidak nyaman. Ketika stretching sesungguhnya yang membuat tubuh kita tidak nyaman itu jadi agak lepas dan bisa lebih nyaman tidurnya," kata Nina.
Selain itu, jika bayangan mantan pasangan kita terus mengusik ketika hendak menutup mata, ada baiknya meluapkan perasaan lewat tulisan. “Yang penting udah keluar dari dalam diri. Segala kekesalan, kebingungan dikeluarkan, diekspresikan lewat tulisan,” kata Nina.
“Intinya, sedapat mungkin ekspresikan atau keluarkan pikiran daripada dipikir sendiri,” lanjutnya.
*****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
ADVERTISEMENT
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.